Trending Topic
Terkait Peristiwa Kartini Kendeng, Dian Sastrowardoyo Klarifikasi Kesetaraan Gender

18 Apr 2016


Foto: Instagram

Dian Sastrowardoyo kesal membaca pemberitaan mengenai dirinya yang mengesankan tidak peduli terhadap sesama perempuan. Ketika menjadi salah satu pembicara Seminar Nasional Spirit Kartini Dalam Membangun Bangsa yang Mandiri, Kreatif, dan Berkarakter di Jepara (16/04) lalu, aktris cantik ini memberikan pendapat soal aksi Kartini Kendeng. Sayangnya, jawaban Dian atas pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang peserta hanya dikutip sebagian.

Sesuai artikel yang dilansir salah satu portal berita berjudul Terkait Aksi "Kartini Kendeng", Ini Kata Dian Sastro pada tanggal 16 April 2016, tertulis, “Saya melihat fenomena bicara perempuan itu, ada tanda tanya besar. Apakah polemik itu terlalu politis bagi laki-laki. Kenapa yang bicara malah perempuan, saya nggak tahu," kata Dian, di Jepara, Sabtu (16/4/2016).

Ternyata kalimat tersebut belum sepenuhnya selesai. Pemeran Cinta dalam film fenomenal Ada Apa dengan Cinta ini pun langsung mengirimkan surat klarifikasi. Berikut poin yang diklarifikasi oleh Dian via akun Instagram pribadinya therealdisastr.


“Sangat menyayangkan pemberitaan Kompas.com yang salah mengutip pendapat saya sehingga berita menjadi salah dan merugikan kami. Saya memakai hak jawab saya dan menulis surat klarifikasi ke Kompas.com, semoga segera dibetulkan. Fyi ini poin yang saya klarifikasikan…

“Saya dan mas Hanung Bramantyo diundang menjadi pembicara seminar tentang Kartini oleh Pemda Jepara pada tanggal 16 April 2016. Pada acara tersebut, saya menekankan perlunya kemandirian perempuan dan bagaimana perempuan berperan penting dalam kemajuan sebuah bangsa.

“Salah seorang peserta menanyakan pendapat saya tentang kasus Kartini Kendeng dan jawaban saya adalah, ‘Saya kurang paham atas kasus tersebut dan belum mendalami duduk permasalahannya, sehingga pengetahuan saya sangat terbatas dan belum tahu harus menjawab apa.’

“Saya sangat prihatin dan sedih atas nasib ibu-ibu tersebut yang mempertaruhkan kesehatannya. Di luar itu, saya jadi tertarik dan bertanya-tanya sendiri, apabila kasus ini sangat serius,kenapa yang berjuang hanya ibu-ibunya? Untuk kasus sebesar ini, bukankah seharusnya diperjuangkan secara bersama-sama antara lelaki dan perempuan ya? Apakah karena hal ini terlalu politis buat kaum laki-lakinya, sehingga kaum perempuannya yang maju? Dan apakah karena dalam hal ini, kaum perempuan tidak terikat dari segala hal yeng berbau politik dan hirarki patrialis, sehingga di luar hal-hal domestik yang dilakukannya, perempuan dianggap lebih bebas dan netral dalam mengungkapkan pendapat dan angkat bicara ya ?”

“Saya kecewa atas kesalahan pihak Kompas.com dalam mengutip pendapat saya sehinga berkesan saya tidak mendukung perjuangan ibu-ibu tersebut. Lebih jauh lagi penulisan dalam Kompas.com memberi implikasi bahwa saya menyarankan perempuan hanya mengurusi hal domestik serta menyerahkan urusan politik ke pihak laki-laki. Ini sama sekali tidak benar dan bertentangan dengan prinsip saya yang sangat menjunjung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang selalu saya perjuangkan dari dulu,” ungkap Dian.
 
Untunglah berita terkait langsung diralat Kompas.com pada tanggal 17 April 2016. (f)


Topic

#DianSastrowardoyo