Sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengatasi tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi penyakit menular mematikan.

Untuk mengubah keadaan ini, pemerintah dan para peneliti tengah bekerja keras mengembangkan vaksin TBC yang lebih efektif. Upaya ini sangat penting karena vaksin BCG yang sudah digunakan sejak lama ternyata belum cukup melindungi semua kalangan, terutama orang dewasa juga remaja yang rentan terhadap TBC kebal obat.

Dengan vaksin baru, menjadi harapan besar untuk menghentikan penyebaran penyakit ini dan mencapai target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030.

Tiga kandidat vaksin dalam uji klinis

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) saat ini terlibat dalam uji klinis tiga kandidat vaksin TBC. Dilansir dari kantor berita Antara, ketiganya diuji untuk mencari yang terbaik diterapkan di Indonesia. Berikut ketiga vaksin yang tengah menjalani uji coba:

1/ M72/AS01E
Dikembangkan oleh GlaxoSmithKline dan Yayasan Bill & Melinda Gates, vaksin ini telah memasuki uji klinis fase 3 di Indonesia sejak September 2024. Uji klinis ini melibatkan institusi seperti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan beberapa rumah sakit di Jakarta. Efikasi awal menunjukkan perlindungan sebesar 50%–54%, dan jika berhasil, vaksin ini diharapkan tersedia pada akhir 2028. 

2/ BNT164a1
Vaksin berbasis mRNA hasil kolaborasi BioNTech dan Bio Farma. Setelah menyelesaikan uji coba fase 1, Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2. 

3/ AdHu5Ag85A
Vaksin vektor virus yang dikembangkan oleh CanSinoBio dan Etana, saat ini dalam tahap uji klinis fase 1 di Indonesia. 
 

Kejar target produksi di tahun 2028 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa vaksinasi merupakan "game changer" dalam upaya percepatan penanganan TBC, selain skrining dan terapi pengobatan. Budi menargetkan agar vaksin TBC baru dapat diproduksi pada akhir 2028, dan diluncurkan pada tahun 2029 nanti.

Namun, pengembangan vaksin TBC saat ini menghadapi tantangan signifikan, termasuk kompleksitas teknologi dan tingginya risiko kegagalan pada tahap uji klinis. Melihat ini, pemerintah bukan hanya mengandalkan satu produsen namun melibatkan beberapa produsen vaksin juga sejumlah uji klinis dengan melibatkan berbagai teknologi dari Jerman, Amerika, dan China.
 

Masih dalam pertimbangan program kesehatan nasional

November silam, WHO dan Kemenkes RI mengadakan pertemuan nasional di Bali, dengan agenda pengembangan kandindat-kandidat vaksin baru, serta potensi dampak vaksin-vaksin TBC baru untuk orang dewasa dan remaja. Dibahas pula pertimbangan penggunaannya dalam program kesehatan nasional.

Pemerintah menaruh harapan jika vaksin M72/AS01E berhasil, ia akan menjadi vaksin TBC pertama yang disetujui dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Ini sekaligus jadi harapan baru dalam upaya global mengatasi beban TBC.

Semoga penyebaran vaksin baru untuk dewasa dan remaja akan menjadi kemenangan bagi kesehatan masyarakat Indonesia juga langkah besar untuk dunia bebas TBC.

Baca juga:
Ini Dia 5 Tip Ampuh Kembali Bugar dan Bersemangat!
Kenali 4 Stress Language Ini Demi Jaga Kesehatan Mental
4 Cara Halau si Penyakit Manis yang Tenang Tapi Menghanyutkan
 

Laili Damayanti

---

Topic

#IndonesiaBebasTBC2030, #VaksinTBCBaru

---