
Pagoda Shwedagon
Salah satu pagoda bersejarah dan tertua di Myanmar, bahkan dunia, adalah Shwedagon. Kisah pagoda ini begitu membekas dalam ingatan saya. Sebagai salah satu pagoda terbesar dan paling terkenal, Shwedagon menempati area seluas 114 hektar di bukit Singuttara yang terletak sekitar 3 km arah utara dari pusat kota Yangon. Pagoda ini menjadi tempat ibadah paling suci bagi warga Myanmar yang 90 persen beragama Buddha. Terdapat 4 pintu masuk menuju pagoda.
Saya memilih masuk dari pintu timur, lokasi yang paling ramai pengunjungnya karena di situ dijual juga berbagai suvenir, hingga alat-alat ibadah seperti bunga, lilin, dan dupa. Untuk menjaga kesakralan pagoda, pengunjung harus melepas alas kaki dan memakai kain panjang. Udara panas dan lantai yang seolah menggigit kaki tidak menghalangi niat saya berjalan mengelilingi setiap sudutnya.
Pada dasarnya Shwedagon merupakan suatu kompleks luas berisi pagoda-pagoda berwarna keemasan atau dikenal dengan sebutan Kompleks Kuil Emas. Bangunannya kaya akan seni arsitektur lebih dari 2500 tahun silam. Pagoda Shwedagon yang terbuat dari emas, menjulang tinggi dikelilingi ribuan stupa dan kuil-kuil kecil yang berisikan patung emas Buddha dengan berbagai gaya dan posisi.

Tradisi Menyiram Air di Pagoda Shwedagon
Pantulan cahaya matahari siang itu membuat patung Buddha seolah berpendar. Warga lokal tampak membaur dengan para turis yang membanjiri kuil kuno ini. Pengunjung juga bisa melakukan beberapa ritual yang biasa dilakukan masyarakat setempat seperti meletakkan bunga, menyiramkan air ke patung Buddha, dan memukul genta. Asalkan tetap mematuhi peraturan setempat.
Berlama-lama di tempat ini membuat siapapun terlena dengan ketenangannya. Duduk beralaskan lantai sambil memandang keagungan patung sang Buddha.
Topic
#jalanjalan, #travel, #myanmar