Trending Topic
Nggak Kolab, Bisnis Bakal Kolaps

20 Sep 2022


Foto: Shutterstock


Dari hari ke hari, dunia bisnis makin mengarah pada penguatan ekosistem di setiap industri. Dalam kondisi seperti ini, dan terutama paskapandemi, strategi yang ampuh untuk memenangkan pasar bukan lagi berkompetisi, melainkan koopetisi, alias berkolaborasi. 

“Ini adalah jantungnya keunggulan bisnis. Sebab, dengan kolaborasi, masing-masing pihak, baik brand maupun korporat dapat saling bahu-membahu mengintegrasikan ekosistem fisik maupun digital. Kolaborasi akan menghasilkan win-win solution bagi semua pihak,” ujar Yuswohady, Founding Chairman IBF dalam pembukaan Indonesia Brand Forum (IBF) pada Senin (19/9/2022). 

Apalagi ditambahkan Yuswohady, saat ini ada banyak disrupsi yang terjadi yang mendorong semakin tingginya tingkat ketidakpastian. Dunia bisnis menghadapi dampak ekonomi dan psikologis yang tidak ringan. Untuk bisa survive, pelaku usaha dituntut untuk bersikap cerdas dan cermat. 

“Khusus para pelaku bisnis, inilah saatnya menyatukan kekuatan satu sama lain, bergandengan tangan bersama, alih-alih bersaing habis-habisan. Istilah saya, ke depannya kita harus berkolaborasi, karena ‘Kalau Nggak Kolab, Bakal Kolaps’. Jangan sendirian menghadapi tantangan ini, apalagi berkompetisi tak keruan, berperang tanpa arah. Dengan kolaborasi, tercipta situasi win-win. Ini sebuah advantage. Sebaliknya, tanpa kolaborasi, kita menghabiskan banyak energi dan sumber daya, tapi tak menciptakan situasi yang saling menguntungkan. Sebuah disadvantage,” katanya.

Selama tiga hari penyelenggaraan IBF keenam yang mengangkat topik“Brand Collab Champion – Winning Thru Coopetition Not Competition” ini akan hadir belasan perusahaan yang terkurasi dari 100 brand lokal yang telah menunjukkan semangat kolaborasi dalam menjalankan bisnisnya. Mereka akan berbagi seputar kinerja berikut kiat dan strategi kolaborasinya masing-masing.

Semangat Kolaborasi untuk Customer Experience

Pada hari pertama, sesi satu yang mengangkat topik “Ecosystem Collab: From Industry to Arena”, menghadirkan dua pembicara Indra Utoyo, Direktur Utama Allo Bank dan Achmad Soegiarto, Chief Technology & Strategy Officer, Holding Kalla Group dua perusahaan besar yang sama-sama mengedepankan nyawa kolaborasi dalam bisnis mereka.

Menurut Indra Utoyo, untuk terus memberikan experience a simple life dengan memberikan kemudahan kehidupan setiap orang melalui platform digital, lewat superApp ini Allo Bank menjahit kolaborasi all in one yang mengikuti apa yang konsumen butuhkan. 

“Karena di era digital ini jurinya adalah customer maka kita tidak boleh berhenti untuk terus create value dengan memberikan kemudahan untuk customer. Bagaimana kita bisa menghadirkan experience customer yang end-to-end. Berbicara mengenai end-to-end maka kita tidak bisa membicarakan satu elemen saja melainkan berbagai elemen. Karenanya kolaborasi kian penting,” tegas Indra.

Berorientasi pada customer experience juga menjadi langkah Kalla Group dalam membesarkan bisnisnya. Diakui oleh Achmad Soegiarto yang akrab disapa Anto, pandemi Covid-19, krisis iklim, dan inflasi, serta visi besar “winning the profit game” di tahun 2024 seperti blessings in disguise bagi banyak perusahaan untuk dapat meningkatkan resiliensi dan menciptakan disrupsi baru, termasuk mendorong Kalla Group untuk melakukan kolaborasi ekosistem. 

Kalla Group sendiri saat ini memiliki 7 Mega Ekosistem yang bergerak dalam berbagai fokus ekosistem antara lain: edukasi, properti dan hospitality, transportasi dan logistik, trading, energi, infrastruktur dan konstruksi, serta manufaktur. Dimana ketujuh Mega Ekosistem Kalla Group ini kemudian saling mengintegrasikan di dalam ekosistem dan antar ekosistem untuk mengembangkan “Kallafriends” yang berfokus unbelievable customer experience untuk menciptakan “New Life Experience” bagi pelanggan Kalla Group melalui digital experience. Kolaborasi ekosistem ini membentuk “Kalla for Life”.

“Strategi ecosystem collaboration formula ujungnya adalah winning the profit game. Dan penjumlahnya adalah intra dan inter ekosistem maka akan menjadi tidak lengkap kalau tidak memaksimalkan kolaborasi dari luar juga. Semuanya semata-mata dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan Kalla Group,” ungkap Anto.

Dampak kolaborasi ekosistem terhadap pertumbuhan pelanggan yang dilakukan Kalla Group ini salah satunya tercermin dengan hadirnya 5000 (lima ribu) partisipan dalam acara Kalla Youth Festival dan lebih dari 6000 (enam ribu) transaksi yang terjadi di Kallafriends hingga September 2022 ini.

Dalam ajang ini, Kalla Group juga berhasil memenangkan The Best Corporate Collaboration for Ecosystem Development in East Indonesia atas kontribusinya dalam pengembangan ekosistem bisnis khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Selain Allo Bank dan Kalla Group, brand lokal collab yang juga berbagi kiat dan strategi kolaborasi di hari pertama ini antara lain Telkom & Sarinah yang bicara tentang seni konten kolaboras. Lalu ada juga Telkonsel dengan Pertamina yang bicara dalam sesi “Tribes Collabs, Engaging Fans. Dan menutup hari pertama hadir. Alfamart dan Mondelez yang berbicara tentang leveraging asset. (f)


Faunda Liswijayanti


Topic

#brand, #kolaborasi, #bisnis, #ukm, #wirausaha