Trending Topic
Menjawab Keresahan Wanita Wirausaha

31 Mar 2022

wanita wirausaha
Foto: Shutterstock
 

UMKM adalah urat nadi banyak perekonomian, terutama di negara berkembang. Secara global, mereka mewakili sekitar 90 persen bisnis dan lebih dari 50 persen lapangan kerja. UMKM juga berkontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto dan ekspor. Dan selama pandemi, UMKM telah menunjukkan ketangguhan yang cukup tinggi, sehingga pengembangannya menjadi prioritas utama bagi banyak pemerintah di seluruh dunia.

Berdasarkan data UMKM Indonesia 2021, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 persen dari total investasi di Indonesia. 

Di saat yang sama, data Bank Indonesia menyebutkan 60 persen atau sekitar 39 juta pelaku UMKM Indonesia adalah perempuan. Sehingga bagi Indonesia, memberdayakan UMKM berarti juga memberdayakan perempuan. 

Dengan kata lain, perempuan merupakan agen penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Jika perempuan diberikan akses setara, khususnya dalam ekonomi digital dan akses finansial, tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan perekonomian dan menghindari keluarga dari kemiskinan, pemberdayaan perempuan juga turut menumbuhkan perekonomian bangsa.

Laporan Kondisi UKM di Seluruh Dunia 2021 yang pertama, dimana Facebook mengadakan survei terhadap lebih dari 35.000 UKM di 27 negara dan wilayah pada bulan Februari 2021. Laporan ini menyelidiki efek pandemi terhadap kinerja bisnis, cara bisnis beradaptasi dengan keadaan saat ini, dan ekspektasi mereka akan masa depan. Salah satu hasilnya menyebutkan sekitar 32% UKM yang dipimpin wanita di Facebook melaporkan bahwa, mereka telah mengubah cara mereka menggunakan alat digital dalam menanggapi pandemi, dibandingkan dengan 25% UKM yang dipimpin oleh pria.

Untuk terus berkembang, wanita wirausaha memang harus terus beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi, termasuk saling bertukar informasi. Hal ini terjadi dalam Indonesia Womenpreneurs Conference 2022, konferensi wanita wirausaha nasional pertama yang diselenggarakan oleh Wanita Wirausaha Femina bekerjasama dengan Meta melalui program #SheMeansBusiness dan didukung oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, dan Women 20 (W20), yang berlangsung pada Selasa, 22 Maret 2022. 


Merry Maryati, Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional,
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, salah satu pembicara Indonesia Womenpreneurs Conference 2022.


Dalam ajang IWC 2022 yang dihadiri oleh lebih dari 1500 peserta ini berbgai pertanyaan bermunculan dari para peserta yang antusias dengan tiga panel yang berlangsung. Pada panel pertama, pertanyaan seputar ekspor mendominasi kolom chat webinar. Menjawab tentang peluang ekspor, Merry Maryati, Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang menjadi pembicara di panel satu dengan topik Kolaborasi untuk Ekonomi Inklusif, menegaskan pentingnya komitmen dan keinginan yang kuat dari pelaku UMKM wanita tentang kualitas, kemampuan kapasitas produksi, pengembangan produk yang sesuai selera di negara tujuan ekspor untuk meningkat peluang ekspor.

Merry juga menekankan tentang pentingnya wanita pengusaha UMKM untuk mengenali aturan/regulasi tentang ekspor baik di dalam negeri maupun negara tujuan. "Meskipun produk Anda baik dan menurut Anda premium, tapi jika negara tertentu mewajibkan suatu hal yang belum dipenuhi produk Anda, maka produk itu tidak akan diterima," ungkap Merry. 

Cerita sukses tiga wanita wirausaha champions yang menjadi pembicara di panel 2 dengan tema Aksi Nyata Dukung Wirausaha #BuyFromHer turut menginspirasi. Pertanyaan pun banyak muncul tentang bagaimana strategi dan inovasi yang meeka lakukan untuk bertahan dan berkembang melewati pandemi. menjawab pertanyaan tersebut, tiga pembicara panel dua ini memiliki kiatnya masing-masing. 

