
Foto: Shutterstock
Monosodium Glutamate (MSG) kerap diasumsikan dengan bahan pangan tambahan yang berbahaya karena dapat mengganggu kesehatan tubuh termasuk merusak otak yang berpengaruh pada penurunan intelegensi. Hingga kemudian muncul istilah ‘generasi micin’ yang menggambaran perilaku generasi muda ketika mereka melakukan tindakan tanpa berpikir. Walaupun tentunya asumsi semacam itu belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Mengenai penggunaan bumbu penyedap rasa dan efeknya bagi kesehatan, Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK(K), Ketua Umum PDGKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia) yang ditemui disela-sela acara konferensi pers Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa dengan Bijak Tidak berbahaya Bagi Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT Sasa Inti bersama PDGKI, mengatakan bahwa pembahasan mengenai MSG memang masih marak dibicarakan karena begitu banyaknya mispersepsi yang terjadi di kalangan masyarakat mengenai efek negatifnya terhadap kesehatan.
“Penggunaan bumbu penyedap rasa tidak berbahaya bagi kesehatan selama penggunaannya dilakukan dengan bijak, yang artinya bahan penyedap rasa itu digunakan sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan. Selain itu, dari sisi yang menyantap makanan pun diharapkan selalu memperhatikan gizi yang seimbang,” jelas Prof. DR. Dr. Nurpudji.
“Jika kita memperhatikan asupan gizi dengan baik dan menggunakan MSG dalam porsi yang tepat dan seperlunya, tentunya tubuh kita tetap sehat dan tidak perlu dikhawatirkan bahwa MSG tersebut memberikan efek negatif terhadap kesehatan. Hal ini yang perlu disadari oleh masyarakat agar persepsi mengenai penggunaan MSG tidak lagi rancu dan mengakibatkan tumbuhnya berbagai asumsi yang kurang tepat,” tambahnya.
Berikut 7 fakta tentang MSG yang Anda perlu tahu agar tetap aman mengonsumsinya.
1/ Sejak berabad-abad lalu, MSG merupakan penyedap rasa alami yang diperoleh dari hasil pengolahan rumput laut dan kini dengan berkembangnya teknologi, MSG dibuat dari proses fermentasi tepung yang pengolahannya mirip seperti membuat cuka, minuman anggur (wine) ataupun yoghurt.
2/ Secara kimia, MSG berbentuk seperti bubuk Crystalline berwarna putih yang terkandung atas 78% asam glutamat dan 22% sodium dan air. Asam glutamat yang terkandung dalam MSG tidak memiliki perbedaan dengan asam glutamat yang terkandung dalam tubuh manusia dan dalam bahan-bahan makanan alami seperti keju, ekstrak kacang kedelai dan tomat. Glutamat sendiri memiliki fungsi sebagai penghubung otak ke seluruh jaringan syaraf dan pengendali fungsi tubuh.
3/ Di banyak negara, MSG sering disebut sebagai ‘garam Cina’ (China salt) karena penggunaan MSG memang paling sering digunakan untuk berbagai menu masakan Asia serta beberapa makanan olahan di berbagai negara Barat.
4/ Selain memberikan rasa gurih jika dibubuhkan ke dalam masakan, MSG memberikan aroma khas jika dibubuhkan ke dalam makanan olahan. Rasa gurih yang dihasilkan ini dinamakan dengan rasa umami atau rasa kelima setelah rasa manis, asin, pahit dan asam. Kata umami sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya rasa menyenangkan dan gurih.
5/ Berdasarkan hasil riset yang hasilnya telah dipublikasikan pada tahun 2015 melalui jurnal terbuka berjudul “Flavour” yang berisikan berbagai artikel mengenai “The Science of Taste” disebutkan bahwa rasa umami dapat memperbaiki rasa makanan rendah kalori yang mana hal itu justru dapat menguntungkan bagi kesehatan.
6/ Setiap negara memiliki standar yang berbeda untuk penggunaan penyedap rasa makanan yang aman. Untuk negara-negara di Uni Eropa, tidak terdapat asupan harian yang dapat diterima atau acceptable daily intake (ADI) yang spesifik atas asam amino dan glutamat yang digunakan sebagai penyedap rasa makanan namun penggunaan yang disarankan adalah sebatas 10 gram untuk setiap kilogram makanan dengan catatan bahwa harus digunakan bersamaan dengan proses pengolahan makanan yang baik.
7/ Di Indonesia sendiri, pengaturan penggunaan MSG dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia dalam peraturan Kepala BPOM RI N0. 23 Tahun 2013 mengenai batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan penguat rasa yang mana pada keseluruhan peraturan tersebut dinyatakan bahwa tidak ada ADI yang spesifik atas penggunaan asam glutamat, Mononatrium L-Glutamat maupun Monokalium L-Glutamat. (f)
Baca Juga:
Awal Mula Kikunae Ikeda Menemukan Umami
6 Makanan yang Diduga Sehat Tapi Ternyata Bahayakan Kesehatan
Konsumsi Camilan Gambaran Kondisi Kesehatan Tubuh
Faunda Liswijayanti
Topic
#MSG, #penyedaprasa