Fiction
Gado-gado: Barang Antik

23 Dec 2018

 
Aku nyaris lupa pada meja itu, kalau saja aku tidak harus melewati pagi itu. Namun entah kenapa, perasaanku tidak enak yang susah dijelaskan. Padahal, aku tidak mendengar dan tidak melihat apa-apa. Tapi, seperti ada sesuatu yang misterius di pojok ruangan itu.
 
Perasaan galau itu terbawa terus sampai di tempat kerja. Aku jadi khawatir. Seharian aku menelepon si Mbok sampai empat kali. Menanyakan kabarnya. Si Mbok malah yang kebingungan dengan ulahku.
 
Hari Minggu, Meity dan Hendra memenuhi janjinya datang berkunjung. Hendra bilang rumahnya enak, hong sui-nya bagus. Kedua temanku ini adalah keturunan Tionghoa. Ketika masuk ke ruang tamu, Hendra langsung menunjuk pada meja kecil di atas lemari sudut. Ia berkomentar meja itu antik, kualitasnya bagus dan sudah sangat tua.
 
Ketika kutanya apa fungsi meja cantik itu, dengan tenang ia menjelaskan bahwa meja itu merupakan tempat meletakkan guci abu jenazah. Haaaahh? Aku gemetaran. Ya Tuhan, kenapa tidak terpikir olehku… bukankah penjualnya pernah meletakkan guci di atasnya waktu itu?
 
Akhirnya acara reuni itu menjadi ajang curhat-ku kepada mereka. Beberapa malam terakhir aku tidak bisa tidur. Kadangkala ada bau dupa yang menyengat di ruangan itu, atau tiba-tiba udaranya pengap menyesakkan. Bahkan, aku tidak berani menoleh bila melewati meja itu.
 
Kalau aku pulang agak malam rumah kelihatan suram, padahal semua lampu dihidupkan. Sampai-sampai aku takut pulang. Meja itu seperti menerorku. Hendra memang teman yang bijak. Dia mengambil alih masalahku. Menurutnya, lebih baik mengembalikan benda antic itu kembali ke tempatnya. Mereka lalu mengantarku kembali ke toko antik.
Advertisement
 
Hendra yang bicara kepada pemilik took yang dipanggilnya Engkong. Entah apa yang mereka bicarakan. Engkong menoleh kepadaku. Ia tersenyum, kali ini benarbenar tersenyum. ”Jangan takut,” katanya. Ia juga mengembalikan separuh uangku. Aku menolaknya.
 
Sebagai kolektor barang antik, Hendra paham dengan kondisi itu. Seperti nasihatnya: “Barang antik adalah peninggalan kuno yang masa lalunya kita tidak tahu seperti apa. Menyimpannya berarti membawa masuk sejarah yang mungkin masih terikat pada benda itu. Jadi, auranya bisa positif, bisa juga negatif.
 
Ya, benar, aku percaya itu. Tapi, sampai sekarang, ada satu hal yang kedua sahabat baikku tidak tahu bahwa benda antik itu sebenarnya aku beli untuk mereka.
 
***
Yanie D.N. – Surabaya
 
Kirimkan Gado-Gado Anda maksimal tulisan sepanjang tiga halaman folio, ketik 2 spasi.
Nama tokoh dan tempat kejadian boleh fiktif.
Kirim melalui e-mail: kontak@femina.co.id atau pos, tuliskan di kiri atas amplop: Gado-Gado



Topic

#fiksi, #femina

 


MORE ARTICLE

polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?