Foto: Shutterstock
Sejak Selasa (19/7/2022), Women20 (W20), salah satu engagement group G20 Indonesia Presidency 2022, melangsungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau W20 Summit di Parapat, Sumatera Utara.
KTT yang berlangsung selama tiga hari ini dihadiri 41 delegasi dari 15 negara dan berfokus membahas topik kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, terutama perempuan marjinal yang berada di pedesaan dan penyandang disabilitas.
Foto: Dok. W20
Menurut Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, jauh hari sebelum KTT yang berlangsung di Danau Toba, W20 telah menyiapkan delapan rekomendasi atau komunike yang dihasilkan dari rangkaian panjang kegiatan W20 di empat lokasi sebelumnya yaitu Banjarmasin, Manokwari, Likupang, dan Batu. "Setelah kickoff pada Desember 2021 lalu, W20 menjadi yang pertama menyelesaikan summit sekaligus menjadi engagement group pertama yang telah menghasilkan komunike dari gelaran pertemuan berskala internasional ini," ungkap Uli.
Rencananya delapan rekomendasi ini akan diberikan kepada Presiden Joko Widodo yang akan hadir menutup W20 Summit di Danau Toba, Sumatera Utara, untuk dibawa ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Pertemuan W20 Summit 2022 ini menjadi momentum untuk menagih janji kepada para pemimpin G20 terkait kesadaran gender, diskriminasi perempuan, dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan. Dimana sebelumnya, janji tentang kesetaraan gender dan penghapusan diskriminasi perempuan ini sempat disampaikan dalam pertemuan pemimpin G20 di Brisbane Tahun 2014. Sehingga tahun ini menjadi agenda W20 untuk mendesak para pemimpin G20 untuk menghapus segala bentuk diskriminasi terhada perempuan dan mendorong pemberdayaan perempuan.
Seperti dikutip dari kompas.id, pemberdayaan ekonomi perempuan menjadi pintu masuk untuk meningkatkan daya tawar perempuan di dalam rumah tangga dan masyarakat. Partisipasi perempuan di dunia kerja terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat apabila disertai dengan dukungan. Sehingga dibutuhkan komitmen lebih dari para pemimpin G20 untuk mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan dan mencapai kesetaraan gender.
Karena faktanya, sejak Janji Brisbane 2014, delapan tahun lalu, selisih partisipasi perempuan terhadap laki-laki di pasar kerja masih lebih dari 20 persen. Partisipasi perempuan terhalang kewajiban sosial mengurus rumah tangga dan keluarga. Di 10 negara anggota G20 jumlah perempuan pengusaha menurun karena akses permodalan yang tidak setara. Selain itu, 1 dari 4 perempuan juga pernah mengalami kekerasan dari pasangan dalam hidupnya.
Co-chair W20, Dian Siswarini memerinci ada delapan poin penting komunike yang diajukan oleh W20, yaitu:
- Mengadopsi strategi nasional keadilan dan kesetaraan gender sejalan dengan penerapan HAM.
- Membangun G20 Data Gender Network untuk memastikan kepastian data gender.
- Mempromosikan peraturan anti kekerasan gender dan meratifikasi konvensi ILO 190.
- Mendorong keberlangsungan Women Enterpreneurs Finance Initiative dan berkomitmen memberikan pendanaan US$350 juta.
- Mengalokasikan dana 1 persen dari pajak global yang disepakati negara G20 untuk membantu pendanaan bagi UMKM yang dijalankan perempuan.
- Meningkatkan investasi infrastruktur inklusif sebesar 25 persen di pedesaan pada 2030.
- Menjalankan mandat memperkerjakan penyandang disabilitas di sektor publik tidak kurang dari 3 persen.
- Membangun dan memberdayakan perempuan penyandang disabilitas dan anak-anak perempuan di pedesaan.
Baca Juga:
Chair W20, Handriyani Uli Silalahi : W20 Summit Harus Bawa Perubahan Pada Kondisi Perempuan
Tobatenun Berdayakan Perempuan Perajin Tenun Batak
B20 WiBAC Sebut Kesetaraan Gender dalam Kewirausahaan akan Dorong Pertumbuhan PDB Global Hingga 6 Persen
Faunda Liswijayanti
Topic
#w20, #kesetaraangender, #pemberdayaanperempuan