
Dok: FLW
Wakil Presiden Republik Iran Bidang Wanita dan Keluarga, Massoumeh Ebtekar, pada Rabu (2/5/) melakukan kunjungan ke kantor Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang terketak di kawasan Imam Bonjol. Dan disambut hangat oleh Ketua Umum Kowani, Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo, beserta jajaran pengurus Kowani lainnya.
Dalam kesempatan ramah tamah ini, Giwo menyampaikan tentang rasa bangga atas kunjungan Ebtekar, dan berharap ini menjadi langkah awal dari hubungan kerjasama antara Kowani dengan wanita Iran.
Giwo juga bercerita tentang Kowani yang merupakan organisasi wanita tertua dan terbesar di Indonesia yang saat ini mewadahi 91 organisasi wanita di tingkat pusat. Saat ini Kowani fokus untuk mengembangkan potensi wanita dan anak-anak di Indonesia, sekaligus memperjuangkan hak-hak kesetaraan untuk wanita, serta perlindungan untuk anak.
Ebtekar mengaku kagum dengan pencapaian Kowani dan belajar banyak dari organisasi wanita di Indonesia ini. Ia juga berharap ke depannya akan lebih banyak pertukaran informasi mengenai keberhasilan dan tantangan negara masing-masing dalam hal pemberdayaan wanita.
Tak sekedar berbagi informasi mengenai perkembangan wanita, Kowani dan Ebtekar berencana melanjutkan kerja sama antara lain seperti pertukaran untuk pelatihan.
“Dari cerita beliau, kehidupan wanita di Iran sudah sangat progresif. Tidak seperti yang orang bayangkan tentang negara Islam, wanita memiliki ruang gerak yang terbatas. Beliau juga mengungkapkan bahwa dalam Islam, wanita mendapatkan posisi yang tinggi,” kata Giwo.
Kini wanita Iran telah berpartisipasi luas dan sukses dalam berbagai bidang. “Saat ini 60 persen yang masuk ke universitas-universitas di Iran adalah wanita,” kata Ebtekar.
Massoumeh Ebtekar adalah satu dari dua wanita anggota kabinet Presiden Iran Hassan Rouhani. Di bidang pemerintah Iran, Ebtekar bukan nama baru. Dalam pemerintahan sebelumnya, Ebtekar juga menduduki posisi yang sama, sebagai Wakil Presiden Bidang Wanita dan Keluarga.
Kehadiran Ebtekar ke Indonesia dalam rangka memenuhi undangan Din Syamsudin, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia dalam urusan dialog dan kerjasama antaragama dan peradaban, sekaligus menghadiri Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Islam wasathiyah (moderat) pada 1-3 Mei 2018. (f)
Baca Juga:
Miwa Kato, Direktur Regional UN Women Asia Pasifik Terpikat Indonesia
Lupita Ardhyaningrum, Penyintas Kekerasan Seksual Bicara Tentang Pengalamannya di Forum Global
Hukum Belum Memihak Kaum Difabel
Faunda Liswijayanti
Topic
#pemberdayaanwanita