
Foto: Dok. Ismaya, TN, AY, I
Di Jakarta Culinary Festival 2017, femina bercakap-cakap dengan para chef tentang langkahnya ke depan. Bisa jadi ini intipan proyeksi tren!
Chris Salans
(Spice by Chris Salans dan Mozaic, BALI)

Pesan yang ingin Anda sampaikan melalui event ini?
Indonesia punya culinary scene yang sama bagusnya dengan negara lain. Saya sering pergi ke Amerika, Prancis, dan Jepang, mewakili Indonesia. Jadi, saya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk mempromosikan kekayaan kulinernya sendiri. Saya menjadi sukses seperti sekarang karena masakan Indonesia.
Sejak lama Anda memperkenalkan kecombrang pada hidangan Anda. Bagaimana tahun ini?
Di JCF terdahulu, saya pernah bilang, akan kembali dengan keluak. Dan tahun ini, saya menepati janji dengan membuat keluak menjadi purée, disanding dengan daging bebek dan bit. Saya sempat traveling ke Pulau Banda. Di sana saya terkesan pada buah pala dan ingin mengolah buahnya, bukan bijinya. Saya kaget saat melihat masyarakat di sana memasukkan delapan buah biji pala dalam masakan. Padahal, biasanya di Barat, buah pala hanya dipakai sedikit saja. Saya juga ingin mengulik buah jeruk purut yang jarang disentuh!
Menurut Anda, bagaimana memajukan kuliner lokal?
Kalau ingin membuat masakan Indonesia yang ‘bagus’, ada dua syaratnya: chef asli Indonesia dan distribusi yang baik untuk bahan baku yang berkualitas. Indonesia memilikinya, tapi diekspor ke luar negeri, atau tidak bisa ditemukan di tempat saya berada. Untuk mendapatkannya, saya harus beli dalam jumlah banyak. Ini harus dipikirkan ulang.
(Klik page di bawah untuk praktisi kuliner selanjutnya)
Topic
#trenkulinerjakarta