
Foto: Fotosearch, Dok. Pribadi
Berjalan mundur atau melangkah ke depan. Apa pun pilihan yang diambil, manusia memang dirancang Sang Pencipta untuk selalu bergerak, termasuk untuk melawan penyakit kanker yang kini muncul dalam berbagai wujud.
Nada bicara Rizka Fardy (31) sangat ceria, tidak terdengar lelah sedikit pun saat berbincang dengan femina lewat telepon. Padahal, wanita yang berprofesi sebagai advokat kasus perdata dan ketenagakerjaan itu baru saja menyelesaikan rangkaian 6 kali kemoterapi dan 30 kali radioterapi untuk membasmi jaringan kanker di payudara kirinya. Ditemani sang putri, Aleksa (2), sore itu ia juga sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan acara Jakarta Goes Pink bersama komunitas Lovepink.
“Saya enggak mau mengalah dengan kanker ini. Tapi, saya juga harus lebih mengatur kegiatan sehari-hari karena tenaga dan waktu saya terbatas sekarang,” ujar Rizka, memulai kisahnya. Ya, ia kini sangat menghargai waktu dan tenaganya. Bagaimana tidak, benjolan yang awalnya ia kira hanya kelenjar susu yang mengeras karena ASI kurang lancar pada akhir Januari 2016, ternyata jaringan kanker grade 3 yang sudah mencapai stadium 2B. Dalam hitungan hari, ukurannya bertambah dari 2 cm menjadi 4 cm, jenis selnya pun membelah sangat cepat.
Saat menerima kabar itu dari dokter, Rizka bahkan merasa tidak sempat memercayainya. Sebab, dokter berkejaran waktu dengan sel kanker, hanya ada waktu 3 hari untuk memutuskan operasi. Dengan dukungan suami, ia pun menjalani operasi yang mengangkat 1 benjolan kanker di payudara dan 6 kelenjar getah bening di ketiak untuk mematikan sel yang menyebar.
“Keluarga saya tidak ada riwayat kanker, rasanya kanker itu jauh sekali. Tapi, ternyata kanker payudara saya tipe HER-2 negatif, bukan karena genetis atau hormon, tetapi karena pola makan yang salah,” ungkap wanita yang mengaku dulu jarang makan sayur dan buah ini. Ia juga mengakui, sebelumnya tidak pernah melakukan SADARI untuk mendeteksi kanker payudara secara dini.
Merasa terlahir kembali setelah operasi, Rizka kini serius menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Kesehatan fisik ia jaga dengan mengonsumsi bahan makanan organik. Sementara kesehatan mental ia bangun dengan melakukan kegiatan penuh makna bersama keluarga dan teman-teman yang membutuhkan. “Saya ikut aktif bersama komunitas Lovepink dalam kegiatan mobil USG keliling bernama Breastie Van,” tutur Rizka, yang tetap memberikan ASI kepada putrinya setelah operasi atas izin dokter.
Baca juga:
- Kisah Inspiratif Penyintas Kanker: Natarini Setianingsih, Berbagi Kebahagiaan di Bangsal Anak
- Perjuangan Ashni Sastrosubroto Meraih Kemenangan Perangi Kanker
SADARI dan USG, menurut Rizka, adalah dua ‘pagar’ penting dalam mendeteksi kanker secara dini. Sayangnya, masih banyak wanita yang tidak mengetahui SADARI, padahal gerakannya sangat mudah dan bisa dilakukan di mana saja. Tidak sedikit juga wanita yang akhirnya urung melakukan USG karena takut mendengar kabar buruk yang bisa saja muncul setelah pemeriksaan. Selain itu, biayanya juga cukup mahal bagi sebagian kalangan. Kondisi inilah yang membuatnya tergerak untuk ikut membantu kegiatan USG keliling di antara aktivitasnya yang cukup padat.
Baca juga: Dokter kini menyatakan tubuhnya bersih dari kanker payudara. Namun, wanita yang juga berprofesi sebagai dosen ilmu hukum itu harus tetap menjaga pola makan sehat. Sebab, kanker selalu berisiko kambuh. Resep-resep makanan sehat yang ia coba selalu ia bagikan di Facebook lewathashtag #dapuradvokat, seperti pempek dos glutten free, banana muffin, dan kue cokelat tanpa telur. “Supaya orang lain juga bisa ikut makan sehat. Selain itu, supaya saya juga enggak lupa resepnya, saya catat di kertas dan di media sosial,” ungkap wanita yang mengaku sedang berjuang melawan chemo brain atau kondisi cepat lupa karena efek kemoterapi itu. (f)
Topic
#KankerPayudara