Profile
Melati dan Isabel Wijsen, Kakak Beradik yang Menyelamatkan Bali dari Plastik

15 Apr 2020



Dok. World of Marie




Jauh sebelum kehebohan Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia, berhasil menggerakkan jutaan orang untuk mulai menganggap serius masalah perubahan iklim pada tahun 2018, dua kakak beradik asal Bali telah aktif menggerakkan massa agar tidak menggunakan plastik sekali pakai.

Melati Wijsen (19) dan Isabel Wijsen (17) yang saat itu masih berusia 12 dan 10 tahun lantang bersuara di tengah-tengah hiruk pikuk wisatawan di pantai-pantai di Bali untuk mulai meninggalkan kantong plastik melalui gerakan BBPB, pada tahun 2013. Tujuannya hanya satu, menjadikan kampung halamannya tersebut bebas plastik.

“Lahir dan besar di Bali, alam selalu ada di sekitar kami. Ketika kami sadar semua polusi plastik, kami tidak percaya ini sesuatu yang terjadi pada rumah kami. Seseorang harus melakukan sesuatu. Jadi, kami mengambil tindakan dengan memulai BBPB (Bye Bye Plastic Bag) tanpa rencana, hanya karena kami ingin melindungi rumah kami,” kenang Melati.

BBPB adalah 
sebuah gerakan yang mengajak wisatawan maupun orang lokal di Bali untuk bersih-bersih sampah plastik. Tak hanya bergerak dalam kegiatan bersih-bersih sampah plastik di pesisir pantai di Bali.

Lebih kompleks, lembaga swadaya masyarakat yang dibangun oleh Wijsen bersaudari ini memiliki beberapa proyek lainnya. Mulai dari mengedukasi tentang pengelolaan sampah,
workshop, hingga mengajarkan tentang bahaya sampah plastik di sekolah di seluruh Indonesia. Termasuk menjadi host untuk acara tahunan pembersihan pantai terbesar di Bali yang melibatkan 12.000 orang.

Walau dijalankan oleh dua gadis remaja, BBPB telah memberikan dampak yang besar pada perubahan gaya hidup masyarakat di sekitar mereka di Bali.

“Setelah enam tahun melakukan kampanye, kami melihat banyak perubahan. Tingkat kesadaran terus tumbuh hingga hari ini. Kami telah berbicara dengan lebih dari 75.000 orang di seluruh dunia dan membuat dua buklet pendidikan yang digunakan di SD-SD di seluruh Indonesia,” tutur Isabel.

Untuk menunjukkan keseriusannya tentang dampak yang buruk plastik bagi alam, Melati dan Isabel pernah mogok makan pada 2014. Hal nekat ini sengaja dilakukan keduanya untuk menarik perhatian pemerintah daerah Bali. Orang tua, teman, dan guru keduanya sempat khawatir dan meminta mereka untuk menghentikan niat tersebut.

“Mereka pikir ini terlalu ekstrem. Tapi, saya dan adik saya tahu bahwa kami harus menunjukkan kepada ‘orang dewasa’ itu bahwa kami serius tentang perubahan ini,” ujar Melati.

Hebatnya, dalam waktu 24 jam Melati dan Isabel bisa bertemu dengan Gubernur Bali,
I Wayan Koster. Dan akhirnya, apa yang diperjuangkan oleh keduanya berbuah manis: 1 Januari 2019 mulai berlaku Peraturan Gubernur No.97 yang melarang penggunaan plastik sekali pakai di toko-toko retail di Bali.

Diakui keduanya, ini adalah salah satu buah hasil yang membanggakan atas apa yang dilakukan BBPB selama ini. Namun masih ada pekerjaan rumah yang besar bagi pemda Bali untuk mengatasi permasalahan sampah.

Seperti penuturan Melati bahwa Bali masih belum memiliki sistem pengolahan sampah yang efisien, mengingat hanya kurang dari 5 persen yang didaur ulang. Sementara sisanya, sampah plastik berakhir di pembuangan, sungai hingga lautan. Diakui Wijsen bersaudari, bahwa permasalahan ini juga jadi
goal BBPB ke depannya. 

Menjadi muda tak selamanya memberikan keuntungan, karena diakui keduanya di awal-awal gerakan tersebut banyak orang yang kerap meremehkan apa yang mereka lakukan bersama BBPB.

“Ketika kami memulai, sulit untuk meyakinkan orang bahwa kami serius. Kebanyakan orang hanya melihat kami dua gadis menggemaskan yang inspiratif di Bali. Namun pada akhirnya kegigihan dan komitmen serta rekam jejak selama enam tahun membuktikan bahwa kami serius,” papar Melati yang kini memiliki lebih dari 50 tim di seluruh dunia yang dipimpin oleh anak muda. Mulai dari Australia, Spanyol, Swiss, hingga Yunani.



(Lanjut ke halaman berikutnya)



BACA JUGA :

Prof. Dr-Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng Profesor Energi yang Senang Lobbying
Swietenia Puspa Lestari, Si 'Kecil Cabe Rawit' Penjaga Laut
Greta Thunberg, Aktivis Lingkungan Termuda yang Gerakkan Jutaan Orang di Dunia




 

 


Topic

#MelatiWijsen, #IsabelWijsen

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?