
Foto: Stocksnap.io
Jika berkunjung ke portal tersebut akan terlihat bahwa banyak sekali informasi yang bisa kita dapatkan di masa mendatang. Namun, untuk saat ini baru ada beberapa kanal yang sudah memiliki informasi, salah satunya media sosial Waze yang membantu masyarakat menelusuri kemacetan jalanan di ibu kota.
Pemprov DKI bekerja sama dengan pengembang aplikasi Waze agar masyarakat tahu rute jalan mana yang sebaiknya diambil. “Dengan begitu, masyarakat bisa lebih produktif karena penggunaan waktunya lebih efisien,” jelas Setiaji.
Waze bukanlah satu-satunya media sosial yang dimanfaatkan. Pemprov DKI juga bekerja sama dengan pengembang aplikasi Qlue. Aplikasi ini adalah media sosial untuk melaporkan adanya masalah yang terjadi di Jakarta. Masyarakat bisa melaporkan dengan mengunggah foto dan laporan tersebut akan segera ditindaklanjuti oleh lurah setempat.
“Jakarta dikenal sebagai ibu kota media sosial. Warganya sangat hobi nge-tweet dan main Facebook. Kami pun berpikir mengapa tidak menggunakan media sosial untuk hal yang lebih penting, yaitu melaporkan masalah yang terjadi di sekitar kita,” kata Setiaji. Ada 16 kategori yang bisa dilaporkan oleh warga lewat Qlue, mulai dari sampah, banjir, kebakaran, hingga kecelakaan.
Hingga saat ini sudah ada 100.000 orang yang mengunduh aplikasi Qlue. Itu berkat sosialisasi yang terus dilakukan oleh Pemprov DKI dan pengembang Waze di berbagai acara, termasuk Pekan Raya Jakarta.
Setiaji mengakui bahwa lewat Qlue, Pemprov DKI mencoba mengajak masyarakat untuk sama-sama membangun Jakarta dengan melaporkan kondisi sekitarnya. “Ada tiga status di dalamnya: merah untuk laporan baru, kuning bila masalah sedang diproses, dan hijau kalau sudah selesai ditindaklanjuti oleh aparat,” jelas Setiaji.
Media sosial ini sudah menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. “Qlue juga dijadikan faktor penilaian kinerja para Lurah. Karena, dalam aplikasi ini juga dilengkapi dengan bobot penilaian. Aplikasi ini juga menampilkan peringkat lurah berdasarkan tindak lanjut yang dilakukan terhadap laporan yang masuk.
Setiaji mengakui saat ini ia sedang berfokus pada target tahap pertama Jakarta Smart City, yaitu pengawasan kota. “Ini kami jalankan sambil menunggu pembangunan infrastruktur yang terus berjalan, seperti pemasangan CCTV, pembuatan MRT, dan perluasan jaringan 4G,” ujarnya. (f)
Cesy Yulia
Topic
#HUTJakarta