Money
Strategi Kopi Soe, Bangun 200 Gerai dalam 3 Tahun

30 Nov 2021

kopi soe, bisnis kopi kekinian
Foto: Dok. Kopi Soe

 

Sebelum terjun ke dunia bisnis, Sylvia Surya, Co-founder & CEO Kopi Soe, berkarir sebagai stylist. Jam kerja yang fleksibel memungkinkan dirinya pelan-pelan mencoba berbisnis dengan beberapa rekan, termasuk sang suami. Pekerjaan tersebut juga memberikan keuntungan tersendiri bagi Sylvia karena membuka peluang untuk bertemu dengan banyak orang dan membangun relasi yang ternyata berguna ketika terjun ke dunia bisnis.

Memulai dengan membuka outlet pertama di daerah PIK tahun 2018, Kopi Soe kemudian mengembangkan dua cabang di daerah Menteng dan Kebayoran. Siapa sangka di bulan ke enam, Sylvia dan tim melihat potensi besar untuk mengembangkan 2 cabang yang sudah ada tersebut.

Dalam podcast Finfolk Money, Sylvia bercerita bahwa mitra franchise pertama Kopi Soe berasal dari konsumennya sendiri. Bermula dari satu outlet franchise dengan sistem yang masih dikembangkan, ia dan suami optimis Kopi Soe akan terus berkembang selagi tetap terus belajar. Lambat laun, kemitraan terus bertambah dengan mayoritas berasal dari pelanggan Kopi Soe yang menyukai produknya.

Kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh Sylvia dan tim yang terus menggenjot pengembangan cabang Kopi Soe. Di saat itu pula Sylvia memberanikan diri untuk sepenuhnya putar haluan menjadi pengusaha. Sebuah langkah berani yang tidak ia sesali, karena keputusan tersebut kini ia dan tim telah mampu membawa Kopi Soe memiliki 220 lebih cabang di 83 kota dan 24 provinsi di Indonesia, hanya dalam waktu tiga tahun. 

 

Brand dengan DNA Indonesia

Dalam proses riset dan pengembangan, Sylvia dan tim Kopi Soe menyadari kekayaan varietas biji kopi yang dimiliki Indonesia, di luar fakta kopi jadi minuman yang marak dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia.

Di lain sisi, peluang pasar itu juga diimbangi oleh mulai menjamurnya bisnis kopi dalam skema industri F&B di kota-kota besar seperti Jakarta. Kompetisi besar yang sangat disadari oleh Sylvia yang tentunya memperketat pasar.

Namun fakta tersebut tidak membuatnya gentar. Karena menurut Sylvia, kompetisi tidak akan pernah bisa dihindari. “Jadi alih-alih khawatir dengan persaingan, Kopi Soe hadir dengan unique selling point dan karakter tersendiri,” ungkap Sylvia.

Dari kesadaran inilah, kemudian Sylvia berusaha membangun branding kuat untuk Kopi Soe. Indonesia menjadi DNA yang dipilih Sylvia. Ini bukan tanpa alasan, karena Kopi Soe ingin membawa citarasa kopi lokal dengan harga yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. Bahan baku Kopi Soe pun diambil dari petani lokal di daerah timur Indonesia.

Sedangkan nama Kopi Soe sendiri diambil dari padanan kata dalam bahasa Jawa yang berarti ‘sesuatu yang baik’. Sengaja memakai ejaan lama untuk menguatkan DNA Indonesia. Begitu juga pada penamaan produknya, Kopi Soe ingin sejalan dengan filosofi dari brand DNA-nya. 

Sylvia percaya, degan brand DNA yang kuat dan branding yang tepat, nama Kopi Soe akan semakin mudah diingat serta menyusup ke selera kopi masyarakat Indonesia, khususnya di perkotaan.

Memasuki usia tiga tahun, pertumbuhan bisnis Kopi Soe terbilang cepat, namun hal ini tidak membuat Sylvia dan tim cepat berpuas diri. Sylvia berharap di tahun-tahun berikutnya Kopi Soe dapat terus sustain sebagai sebuah brand dan grup. Ia menambahkan, perjalanan Kopi Soe masih panjang dan masih banyak hal yang bisa dieksplor dan dipelajari.

Ketika ditanya soal rencana jangka panjang, Sylvia ingin membuat sebuah ekosistem F&B di mana Ia dan tim dapat mengembangkan produk dan komplimentari lainnya agar bisa terus berekspansi.

 

Tip Sukses Pindah Haluan

Sebagai mantan pekerja kantoran, kekhawatiran sempat melintas di benak Sylvia di awal transisi dari pekerja menjadi pengusaha untuk merintis Kopi Soe. Kewirausahaan yang penuh dengan ketidakpastian kadang menimbulkan ketakutan sendiri. Tidak mudah untuk melepaskan status sebagai pekerja dan meninggalkan zona nyaman, terlebih jika belum memiliki safety net yang memadai ketika memulai usaha.

Berikut tiga saran Sylvia untuk para wanita karier yang ingin perlahan-lahan pindah haluan: 
1/ Kenali dengan baik potensi dari usaha yang dijalankan.
2/ Tahu kapan harus memutuskan untuk 100% fokus menjadi pengusaha dengan melihat pertumbuhan bisnis.
3/ Temukan partner bisnis yang bisa saling melengkapi. Tidak hanya bisa mengisi dari segi kelemahan dan kelebihan, namun bisa saling menyokong dari segi waktu dan tenaga.

Bagaimana, Anda tertarik untuk pindah haluan menjadi wanita wirausaha tahun depan? (f) 


Penulis : Syifa M. Putri


Baca Juga: 

Memanfaatkan Fitur Instagram Reels Sebagai Strategi Pemasaran Tioria by Caramia
Kiat Merapikan Keuangan Bisnis
Strategi Havilla Gourmet Tea Kenalkan Teh Berkualitas Pada Kaum Muda




 

Syifa Mutiara Putri


Topic

#bisnis, #kuliner, #kopi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?