Trending Topic
Milenial dan Gen Z Menjadi Target Pasar Para Pembuat Tren Boga

7 Sep 2024

Kiri ke kanan: Topan Ruspayandi, GM Sentra Unit Bisnis Komersial Perum Bulog; Putri Habibie, konten kreator F&B; Jessica Bernadetta,
Head of Activations Team Korté Chocolate

Tren di industri makanan dan minuman bergulir begitu cepat. Di media sosial, hal-hal baru yang disebar orang-orang segera 'disantap' oleh generasi muda yang sangat aktif di dunia digital.

Fakta ini perlu disadari bahwa target pasar F&B untuk milenial dan gen Z memerlukan produk-produk yang inovatif, estetik, sesuai dengan gaya hidup. Para pengusaha wajib melek teknologi saat mengembangkan produknya sehingga tren yang diciptakan tetap relevan dan punya daya tarik bagi generasi muda. 

Membuat tren inovatif

Pada kesempatan berbicara di Kelas Inspirasi Inovasi Produk F&B untuk Konsumen Muda dalam rangkaian Indonesia Womenpreneur Conference 2024, Jessica Bernadetta, Head of Activations Team Korté Chocolate, membagikan pengalamannya saat berinovasi bersama Korté Chocolate. "Menurutku, ideasi itu tidak ada batasnya. Kita harus bisa terus berinovasi," ujar Jessica.

Berpegang pada tagline produk Korté “chocolate makes you happy,” Jessica dan tim terus berinovasi dengan cokelat. Jessica yakin, selama target market masih ada, mereka akan berusaha menciptakan kebutuhan pasar. Cara untuk melihat kebutuhan pasar tentu saja dengan riset tren, dan cara termudah untuk melihat tren yaitu dengan melibatkan generasi muda. Maka dari itu, sebagai brand atau jenama, kita harus terbuka dengan sekitar, mau belajar, dan optimistis. 

Dalam berinovasi, Korté juga memperhatikan bahan baku lokal yang bisa digunakan secara maksimal; contohnya tren makanan sehat plant-based yang biasanya memakai bahandasar oat. Oat sendiri bukan bahan baku lokal, sehingga belum banyak di Indonesia. Korté pun melihat keterbatasan bahan ini sebagai peluang untuk berinovasi dengan bahan baku lokal. Hasilnya, Korté bisa menciptakan cokelat yang unik yaitu cokelat plant-based menggunakan kacang mete sebagai pengganti oat.

Tak hanya menciptakan produk yang inovatif, menurut Jessica, generasi muda juga mudah terpikat pada sesuatu yang eye catching. Karena itu, kemasan sebuah produk adalah hal krusial. Selain berfungsi untuk melindungi produk di dalamnya, kemasan harus bisa merepresentasikan produk. Alhasil, kemasan Korté yang bikin gemas pun jadi salah satu alasan konsumen membelinya.

Menyebarluaskan tren yang relatable  

Sebagai kreator konten F&B, Putri Habibie memiliki kunci untuk menyebarluaskan tren. "It’s all about relatability. Semakin kita releate dengan viewers, semakin sama aku dengan kamu, semakin mudah kita untuk mencintai produk tersebut," kata Putri.

Menurut Putri, saat ini tren F&B sangat dipengaruhi oleh sosial media. Karena itu, peran konten kreator akan sangat penting. Tentu saja, dalam hal ini, untuk bisa bertahan, para pelaku usaha harus bisa membaca tren di media sosial. Pelaku usaha juga bisa menganalisis dan mengurasi konten-konten kreator mana yang cocok untuk membantu menyebarkan sebuah tren F&B yang relevan tapi juga inovatif dan relatable

Menurut Putri, kunci penting seorang kreator konten adalah harus bisa menganalisis audiensnya agar pesan yang disampaikan bisa pas dengan audiens dan mencapai sasaran. Selain itu, konten kreator harus mampu memiliki ciri khas.

Putri juga mengingatkan tentang penggunaan bahasa; bahasa yang digunakan saat mempromosikan suatu tren harus simpel namun engaging sehingga mengena pada audiens. Contohnya, kreator konten bisa menggunakan bahasa gaul, sehingga audiens merasa dekat dengan kreatornya. 

Minat konsumen muda pada produk boga inovatif 

Bulog sadar bahwa konsumen muda saat ini memiliki minat besar dalam produk-produk yang inovatif, sehat, dan praktis. "Selain penyalur beras untuk masyarakat miskin, Bulog sebagai bagian dari BUMN juga memiliki lini bisnis. Bulog memiliki infrastruktur, dan jika sudah ada pasarnya, kami bisa menyediakannya," ujar Topan Ruspayandi, GM Sentra Unit Bisnis Komersial Bulog.

Bulog tidak hanya berperan aktif dalam kegiatan penyalur beras untuk masyarakat miskin; kini Bulog juga memiliki program RPK (Rumah Pangan Kita). RPK merupakan sebuah usaha kecil rumahan yang menjual bahan pokok yang dipasok dari Bulog. Produk yang ada di RPK bervariasi, kualitas premium, harganya murah karena pasokan bahan pokok Bulog yang juga mendapat subsidi dari pemerintah.

Siapa saja bisa gabung di RPK, pendaftarannya mudah, tidak wajib memiliki tempat usaha (rumahan), dan modal rendah. Hingga tahun 2023, tercatat ada sekitar 19 ribu RPK di seluruh Indonesia dengan total omset mencapai 4,3 triliun rupiah. Bulog pun terus meningkatkan penetrasi program RPK ke setiap RW, agar bisa langsung menjangkau lebih banyak konsumen akhir sehingga dapat mewujudkan stabilisasi harga pasar.

Yang menarik, walaupun mendapat pasokan barang dari Bulog, RPK memiliki produk yang bervariasi. Tak hanya beras biasa, RPK juga menyediakan beras merah, beras ketan, hingga beras porang yang semuanya diproduksi oleh Bulog. Tentunya ini menjadi bukti bahwa Bulog juga melek akan tren yang ada di sekitar. 

Topan pun mengajak para peserta Kelas Inspirasi IWC 2024, yang mayoritas adalah pengusaha boga, untuk tidak ragu bekerja sama dengan Bulog dalam memenuhi kebutuhan bahan baku produksi. Bulog akan terus mendukung inovasi produk F&B dengan menyediakan bahan baku yang beragam dan dicari masyarakat. (f

Baca juga: 
Buka Peluang Usaha Lebih Lebar dengan Kolaborasi 
Menjawab Tantangan dan Peluang Bisnis Bareng Orang Terdekat 
Dedikasi Srikandi Bulog Mengawal Rantai Pasok Pangan Nasional


Kontributor: Sally Rachmy Azizah
 


Topic

#IWC2024, #IndonesiaWomenpreneurConference2024, #bulog, #inovasi, #F&B