
Foto: 123RF, Dok. Pribadi
Petualangan saya dimulai di kota Yangon yang terletak di bagian Selatan negara Myanmar. Suasana di ibukota Myanmar ini mengingatkan saya pada kondisi Jakarta di sekitar tahun 80-an. Banyak gedung-gedung tua yang kondisinya kurang terawat di sepanjang jalan yang saya lewati. Meski begitu, pembangunan dan renovasi tampak di beberapa jalan-jalan utama baik untuk perkantoran maupun hotel.
Khusus di Yangon, pemerintah setempat melarang penggunaan sepeda motor untuk mengurangi kemacetan. Setiap pagi, dari hotel kecil di daerah padat Yangon, tempat saya menginap, saya tidak bosan memperhatikan para biksu muda berusia 18-25 tahun, berjalan dalam keheningan. Tampak bibir mereka bergerak perlahan membaca doa, sambil tangannya membawa gentong mini berwarna hitam.
Mereka menghampiri warga yang sudah menunggu di depan rumah atau toko masing-masing, siap memasukkan makanan ke dalam gentong yang dibawa sang biksu. Pemandangan yang mengharukan. Kekuatan spiritual seakan menjadi nafas kehidupan masyarakat. Hpaya atau pagoda adalah pemandangan lain yang paling sering saya temukan selama di Myanmar. Hampir semua lanskap dipenuhi bangunan dengan bentuk kerucut berwarna keemasan yang menyembul di tengah bangunan-bangunan lainnya.
Topic
#jalanjalan, #travel, #myanmar