Foto: Freepik
Di tengah kondisi pandemi saat ini, isu HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian mengingat Permenkes No.4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan telah mengutamakan peningkatan promotif dan pencegahan preventif dari HIV/AIDS.
Data dari Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan HIV/AIDS dan PIMS pada triwulan II Tahun 2020 hingga Juni 2020, memperlihatkan bahwa estimasi jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah mencapai 543,100 orang, 398,784 orang telah ditemukan, dan hanya 205,945 ODHA yang baru memulai konsumsi ARV.
Tambah lagi, survei Durex Eduka5eks pada tahun 2019 masih memperlihatkan bahwa topik IMS (Infeksi menular Seksual) belum dibicarakan oleh konsumen remaja, orang tua, dan pasangan menikah. Bahkan 3 dari 10 kelompok remaja di lima kota besar Indonesia masih percaya bahwa berinteraksi dalam kegiatan sehari-hari bersama ODHA dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS.
Ketua Tim Penasihat Kolegium PERDOSKI, Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili, SpKK(K) dalam keynote speech berjudul Melindungi Masyarakat Indonesia dari Risiko Terinfeksi HIV dan IMS dalam acara webinar bertajuk Perkuat Kolaborasi, Tingkatkan Solidaritas sebagai bagian dari periatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2020 yang jatuh pada 1 Desember menekankan pentingnya pendidikan seks bagi remaja sebagai kegiatan promotif dan preventif untuk memberikan tuntunan dan bimbingan kehidupan yang berkaitan dengan jenis kelamin, kehidupan mencintai, hingga rasa tanggung jawab.
Menurut Prof. Sjaiful kegiatan pendidikan seks ini harus senantiasa dipupuk sejak masa kanak kanak hingga dewasa. Ia menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara IMS dan HIV/AIDS, sehingga upaya preventif harus dimulai dari unit terkecil masyarakat di keluarga.
Bagi organisasi profesi ini, edukasi seksual harus meliputi aspek moral, sosial, kesehatan, dan agama, dimana dokter akan berperan memberikan pengobatan dan pemerintah mendesain program dan regulasi.
Bersamaan dengan acara puncak HAS tahun ini, perusahaan produk konsumen pada kesehatan dan kebersihan, Reckitt Benckiser (RB) Indonesia, melalui produk kontrasepsinya Durex, kembali mempromosikan kampanye Eduka5eks -
5 langkah mudah memahami pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Tujuannya untuk mengajak masyarakat tidak lagi tabu membicarakan soal pendidikan seks.
Adapun lima langkah Eduka5eks tersebut meliputi:
1. Ayo Pahami – Sikap terbuka untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang kesehatan seksual dan organ reproduksi
2. Mari Bicara - Berani untuk memulai percakapan
3. Saling Menghargai - Menghargai pendapat dan keputusan orang lain
4. Selalu Bertanggung jawab - Bertanggung jawab atas diri sendiri, pasangan kita, dan keluarga kita
5. Pemeriksaan Kesehatan – Mulai melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Menurut dr. Hanny Nilasari, SpKK, Ketua Umum Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia (KSIMSI), kesehatan reproduksi pada remaja sangat penting dalam rangka menyambut ageda Indonesia Sehat. Mengingat IMS adalah salah satu pintu masuk penularan HIV/AIDS, kampanye dan edukasi seksual pada populasi remaja harus terus digiatkan. Stigma bahwa HIV mudah menular juga perlu diluruskan, jauhi penyakitnya bukan penderitanya.
Harapannya dalam perayaan Hari AIDS Sedunia 2020 ini, Indonesia siap menuju akhir HIV/AIDS di tahun 2030, yaitu tidak ada inveksi HIV baru, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi. (f)
Baca Juga:
Posisi Rahim Turun, Ini Penyebab dan Gejalanya
Fenomena baru Long COVID-19, Apa yang Perlu Diwaspadai Pasien?
Anda Gemar Berolahraga? Ini Alasan Mengapa Anda Membutuhkan Seorang Pelatih
Faunda Liswijayanti
Topic
#HIV, #AIDS