
Foto: Shutterstock
Jamu merupakan warisan budaya bangsa Indonesia dan telah digunakan secara turun temurun. Jamu dipercaya memberikan banyak khasiat bagi kesehatan tubuh, salah satunya untuk menjaga daya tahan tubuh. Itu mengapa jamu menjadi warisan nasional yang harus dijaga kelestariannya. Berdasar itulah Indonesia kemudian mengajukan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO. Dokumen yang digunakan untuk melengkapi syarat pengajuan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda tahun 2022 pun kini sudah berada di tangan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi untuk ditindak lanjuti.
Proses pengajuan ini telah dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh UNESCO. Bahkan tim riset khusus bernama Tim Riset Jamupedia, dibentuk untuk mempersiapkan proses pengajuan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Tim Riset Jamupedia sendiri merupakan sebuah lembaga riset dan pengarsipan budaya sehat jamu, di bawah bimbingan konsultan ahli Gaura Mancacaritadipura, yang aktif bekerja sejak Juni 2021. Riset untuk kepentingan tersebut juga melibatkan ratusan pelaku jamu, mulai dari perajin, penjual jamu gendong hingga konsumen yang tersebar dari Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakrta, Jawa Timur, serta DKI Jakarta.
Keterangan pers dari Tim Riset Jamupedia dan Gabungan Pengusaha (GP) Jamu, menyebutkan jamu terbukti secara historis sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan selama ribuan tahun dari generasi ke generasi. Hal ini membuat jamu menjadi buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara. Mengonsumsi jamu juga menjadi suatu praktek menjaga kesehatan yang bersifat preventif sekaligus promotif.
Dengan pengajuan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia ke UNESCO ini harapannya akan dapat membuat budaya jamu semakin dikenal di ranah internasional sekaligus turut memberikan sumbangsih untuk kesehatan dunia.
Antusiasme untuk mendukung jamu sebagagi Warisan Budya Tak Benda Dunia juga mengalir di sosial media melalui tagar #JamuBudayaKita dan #BudayaSehatJamu. Semoga dengan makin banyaknya dukungan dari berbagai pihak ini, jamu berhasil ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia (intangible cultural heritage) UNESCO.
Sementara itu dikutip dari Kompas.com, setidaknya saat ini ada 8 jenis jamu gendong yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kedelapan jenis jamu tersebut antara lain kunyit asem yang berfungsi untuk menyegarkan tubuh serta meringankan nyeri haid, beras kencur untuk meredakan batuk, cabe puyang untuk mengatasi nyeri otot dan persendian, pilek dan juga demam.
Lalu masih ada jamu pahitan yang memberikan manfaat untuk menambah nafsu makan, meringankan masalah pencernaan, gatal, dan bau badan. Jamu gendong lainnya adalah kunci suruh untuk mengurangi keputihan, kudu laos yang berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah, gepyokan atau uyup-uyup yang dapat meningkatkan produksi ASI, serta sinom yang mampu meningkatkan fungsi pencernaan dan juga meredakan sakit mulut.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Dr. (Cand) dr. Inggrid Tania, M.Si mengatakan pengetahuan terhadap jenis-jenis jamu itu penting diketahui oleh masyarakat karena dapat mendukung kesehatan seseorang, seperti meningkatkan energi serta melancarkan peredaran darah. (f)
Baca Juga:
5 Manfaat Daun Mint untuk Perawatan Kulit dan Rambut
5 Risiko Kesehatan Wanita Ini Wajib Dikonsultasikan dengan Ginekolog
Femina Terima Tantangan Minum Jamu Terpahit
Topic
#jamu, #UNESCO, #WarisanBudayaTakBendaDunia