
Baru-baru ini wanita Jepang ramai-ramai mengajukan petisi online dengan tagar KuToo, yang dicetuskan oleh seniman dan penulis Yumi Ishikawa. Petisi ini diajukan karena 60% karyawan perusahaan diwajibkan mengenakan sepatu high heels selama bekerja. Petisi ini diajukan kepada kementerian kesehatan Jepang, karena para wanita itu tak memercayai kinerja Kementerian Kesetaraan Gender.
Wanita Jepang bukan yang pertama mengajukan protes kepada pemerintah untuk mengubah kebijakan tentang penggunakan sepatu tumit tinggi pada wanita. Pada tahun 2017 wanita Inggris juga mengajukan tuntutan agar pemerintah melarang perusahaan di Inggris yang mengharuskan karyawan wanita mengenakan sepatu tumit tinggi. Protes ini dipicu oleh seorang Nicola Thorp, resepsionis temporer yang menolak untuk mengenakan sepatu dengan tumit setinggi 5 - 10 cm. Ia dirumahkan tanpa mendapatkan bayaran. Namun, petisi yang tanda tangani 152.400 itu gugur setelah pemerintah yang saat itu dipimpin partai konservatif menolaknya.
Wanita di Filipina juga mengajukan hal sama pada pemerintah mengingat banyaknya masalah akibat mengenakan sepatu tumit tinggi selama bekerja, seperti masalah kesehatan hingga keselamatan akibat terjatuh. Hal ini mendapat tanggapan positif. Kementerian tenaga kerja Filipina sejak September 2017 mengeluarkan peraturan yang melarang perusahaan untuk memaksa karyawan wanita untuk mengenakan sepatu tumit tinggi.
Beberapa negara bagian di Kanada,; Ontario, British Columbia, Manitoba, dan Alberta juga telah menyatakan bahwa ilegal bagi perusahaan yang mewajibkan karyawan wanitanya mengenakan sepatu tumit tinggi, sejak tahun 2017-2018.

Sejak Mei 2019 Norwegian Air juga membebaskan pramugarinya untuk mengenakan sepatu datar dan tanpa riasan. Ini adalah jawaban atas kontroversi yang mengharuskan pramugarinya untuk memiliki surat keterangan dari dokter jika ingin mengenakan sepatu datar.
Perjuangan para wanita Jepang sepertinya masih panjang. Menteri ketenagakerjaan Jepang telah meminta untuk menghentikan aksi itu. Perjuangan yang sama juga masih dialami para artis yang akan menghadiri perhelatan Festival Film Cannes. Pasalnya meski sudah sering diprotes baik oleh aktris maupun aktor, panitia festival tetap tidak mau mengubah peraturan bahwa aktis yang berjalan di karpet merah harus mengenakan sepatu tumit tinggi. Bahkan seorang pekerja film sempat dilarang mengikuti acara saat mengenakan sepatu datar karena masalah kesehatan. Meski akhirnya diperbolehkan.
Hal ini membuat Kristen Stewart yang menjadi salah satu juri dalam festival film Cannes tahun 2018 lalu, melakukan protes dengan caranya sendiri. Saat hadir dalam pembukaan festival, ia melepas sepatu tumit tingginya dan memilih berjalan tanpa alas kaki di karpet merah.
Bagaimana dengan perusahaan tempat Anda bekerja? (f)
Baca Juga:
Wanita Jepang Buat Petisi Online Tolak Pakai Sepatu Hak Tinggi ke Kantor
Wanita di Jepang Mengalami Kenaikan Gaji Lebih Signifikan Dibandingkan Pria
Melihat Kemajuan dan Kemunduran Nasib Wanita Di Dunia
Topic
#kesetaraangender, #KuToo, #highheels