
Foto: Saparinah Sadli dari Cover Buku Memasyarakatkan Psikologi, Belajar dari Saparinah Sadli
Wanita kelahiran Tegalsari, Jawa Tengah itu dikenal sebagai aktivis yang gigih memperjuangkan hak-hak wanita, isu gender dan HAM. Ibu Sap, demikian ia akrab dipanggil, telah meraih beberapa penghargaan seperti The Asia Special Lifetime Achievement Award 2008 dan Anugerah Hamengkubuwono IX 2004.
Di buku yang sekaligus menjadi hadiah ulang tahun Ibu Sap ke-90 itu, sejumlah penulis menuangkan pandangan mereka tentang sosok Ibu Sap yang sangat mendukung upaya pemberdayaan wanita. Di antaranya, Solita Sarwono, Kristi Poerwandari, Livia Iskandar, Bernadette Setiadi dan Nani Nurrachman.
"Bahkan di usianya yang sudah menginjak 90 tahun, Ibu Sap masih memperhatikan kaumnya dengan mendirikan Sahabat Lansia Tangguh yang sangat peduli dan memotivasi lansia wanita untuk tetap aktif dan mandiri," ucap Kristi Poerwandari, Dosen Psikologi UI dan Pendiri Yayasan Pulih, lembaga advokasi dan pendampingan wanita korban kekerasan.
"Kisah Saparinah Sadli memperjuangkan kesetaraan gender dan hak asasi manusia pantas diabadikan," jelas Solita Sarwono, psikolog yang aktif menangani bidang Public Health & Gender di NEDWORC Association.
Ibu Sap juga menyampaikan apresiasi pada seluruh penulis dan harapannya. “Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi bagi wanita-wanita Indonesia, terutama mereka yang berprofesi sebagai psikolog.” Mulai 22 April 2017, buku ini sudah dapat Anda temukan di toko buku terdekat. (f)5 Inspirasi dari Wanita Sukses di Industri IPTEK
Simak laporan femina dari Perayaan Hari Kartini 2017 lainnya di topik #SuaraAndaBerharga dan #Kartini
Artikel ini telah diperbarui pada 25 April 2017.
Topic
#SuaraAndaBerharga, #Kartini