Seni Pertunjukan
Opera Ikan Asin dari Teater Koma: Cinta, Persahabatan, Pengkhianatan, Kekerasan, dan Pengampunan

2 Mar 2017


Foto: DES
 
Tawa ratusan penonton langsung pecah ketika para pemain Opera Ikan Asin mengeluarkan dialog kocak dan akting yang lucu di ruang teater Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Selasa (1/3/2017).
 
Pementasan ini disadur dari lakon The Beggar’s Opera karya John Gay dan musik J.C. Pepusch yang dipentaskan tahun 1728 di London, dikombinasikan dengan lakon Die Dreigroschenoper atau The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht dengan komposisi musik dari Kurt Weill dipentaskan pertama kali di Theater am Schiffbauerdam, Berlin pada 31 Agustus 1928.

Baca juga:

Mulai Tur Dunia, Film Setan Jawa Tayang di Melbourne, Australia

Opera Kecoa, Potret Getirnya Kehidupan dari Lakon Teater Koma

 
Nano Riantiarno sebagai sutradara menyadur lakon ini dan mengubah nama menjadi Opera Ikan Asin. Latar peristiwa yang seharunya di London sekitar abad ke-19, dipindahkan ke Batavia pada abad ke-20, zaman Hindia Belanda.
 
Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia, Mekhit alias Mat Piso. Aktivitas sehari-harinya adalah merampok dan mencuri dengan bantuan sejumlah anak buah. Ia juga dikenal sebagai seorang playboy yang kerap mengunjungi tempat pelacuran.  
 
Walau seorang bandit, namun Mekhit berhasil merebut hati wanita cantik bernama Poli Pitjoem, anak tunggal dari Natasasmita Pitjoem, juragan pengemis se-Batavia. Keduanya menikah di sebuah kandang kuda, tanpa sepengetahuan kedua orang tua Poli. Tak terima anaknya menikah, apalagi dengan seorang bandit, Natasasmita Pitjoem pun mengatur strategi agar Mekhit ditangkap dan digantung sebagai hukuman atas perbuatan jahat yang dia lakukan.  
 
Mekhit berhasil ditangkap atas persengkongkolan istri Natasasmita Pitjoem dengan salah satu wanita pekerja di rumah bordil, tempat yang biasa dikunjungi oleh Mekhit. Tapi karena Mekhit memiliki hubungan yang baik dengan Kartamarma, asisten kepala Polisi Batavia, ia pun berhasil melarikan diri dari penjara.
 
Natasasmita Pitjoem tak terima, ia mengancam Kartamarma. Ia mengancam akan mengacaukan upacara penobatan Gubernur Jendral yang baru dengan mengirim para pengemisnya melakukan aksi unjuk rasa. Mekhit pun kembali ditangkap. Ia akan digantung tepat saat upacara penobatan. Tapi saat tali siap menjerat lehernya, datang surat keputusan dari Gubernur Jenderal. Apakah isi surat itu?  
 
Untuk mengetahui awal, pertengahan, dan akhir cerita Opera Ikan Asin ini, Anda dapat menyaksikan pementasaannya di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, 2-5 Maret 2017, pukul 19.30 WIB kecuali Minggu, pukul 13.30 WIB. Tiket mulai dari Rp150 ribu-Rp 850 ribu.
 
Pementasan ini digelar untuk merayakan hari jadi Teater Koma yang ke-40 tahun. “Tema pementasan Opera Ikan Asin terasa tepat dengan situasi dan kondisi kehidupan sekarang ini. Semoga melalui lakon yang kami bawakan ini, penonton dapat mengambil makna dan pesan moral,” ujar Ratna Riantiarno, Pimpinan Produksi Teater Koma di sela acara. (f)

Klik page number di bawah ini untuk melihat foto-foto dari pertunjukan Opera Ikan Asin.
 


Topic

#TeaterKoma, #Teater