"Kita perlu wadah yang bisa mengumpulkan musisi jazz seminggu sekali. Siapa tahu dari situ kita bisa menemukan bibit jazz dari Kalimantan, Sumatera, dan daerah-daerah lain. Saya kan orang Purwokerta. Dulu saya melihat Java jazz tuh jauh banget, terlalu besar, rasanya saya orang Purwokerto engaak bakal bisa main di sana," ungkapnya.
Ia yakin, kalau ada wadah yang digelar tiap minggu dan komunitasnya lebih kecil sehingga lebih mudah untuk bermain musik bareng, itu akan lebih baik. Ini bisa mendorong jazz untuk maju lebih pesat. Ia pun ingin berkontribusi dengan memperkaya musik jazz Indonesia lewat lagu-lagu buatannya.
Soal rencana kariernya dalam waktu dekat, Amelia mengaku tengah mempersiapkan untuk memproduksi single baru. "Tahun ini saya ingin membuat single-single saja.Tema lagunya seputar percintaan dan dalam bahasa Indonesia. Kali ini saya sengaja membuat musik yang tidak terlalu idealis jazz, supaya lebih ringan di telinga, radio friendly. Nantinya kalau keluar 4 - 5 single baru saya kompilasi jadi satu album," ujar wanita kelahiran 15 Oktober 1990 ini.
Apakah artinya musiknya akan lebih pop? "Good Music is a good music apapun genre nya. Selama musik kita bisa menghibur orang itu bagus, apapun musiknya. Kalaupun nanti orang bilang musik saya lebih komersil, tidak masalah. Saya hanya perlu jendela untuk bertemu dengan pendengar di luar pendengar musik jazz, karena harus diakui jazz adalah niece market. Pastikan saja musik yang kita bawakan membuat kita bahagia, tidak sekadar untuk jualan," ujar wanita yang pernah memenangkan Angerah Musik Indonesia 2017 untuk kategori karya produksi lagu berlirik spiritual nasrani ini.
Topic
#bajafash, #batam jazz and fashion festival, #amelia ong