Syanaz Nadya Winanto Putri, pendiri Rorokenes Indonesia, artisan brand asal Semarang, Jawa tengah yang terkenal dengan tas anyaman kulit berkualitas ekspor ini, mengaku bisa survive karena data base pelanggan sekaligus memaksimalkan penggunaan sarana digital. "Karena selama pandemi tidak boleh pameran, maka pemanfaatan instagram, facebook, website dan lain-lain jadi distribusi channeling,“ ujar Syanaz.

Sedangkan Eni Anjayani, pendiri Wastraloka, brand home decor yang memiliki ciri khas lukisan batik dalam berbagai produk sehari-hari, asal Yogyakarta ini memilih memaksimalkan dan meningkatkan beriklan di media sosial selama pandemi, karena pameran yang biasa diikuti tidak bisa jalan. "Tidak kalah penting adalah inovasi produk sesuai tren seperti lebih banyak di rumah, saling memberi, dan saling berkirim dengan membuat produk yang lebih kecil ukurannya. Membuat produk gift untuk perusahaan yang dulu diabaikan dapat menjadi penyelamat kami di masa pandemi,“ tambah Eni.

Memaksimalkan sosial media di masa pandei juga menjadi langkah Bosteak untuk bertahan, setelah sempat mengalami omset yang menurun hingga 90 persen di awal pandemi. Menurut Yuria Ekalitani, pendiri Bosteak, brand kuliner asal Cilacap yang membuat inovasi steak bermarinasi dalam kemasan beku, berkat mengaktifkan Facebook dan Instagram, serta toko online, omsetnya kembali meningkat, bahkan bisa mencapai 5 kali lipat. "Bosteak membuat model bisnis kanvas, target market, serta channel baru. Kita harus bisa melihat resource yang dimiliki dan terus menerus berkolaborasi," ungkap Yuria. 

Pada panel tiga dengan topik Strategi Tepat Maksimalkan Toko Online yang berlangsung pada siang hari, pertanyaan menarik dari peserta salah satunya adalah trik branding di tengah maraknya marketplace, agar produk kita tetap menjadi eye center. Menurut Tuhu Nugraha, Digital Business Consultant & Trainer, salah satu pembicara panel tiga, yang perlu perhatikan UMKM adalah story telling-nya. "Story dari produk Anda, visinya apa, soul-nya bagaimana, karakter utamanya bagaimana, dan bagaimana caranya membangun komunitas yang percaya pada produk Anda,” ujar Tuhu. 

Untuk memahami konsumen, Tuhu menyarankan untuk membuat tools yang disebut customer empathy map dan customer profiling. Dengan membuat customer empathy map Anda baru bisa membuat story telling yang tepat. “Konsekuensi dari marketplace adalah Anda akan dibandingkan harganya saja. Karena itu kalau bisa saat konsumen masuk ke marketplace mereka tinggal beli dan tidak membandingkan dengan penjual lain. Kunci utama adalah cerita yang Anda sampaikan lewat media sosial,” kata Tuhu.

Ingin tahu lebih banyak tip sukses UMKM? Ikuti rangkaian program Wanita Wirausaha Femina yang akan berlangsung sepanjang  Maret hingga September 2022. Cek Informasinya di Instagram @feminamagazine dan @wanwirfemina serta Facebook Femina Media dan Wanita Wirausaha Femina. (f) 

Saksikan tayangan lengkap Indonesia Womenpreneurs Converence 2022, klik tautan berikut https://fb.watch/bYrEf8JcpB/​


Baca Juga: 
3 Wanita Wirausaha Inspiratif, Melesat di Tengah Tantangan Pandemi
Mendag M. Lutfi: Kolaborasi Ciptakan Langkah Konkret bagi Pertumbuhan Wirausaha Perempuan Indonesia
Indonesia Womenpreneurs Conference 2022, Ajang Pembuktian Kepemimpinan Wanita Wirausaha yang Tangguh, Adaptif, Inovatif



Topic

#iwc2022, #wanitawirausaha, #wanwirfemina, #bisnis, #ekonomiinklusif