Foto: Freepik
Sudah hampir satu tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Virus baru yang ditemukan pertama kali di kota Wuhan, China Desember 2019 lalu ini memang masih menyimpan banyak pertanyaan. Dunia kesehatan terus meneliti virus yang disebut dengan SARS-COV2 yang hingga awal November 2020 telah menginfeksi 49,2 juta warga dunia di 216 negara, dengan angka kematian mencapai 1,24 juta.
Di Indonesia sendiri, sejak pertama kali virus COVID-19 ditemukan pada Maret 2020, hingga data terakhir Jumat, 6 November 2020 jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sudah mencapai 429.574 dengan angka kesembuhan mencapai 360.705 dan kematian mencapai 14.442.
Data yang sama yang dikeluarkan Satgas Penanganan COVID-19 juga menyebutkan ada 19 kabupaten kota dengan risiko penyebaran virus COVID-19 yang tinggi, 371 kabupaten kota dengan risiko sedang, dan 104 kabupaten kota dengan risiko rendah. Hanya 20 kabupaten kota yang tidak terdampak dan masuk dalam zona hijau, yaitu zona dengan risiko penyebaran virus ada tetapi tidak ditemukan kasus positif COVID-19.
Saat ini dunia tengah melawan COVID-19, berbagai langkah dilakukan untuk mencegah penyebaran virusnya. Edukasi telah dilakukan pemerintah agar masyarakat mengenal COVID-19 dan mampu melawannya bersama. Karena untuk bisa ‘menang’ kita harus tahu ‘musuh kita’ dan kelemahannya.
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang COVOD-19, terutama wanita, femina menggelar survei bertema Cek Pemahaman Kita Tentang COVID-19 pada akhir Oktober lalu dengan responden mencapai 402 orang. Hasilnya cukup menarik.
Bahwa mayoritas wanita paham tentang COVID-19 sebagai penyakit menular (99%) yang disebabkan oleh virus (92%). 95% responden juga paham bahwa proses penularan COVID-19 terjadi dari manusia ke manusia lewat droplet. Meski begitu, ada 3% yang menganggap virus COVID-19 bisa menular dari hewan ke manusia.
Walaupun 92% wanita mengetahui bahwa COVID-19 disebabkan oleh virus, namun baru 61% saja yang mengetahui nama virus penyebab COVID-19, yaitu SARS-COV2. Sisanya menyebut nama virus COVID-19 sebagai virus corona (20%), virus COVID-19 (18%), dan virus SARS (1%).
Mayoritas wanita juga mampu mendeteksi gejala COVID-19 seperti kehilangan kemampuan mencium, batuk dan pilek. Hanya sekitar 10% saja yang tidak mengetahui kehilangan kemampuan mencium atau anosmia sebagai gejala COVID-19. Dan 94% responden mengetahui COVID-19 menyerang organ paru-paru.
Kabar baiknya, seluruh responden (100%) paham tentang protokol kesehatan di era new normal, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Selama obat dan vaksin untuk COVID-19 belum ditemukan, 95% responden memilih melaksanakan protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh dengan makan sehat dan hidup sehat sebagai cara untuk melindungi diri dari penularan COVID-19.
Selain itu, sekitar 67% dari responden mengaku belum pernah melakukan test COVID-19. Sekitar 23% melakukan rapid test dan 9% melakukan test swab dan rapid test karena alasan mobilitas yang tinggi. (f)
Baca Juga:
Aturan Perjalanan Umrah Saat Pandemi Covid-19
Kini Tes Swab Antigen Tersedia Secara Drive Thru di Jakarta & Surabaya
Norma Sosial Jadi Alasan Orang Rendah Terapkan Disiplin Perilaku Jaga Jarak
Faunda Liswijayanti
Topic
#3m, #ingatpesanibu, #satgas, #covid19, #corona, #surveifemina