
Foto: Pixabay
1/ Memberi penjelasan atas peristiwa memalukan.
Misalnya, tanpa sengaja Anda memecahkan gelas minuman, Anda langsung membela diri, “Aduh, pasti saya sedang kelelahan,” atau “Saya meletakkannya terlalu ke pinggir.”
Padahal, hal lumrah bila Anda sesekali melakukan kesalahan. Anda manusia, bukan robot. Dan, dari sebuah kesalahan, apalagi sepele, tak memberi cap yang melekat selamanya kepada Anda.
2/ Membela diri terhadap kritikan.
Seseorang mengkritik hasil kerja Anda. Anda menjawab dengan tergesa-gesa secara defensif, “Wah, waktu itu pikiran saya sedang terpecah untuk memikirkan hal yang lain,” atau “Wah, sebetulnya tugas itu memang belum seluruhnya saya selesaikan, kok.“
Orang yang percaya diri akan mendengarkan kritikan, dan menilai apakah kritikan itu konstruktif. Kalau tidak, ia akan tersenyum, karena mengetahui dialah pemenangnya.
3/ Ingin dianggap tanpa masalah.
Seorang teman menyapa, ”Anda kelihatan sedang punya masalah?”
Anda kemudian menjawab, “Ah, masa? Rasanya saya tidak punya masalah dengan orang lain!” atau “Di dunia ini, siapa, sih, yang tak punya masalah? Memangnya kita membuat semua hal berjalan sempurna.”
Jawaban ketus semacam itu justru menunjukkan Anda memiliki masalah dan tidak cukup percaya diri untuk mengungkapkannya.
4/ Bahasa tubuh.
Orang yang tidak memiliki kepercayaan diri selalu melakukan posisi defensif, misalnya menyilangkan kaki ketika duduk, dan melipat kedua tangan di depan dada (kecuali sedang kedinginan).
5/ Perfeksionis.
Seorang yang perfeksionis menganggap dunia ini sempurna, sehingga ia pun harus sempurna, dan kecewa bila orang di sekitarnya tidak sempurna.
Sebaliknya, orang yang percaya diri berusaha mengejar kesuksesan, bukan kesempurnaan. (f)
Baca juga:
Amarah Anda Sering Meledak? Cek 5 Cara Mudah Meredam Emosi Ini
Benarkah Warga Metropolitan Kehilangan Refleks Kemanusiaan?
Dua Tipe Sikap Pribadi Menentukan Sukses Seseorang, Anda Termasuk Tipe yang Mana?
Prillia Herawati
Topic
#Psikologi