Trending Topic
Bersama Hentikan Sunat Perempuan

20 Apr 2016


 
Foto: Fotosearch

Sebagai salah satu bentuk upaya untuk melindungi perempuan dan anak-anak membuat UNICEF menetapkan tanggal 6 Februari sebagai hari Zero Tolerance Day to Female Genital Mutilation (FGM). Tahun ini secara mengejutkan United Nations Children’s Fund (UNICEF) badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak-anak, mengeluarkan pernyataan bahwa setengah dari 200 juta anak perempuan berusia 0 – 14 tahun yang mengalami sunat perempuan antara 2010 – 2015, terjadi di Gambia, Mauritania, dan Indonesia! Keluarnya data tentang FGM oleh UNICEF sebetulnya ada kaitan dengan perpektif PBB, yang menggunakan sunat perempuan pada akhirnya memang bukan sekadar angka, namun data yang digunakan sebagai indikator apakah suatu negara memberi perlindungan terhadap anak atau tidak.

“Pertanyaan tentang sunat wanita memang dimasukkan dalam survei RISKESDAS 2013 yang mencakup 300 ribu rumah tangga di 33 provinsi secara acara acak untuk tahu gambaran secara umum di masyarakat sehingga tahu intervensi seperti apa yang paling tepat untuk dilakukan,” ujar dr. Eni Gustina, MPH, Direktur Kesehatan Keluarga- Direktorat Kesehatan Keluarga- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kepentingan data itu dilakukan mengingat banyaknya praktik sunat di berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan sebagai bagian dari tradisi, seperti di Gorontalo, Makassar, Sumatera Barat, dan Jawa Barat.  Inti dari tradisi ini adalah mengkhitan anak perempuan yang menjelang usia dua tahun sebagai bukti keislaman seorang wanita. Praktik sunat sangat beragam bentuknya di Indonesia, ada yang sekadar mengusap klitoris menggunakan kapas, daun sirih, atau kunyit. “Sejauh ini kami tidak pernah menemukan atau menerima laporan terjadinya masalah yang mengancam nyawa yang berhubungan dengan sunat wanita, seperti yang dilaporkan di beberapa negara di Afrika,” ujar dr. Eni.
           
Menurut Lies Marcoes peneliti isu gender dan Islam, gejala dan fakta seperti itu tidak bisa diabaikan. “Alasan di balik itulah yang meresahkan bermasalah bagi kami, aktivis hak-hak perempuan. Kenapa? Karena alasannya berangkat dari prasangka bahwa perempuan itu kotor, perempuan itu punya libido seksual tinggi. Jadi ada diskursus yang berkembang di Afrika dan di sini tetap sama, yaitu mencurigai tubuh perempuan. Basisnya semacam misogimis yaitu kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Itu sebabnya aktivis perempuan muslim mengangkat persoalan itu di berbagai forum,”ujar Lies yang juga Direktur lembaga nonprofit Rumah  Kita Bersama.

Seolah mewakili isi hati aktivis wanita, Lies menegaskan, sunat perempuan, baik simbolik apalagi melukai dan medikalisasi mengandung pelanggaran terhadap hak asasi anak dan hak asasi wanita. Belum-belum perempuan sudah dicurigai akan melakukan hal-hal yang buruk. “Itulah yang ingin kita lawan,” ujarnya.

Sementara itu, para pemuka agama tidak satu suara menentukan sikap terhadap sunat perempuan.  Para ulama berbeda pendalat, dari yang mengharamkannya sampai yang membolehkannya. “Muhammadiyah melarang sunat perempuan karena selain termasuk perlukaan tanpa alasan, ini juga dianggap sebagai tradisi yang bidah, diada-adakan dan tidak dicantumkan dalam kitab, yang dibawa-bawa dalam Islam. Ini dianggap mengganggu ibadah mereka. Buat mereka itu tidak boleh,” ujar Lies.


 
 


Topic

#SunatPerempuan, #IsuGender

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง