
Kiri ke kanan: Kamila Andini, Sutradara dan Produser Film, Lika Satvarini, CEO Lively Training Academy dan host acara, Nia Elvira. Foto : Dok. Femina
Sejalan dengan ini, brand sepatu Geox dan Femina mengajak para wanita aktif, wanita karir, freelancer, konsultan wanita, wanita wirausaha hingga business owner untuk berbagi dan saling menguatkan dukungan terhadap sesama wanita dalam sesi Intimate Brunch bertajuk "In Her Shoes". Acara yang dihelat untuk merayakan pencapaian-pencapaian diri baik dalam karya, karir, juga kehidupan pribadi para wanita Indonesia ini juga merupakan ajang perayaan International Women’s Day dan Hari Kartini yang belum terlalu jauh dari event yang berlangsung belum lama ini.
Bertempat di The Coffee Bean Tea & Leaf - Grand Indonesia, pada Sabtu 27 Mei 2023 lalu, Geox dan Femina menghadirkan 2 pembicara inspiratif yakni, Kamila Andini - Sutradara dan Produser Film serta Lika Satvarini, CEO Lively Training Academy juga Certified Self Growth and Career Coach. Selama acara berlangsung, banyak sekali ilmu soal pengembangan diri dan cara menangkal efek negatif lingkungan yang dibagikan.

Intimate brunch "In Her Shoes" persembahan Geox dan Femina, mempertemukan para wanita Indonesia untuk merayakan pencapaian diri dan saling dukung sesama wanita. Foto: Dok. Femina
Wanita Perlu Dukung Wanita
Para wanita memiliki peluang lebih besar untuk memilih ingin menjadi apa di dalam masyarakat maupun memilih kehidupan pribadi seperti apa yang dijalani hingga masa depan mereka. Akan tetapi di era seperti saat ini - yang sangat didominasi dengan media sosial - kehidupan wanita terasa semakin 'kejam' dengan penilaian orang-orang yang bebas mengintip ke beranda media sosial serta meninggalkan komentar-komentar negatif tanpa melihat latar belakang serta fakta yang sesungguhnya terjadi.Wanita dapat menjadi korban kejamnya komentar netizen, namun di sisi lain tanpa sadar wanita juga bisa menjadi pelaku ‘penghakiman’ khususnya pada sesama wanita.
"Support perempuan terhadap perempuan, saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah juga kelompok-kelompok perempuan Indonesia. Namun kita juga perlu menjaga kenyamanan dan memahami perbedaan," demikian pesan Petty S. Fatimah, Editorial Director Prana Group juga Editorial in Chief Femina saat membuka acara Intimate Brunch "In Her Shoes".

Kamila Andini, seorang sutradara dan produser film, berbagi tentang rumitnya bekerja di dunia perfilman yang pada dasarnya didominasi oleh laki-laki. Foto: Dok. Femina
Suara Perempuan di Dunia Maskulin
Bukan hanya wanita yang menjadi pekerja di level menengah dan pemula yang merasakan dampak dunia pekerjaan yang terkadang kurang bersahabat terhadap kebutuhan dan suara para pekerja wanita. Pekerja seni tingkat atas, se-level Kamila Andini - yang merupakan sutradara dan produser film penerima 15 penghargaan film internasional - juga merasakan tekanan dunia film yang didominasi sisi maskulin."Saat saya masuk ke dunia film, saya menyadari bahwa dunia film adalah dunia yang sangat maskulin," ungkap wanita yang juga meraih penghargaan kategori Best Film di penghargaan Asia Pacific Screen Awards 2022 tersebut.
Masih menurut Kamila, di dunia perfilman Indonesia, dari sisi perimbangan pekerja film, sutradara wanita di Indonesia hanya sekitar 20% saja dibandingkan sutradara laki-laki. Selain itu, dari sisi pemeran wanita dalam film juga banyak ditekan oleh perspektif laki-laki, baik dari sisi peran, penokohan, penampilan dan sebagainya. Namun demikian, perlahan-lahan Kamila berusaha memasukkan keterwakilan wanita dalam dunia film.
Pada awal filmografinya, Kamila banyak mengangkat soal wanita. Dan setelah menikah, Kamila juga banyak berbicara perspektif wanita dalam karya-karya filmnya. "Itu semua merupakan perjalanan yang menarik buat saya," ungkap Kamila yang tidak menolak jika dirinya sempat dibayangi nama besar ayahanda Garin Nugroho pada awal berkiprah, namun ia tetap berusaha membuat karya-karya terbaiknya dan membuktikan bahwa dirinya layak dipandang sebagai seorang sutradara maupun produser film mumpuni yang patut diacungi jempol karena kemampuannya.

