Profile
Gaya Kepemimpinan Angela Hertiningtyas

30 Jul 2018


Foto : Dok. P&G

Bergabung dengan Procter & Gamble Indonesia sejak Juni 2010, sehari-hari ia mengepalai urusan yang terkait hukum pada PT P&G Home Products Indonesia sebagai distributor dan PT P&G Operations Indonesia sebagai perusahaan manufaktur. Di antaranya adalah saran, mengantisipasi masalah, dan mencari solusi terkait hukum dalam menentukan arah dan strategi bisnis manajemen P&G Indonesia. Ibu dua anak yang sempat menjadi pengacara perusahaan McDonald’s Indonesia dan associate HPRP Lawyer ini juga harus ulet dalam negosiasi dengan pihak luar, termasuk pemerintah.

Menjadi pemimpin di divisi legal P&G, seperti apa tantangannya?
Tantangan dari luar pasti ada, tapi tantangan terbesar justru ada pada mindset saya. Ini pernah saya rasakan saat kami berbicara dengan orang pemerintahan. Saat itu saya merasa orang itu lebih mendengar teman saya yang pria. Ternyata, itu hanya pikiran saya saja. Semua tergantung cara berkomunikasi saja, bukan karena kita pria atau wanita. Saya pernah bertemu orang yang terkejut saat tahu kepala legal P&G adalah seorang wanita. Saat itu saya tanggapi santai saja. Saya bisa saja ngambek, tapi buat apa. Jika dari awal sudah takut ini itu, justifikasi untuk menangani masalah jadi tidak netral. Sangat penting menyetel mindset yang positif dulu. Mindset, pikiran, harus kita sendiri yang pegang kendali.

Motivasi Anda dalam bekerja?
Saya yakin tiap persoalan pasti ada jalan keluarnya, tinggal bagaimana manuver kita sampai menemukan jalan keluar. Saya bekerja di perusahaan dan mendapat kepercayaan, otomatis saya tidak ingin merusak kepercayaan itu. Ini hubungan partnership base on trust. Kalau trust rusak, saya tidak lagi bisa ke mana-mana.

Seperti apa gaya kepemimpinan Anda?
Salah satu prinsip di P&G adalah trust pada kapabilitas seseorang. Salah satu elemen dari trust itu adalah empowering, ini yang selalu saya lakukan. Dengan begitu, seseorang bisa berkembang dan kita lebih mudah untuk membangun diri sendiri. Karena, kita juga harus terus belajar. Selama saya masih punya kapasitas untuk terus belajar, saya bisa terus memberdayakan orang.

Bagaimana sisterhood di kantor Anda?
Di P&G, sisterhood-nya sangat terasa. Para karyawan saling support, baik dalam komunitas/ function maupun antar-function. Support tak hanya dari sesama, tapi dari level atas. Saat ada female global leader datang, mereka pasti sempatkan waktu menemui karyawan wanita, seperti yang terjadi baru-baru ini. Saat chief legal officer kami datang, semua karyawan bebas bertanya, bahkan masalah personal. Kami saling berbagi.

Apakah bidang legal menjanjikan untuk wanita?
Kalau kita lihat mapping di legal community, partner di law firm besar justru banyak wanita, bahkan founding partner. Dalam inhouse counsel perusahaan besar juga banyak wanita. Mungkin tidak terpublikasi sebanyak yang laki-laki saja. Di P&G, saya tidak melihat gender sebagai persoalan, karena ada banyak sistem yang bisa membantu. Bukan hanya yang bersifat meningkatkan karier, tapi juga personal seperti waktu kerja yang fleksibel.

Bagaimana kesempatan wanita untuk berkarier di P&G?
Di P&G Indonesia, secara demografi karyawannya seimbang antara pria dan wanita. Tiga tahun lalu wanita pemimpin (senior manager level) hanya 40%. Lewat programseperti lean in circle yang menjadi wadah untuk saling memberi support dan mendorong peningkatkan karier, pertengahan tahun kemarin, kami berhasil mencapai 50%. Kalau kita lihat dari 11 pemimpin di P&G Indonesia, baru dua yang wanita. Visi jangka panjang kita adalah bagaimana agar di level leadership seimbang antara wanita dan pria. Karena itu, intervensinya dilakukan dari tingkat paling awal yaitu proses rekrutmen, selanjutnya grooming dari sisi kemampuan dan kepemimpinannya sampai nantinya bisa mengisi posisi leader. Kalau dari sisi bisnis, ini masuk akal karena produk P&G sebagian besar untuk wanita. Untuk mengerti sudut pandang konsumen, kita harus melakukan keseimbangan itu.

Strategi Anda mengurus kantor dan rumah?
Saya memegang prinsip when you’re there, you have to be there. Kalau sedang bekerja, saya berusaha fokus bekerja dan menyingkirkan rasa bersalah karena meninggalkan anak. Sementara, saat tidak bekerja, saya tidak usah merasa bersalah kalau tidak datang ke acara kantor. Ini bisa saya lakukan karena memiliki support system, dua asisten yang saya delegasikan untuk mengurus rumah dan meneruskan arahan saya dalam menjaga anak. Saya menuliskan apa yang saya harapkan dan memberikan arahan. Kebetulan rumah saya juga dekat dengan rumah orang tua, mereka membantu memonitor rumah dan anak. (f)

Baca Juga:

Tiza Mafira, Perintis Gerakan Diet Kantong Plastik Indonesia Mendapat Apresiasi Badan Lingkungan PBB
Mouly Surya, Film Adalah Panggilan Hidup
Sana Amanat, Mengangkat Derajat Kaum Minoritas Lewat Komik


Topic

#profil

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง