Foto: Dok. Pribadi
1/ Pipiltin Cocoa
Dengan tujuan ingin semakin meningkatkan pamor cokelat Indonesia, Tissa Aunilla mendirikan Pipiltin Cocoa pada tahun 2013. Produk cokelat yang ditawarkan Pipiltin Cocoa sangat variatif, memiliki cerita istimewa, dan kekhasan rasanya sendiri, karena coklat yang ditawarkan berasal dari berbagai daerah seperti Pidie Jaya Aceh, Glenmore Banyuwangi, Tanazozo Flores, hingga Ransiki Papua Barat.
Yang menarik, Pipiltin Cocoa juga menggerak bisnis cokelat dari hulu hingga hilir. Di hulu Pipiltin memberdayakan petani kakao dari Aceh sampai Papua. Sedangkan di Hilir, selain memproduksi cokelat aneka olahan, Pipiltin juga tak bosan berkolaborasi dengan berbagai partner usaha untuk membuat produk cokelat yang inovatif. Inilah yang membuat bisnis Pipiltin terlihat istimewa.
Menjaga pasokan cokelat berkualitas tidak mudah. Tissa perlu hands-on dengan cara berinteraksi ke petani dan menanamkan keyakinan. Cokelat ini ditanam secara organik, tak mencemari lingkungan keluarga petani, mendukung ekosistem flora dan fauna sekitarnya. Tak semata menghasilkan cokelat yang lebih enak, penanaman terstandarisasi berpengaruh secara jangka panjang.
Sementara itu, kemasan produk yang premium membuat Pipiltin Cocoa dilirik konsumen asing. Kini Pipiltin Cocoa diekspor hingga ke Jepang, Singapura yang terbaru adalah Rusia.
Foto: Dok. Pribadi
2/ Krakakoa
Krakakoa didirikan pada tahun 2013 oleh Sabrina Mustopo sebagai bisnis sosial yang memberdayakan petani kakao kecil untuk bisa menghasilkan cokelat Indonesia yang berkualitas, tak hanya di dalam negeri tapi juga pasar internasional. Sebagai perusahaan, Krakakoa juga menjadi produsen olahan coklat yang melestarikan lingkungan.
Dalam upaya membina petani cokelat Sumatera, misalnya, Krakakoa memberikan peralatan penunjang pertanian kakao, pelatihan, dan kerelaan untuk membayar lebih untuk tiap satu kilogram cokelat di atas angka fair trade. Ia menghadirkan konsep farmer to bar yang saat itu belum banyak ditemui.
Biji cokelat Krakakoa diolah di dapur Research and Development di Lampung, mensyaratkan cokelat yang telah melalui proses tujuh hari fermentasi. Proses fermentasi membuat cokelat mengembangkan aroma alaminya sesuai karakter wilayahnya. Akan muncul wangi rempah dan buah-buahan yang komplementer terhadap rasa cokelat yang secara alaminya pahit. Ini justru nikmat! Produk Krakakoa juga mengandung cocoa butter, tidak digantikan dengan minyak kelapa sawit.
Krakakoa mendulang prestasi bergengsi dengan total enam medali dalam ajang penghargaan Academy of Chocolate, beberapa di antaranya adalah AOC Silver dan Bronze Winner 2017. Ini menjadikan Krakakoa sebagai pembuat cokelat Indonesia pertama yang memenangkan penghargaan apapun di kompetisi tahunan bereputasi tersebut.
Produk-produk Krakakoa yang meliputi chocolat bar, chocolate snack, hingga chocolate powder juga telah diekspor ke sejumlah negara seperti Singapura, Jepang hingga EU.
Baca Juga: Chocodot Indonesia & FudgyBro
Faunda Liswijayanti
Topic
#cokelat, #wanwir, #bisnis