Trending Topic
Tradisi Belanja Lebaran Jangan Memicu Klaster Baru

5 May 2021


Foto: Shutterstock


Mendatangi pusat-pusat perbelanjaan menjelang perayaan Idul Fitri memang menjadi tradisi tahunan umat muslim Indonesia. Tetapi, Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan Pemerintah Daerah serta masyarakat, karena saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19. Dimana, masyarakat yang memadati pusat-pusat perbelanjaan berpotensi menjadi titik awal munculnya klaster penularan. 

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito menyoroti hal ini, karena beberapa hari belakangan ramai pemberitaan, termasuk unggahan di media sosial yang mengonfirmasikan tingginya mobilitas masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan. Baik di ibukota, maupun di berbagai daerah. 

"Apabila kita melihat ke belakang, kegiatan berbelanja menjelang hari raya Idul Fitri bukanlah hal yang unik terjadi. Akan tetapi, kita harus tetap mengingat bahwa di tengah situasi pandemi ini, kita harus melakukan banyak penyesuaian. Mobilitas tidak dilarang, tapi hendaknya dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan,”ungkap Prof  Wiku mengomentari tingginya mobilitas penduduk Jelang Lebaran yang memicu kerumunan. 

Dalam keterangan pers, perkembangan Penanganan COVID-19, Selasa (4/5/2021) di Graha BNPB yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Prof Wiku menyarankan masyarakat memilih opsi berbelanja Lebaran secara online. Sehingga masyarakat tidak berkerumun dan menumpuk di pusat-pusat perbelanjaan. 

"Masyarakat dapat memilih opsi berbelanja yang lebih aman yaitu dengan memanfaatkan kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), seperti berbelanja online untuk meminimalisir terpapar virus COVID-19," ungkapnya. 

Apa yang disarankan ini cukup beralasan. Karena Satgas menyampaikan fakta bahwa kebijakan pengetatan mobilitas dan peniadaan mudik, nyatanya di lapangan masih ditemukan kenaikan mobilitas penduduk, khususnya ke pusat perbelanjaan. Dan Satgas telah melakukan pengamatan dengan menghimpun data dari Google Mobility pada rentang waktu di tanggal 11 Maret hingga 16 April 2021.

Dalam pengamatan 3 minggu terakhir, ada 6 provinsi dengan kenaikan mobilitas ke pusat perbelanjaan tertinggi di Indonesia.  Yaitu Provinsi Aceh (41%), Gorontalo (58%), Kalimantan Utara (47%), Maluku Utara (57%), Sulawesi Tenggara (55%), dan Sumatera Barat (53%). Dengan puncak kenaikan masing-masing 9 April 2021. Kenaikan mobilitas berdasarkan data ini, dikhawatirkan akan diikuti kenaikan kasus, sebagaimana pengalaman serupa pada waktu sebelumnya. 

Diharapkan kenaikan mobilitas ini tidak mengganggu kondisi COVID-19 nasional yang cukup stabil, hasil jerih payah masyarakat dan pemerintah selama lebih dari setahun terakhir. Meski demikian, sangat disadari bahwa momen belanja Lebaran adalah momen suka cita dimana banyak berkah yang didapatkan masyarakat. 

Secara umum, kegiatan konsumtif ini juga berdampak memperbaiki ekonomi nasional bahkan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat. Namun perlu diingat bahwa Indonesia belum keluar dari pandemi COVID-19, sehingga ancaman penularan masih ada dan nyata. Untuk itu hal terbaik yang bisa dilakukan ialah melakukan segala aktivitas dengan terkendali agar produktivitas sosial ekonomi masyarakat berkembang ke arah yang lebih baik.

Dan yang perlu diperhatikan, meskipun angka kasus baru selama beberapa bulan ini telah berangsur-angsur menurun, hal serupa belum terjadi dalam hal angka kematian. "Artinya, apabila terjadi penularan pada diri kita atau orang terkasih, COVID-19 masih sangat berpotensi berujung fatal. Maka dari itu saya harapkan masyarakat dapat bijaksana dan sangat berhati-hati," tergasnya. (f) 


Baca Juga: 
Hari Bangga Buatan Indonesia Jatuh Pada 5 Mei 2021. Yuk, Belanja!
Waspada Penyebaran Virus Corona, Ini Lho Alasan Anda Harus Hindari Kerumunan
Pemerintah Tetapkan Larangan Mudik Lebaran, Masyarakat Pilih Curi Start


Faunda Liswijayanti


Topic

#lebaran, #belanja, #covid19, #corona