
Foto: Dok. Magnifique
Pagelaran ditutup dengan presentasi dari Saffana. Sebuah koleksi yang mengandalkan material kain berpayet buatan pabrik yang sayangnya belum maksimal dalam pengolahannya, terlebih dengan permainan draperi dan fit yang kurang presisi, dan aksen statement accessories bernuansa Bohemian yang dilengkapi turban besar yang semakin menambah keriuhan pada tiap tampilan koleksi yang berwarna putih, abu, dan icy blue ini.
Perbedaan jam terbang antar desainer nampak menonjol pada pagelaran ini yang membuat presentasi tampak anti-klimaks. Namun, hal ini menandakan adanya peluang besar bagi pelaku-pelaku baru di industri modest wear untuk terus tumbuh dan berkembang dengan belajar mengacu pada kepiawaian para senior dalam kerapihan mengolah bahan, garis rancang, penguatan benang merah dalam koleksi, dan padu padan presentasi koleksinya, sehingga koleksi yang disajikan di masa mendatang akan semakin matang dan dapat bersaing di tingkat internasional seperti visi dari Indonesia Fashion Chamber, penyelenggara MUFFEST 2019, untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia, bermula dari modest wear. (f)
Baca Juga:
MET Gala ‘Camp: Notes on Fashion’, Pagelaran Mode Terbesar (dan ter-nyeleneh) di Tahun 2019
Fashion Rhapsody, Pagelaran untuk Alam dan Charity
Topic
#MUFFEST2019 , #MUFFEST, #IndonesianFashionChamber, #UBSgold, #IvanGunawan, #reportasemodefemina, #runwayreports, #modestwear, #bajumuslim