Iko Bustomi, pemenang Indonesia's Next Top Model season ketiga (2022) yang juga Finalis Wajah Femina 2014 melihat koleksi sepatu Geox. Foto: Dok. Femina
Self-Awareness Adalah Kunci Pengembangan Diri
Setiap wanita perlu percaya diri dengan pilihan-pilihan yang dibuatnya dan dihormati tanpa dihakimi. Namun dengan semakin meluasnya penggunaan media sosial, wanita sering mendapat penghakiman oleh netizen bahkan sesama wanita. Komentar-komentar negatif ini pun kadang mengganggu dan menurunkan rasa percaya diri wanita. Padahal, rasa percaya diri ini penting untuk mendukung wanita mengembangkan diri sendiri dalam hal apa pun.
"Self-awareness itu adalah kunci untuk 'tahan banting'. Untuk membuat diri kita kuat, self awareness harus hadir. Dan, itu membuat kita tidak sembarangan nge-judge orang lain," pesan Lika Satvarini, CEO Lively Training Academy juga Certified Self Growth and Career Coach .
Masih menurut Lika, wanita boleh saja meluangkan waktu untuk diri sendiri dan terbebas dari pendapat orang lain. Tidak semua pendapat orang harus didengar dan diikuti.
"Pikiran orang lain itu, tidak bisa kita kontrol. Apapun yang kita lakukan, akan ada aksi dari orang berdasarkan pemikiran yang dipunya. Bisa jadi orang itu akan benci atau tidak suka pada kita. Apa pun yang orang lain pikirkan, kita tidak bisa mengubah pendapat maupun orang tersebut," tambah wanita yang memiliki pengalaman selama 20 tahun mengajar dan menjadi fasilitator di bidang professional image, grooming, business etiquette dan communication tersebut.
Apa yang perlu dilakukan jika menerima pendapat negatif? Cari kembali tujuan hidup kita, tetap fokus pada tujuan yang ingin diraih dan biarkan saja pendapat orang lain tanpa mengusik rencana hidup yang telah disusun.
Selanjutnya, kita bisa mencari role model untuk menyemangati dan menjadi referensi untuk langkah-langkah pengembangan diri selanjutnya. Selain itu, cari dari diri kita sendiri, apa yang sudah kita miliki dan pikirkan bagaimana menambahkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengatasi gap antara apa yang kita inginkan dan kita miliki.
"Self-awareness itu adalah kunci untuk 'tahan banting'. Untuk membuat diri kita kuat, self awareness harus hadir. Dan, itu membuat kita tidak sembarangan nge-judge orang lain," pesan Lika Satvarini, CEO Lively Training Academy juga Certified Self Growth and Career Coach .
Masih menurut Lika, wanita boleh saja meluangkan waktu untuk diri sendiri dan terbebas dari pendapat orang lain. Tidak semua pendapat orang harus didengar dan diikuti.
"Pikiran orang lain itu, tidak bisa kita kontrol. Apapun yang kita lakukan, akan ada aksi dari orang berdasarkan pemikiran yang dipunya. Bisa jadi orang itu akan benci atau tidak suka pada kita. Apa pun yang orang lain pikirkan, kita tidak bisa mengubah pendapat maupun orang tersebut," tambah wanita yang memiliki pengalaman selama 20 tahun mengajar dan menjadi fasilitator di bidang professional image, grooming, business etiquette dan communication tersebut.
Apa yang perlu dilakukan jika menerima pendapat negatif? Cari kembali tujuan hidup kita, tetap fokus pada tujuan yang ingin diraih dan biarkan saja pendapat orang lain tanpa mengusik rencana hidup yang telah disusun.
Selanjutnya, kita bisa mencari role model untuk menyemangati dan menjadi referensi untuk langkah-langkah pengembangan diri selanjutnya. Selain itu, cari dari diri kita sendiri, apa yang sudah kita miliki dan pikirkan bagaimana menambahkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengatasi gap antara apa yang kita inginkan dan kita miliki.

Ayesha Aziz, CEO Trans Fashion Indonesia menjelaskan harapan Geox dalam pengembangan diri para wanita. Foto: Dok. Femina
Kembangkan Diri dalam Sepatu Sendiri
Penjelasan Lika dan Kamila telah membuka kesadaran para wanita akan pentingnya mengembangkan diri sesuai dengan kapasitas dan kemampuan diri sendiri. Bukan berdasarkan ukuran maupun pendapat orang lain.Kepedulian Geox terhadap pengembangan diri wanita diwujudkan dengan menghadirkan sepatu yang memahami kebutuhan wanita aktif. Geox membawa energi positif dan dinamis, dengan keindahan desain yang dimiliki meletakkan nilai gaya formal dan desain kasual sporty yang menjadi semangatnya tersendiri.

Koleksi Geox sangat memahami wanita dan kebutuhannya untuk aktif serta menjadi diri sendiri. Foto: Dok. Geox
"Geox celebrating comfort and each women's life everyday," pesan Ayesha Aziz, CEO Trans Fashion Indonesia dalam sambutannya.
Semua alas kaki Geox dibuat dalam warna-warna alami dan sangat feminin dan diaksentuasikan dengan berbagai aksen bercahaya cerah. Selain itu, setiap alas kaki Geox didukung oleh keunggulan teknologi tinggi yang memberikan kemampuan breathability, thermo-regulation dan waterproofness sehingga semua produk Geox mewakili produk modern berbahan dan berteknologi berkelanjutan yang mampu mendukung gaya tanpa mengorbankan kenyamanan pemakainya.Geox juga tidak meninggalkan prinsip ramah lingkungan dengan mengembangkan beberapa versi Spherica dalam bahan rajutan berteknologi tinggi yang didaur ulang, hingga Nebula yang terkenal dengan bagian atas berwarna pastel Econyl di mana benang yang digunakan dapat diregenerasi dari limbah plastik dan daur ulang. Sementara sepatu sneaker VEGEA dibuat dari bahan nabati daur ulang yang dapat diperbarui.
Laili Damayanti
Topic
#geox, #feminaindonesia, #geoxshoes, #GeoxIndonesia, #WellbeingToEnjoy, #InHerShoes