Trending Topic
Lawan Pelecehan Seksual di Dunia Kerja

8 Aug 2016


Foto: 123RF

Sore ini di Flight GA 216, ketika pramugari menawari minuman, penumpang di depanku memesan susu. Kemudian penumpang di sebelahnya menimpali susu kanan atau kiri. Percakapan selanjutnya gak jelas dan mereka berdua ketawa2. Si pramugari ga terima dan perkara berbuntut panjang. Penumpang diinterogasi kru pesawat selama penerbangan. Dan ketika pesawat mendarat, pintu pesawat sudah dijaga sejumlah pengamanan bandara. Entah apa yang terjadi setelah itu. Guys, pramugari khususnya Garuda memang ramah, tapi jangan coba-coba bikin masalah terutama soal sexual harassment, or you’ll end up in trouble.”
           
Status di akun Facebook salah satu penumpang Garuda Indonesia GA 216 rute Jakarta-Yogyakarta pada 25 Mei 2016 itu lalu menjadi viral hingga beberapa hari kemudian. Media massa kemudian juga memberitakan kasus ‘gurauan tak lucu’ yang berbuntut panjang ini. Lengkap dengan foto-foto pelaku yang sedang menjalani pemeriksaan. Diberitakan, setelah pemeriksaan masalah, si penumpang mengakui kesalahannya dan menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya.
           
Menanggapi persoalan ini manajemen Garuda Indonesia mengirimkan rilis ke media yang menyesalkan kejadian tersebut, karena bagaimanapun pramugari itu sedang menjalankan tugas profesionalnya. “Tolong jangan artikan keramahan kami dengan sembarangan,” demikian kata VP Corporate Communication Garuda Indonesia, Benny S. Sidabutar, dalam rilisnya.
           
Di dunia maya, netizen banyak yang mendukung keberanian pramugari Garuda melawan pelecehan yang dilakukan penumpangnya. Meskipun dalam adagium, pembeli (baca: penumpang) adalah raja,  tapi kalau tidak senonoh pantas untuk ditegur dan dilawan. Sebagian juga memuji tindakan Garuda Indonesia dalam melindungi karyawannya yang bertugas   dari gangguan pihak luar.

Yang lebih penting dari peristiwa ini adalah semacam kesadaran publik, bahwa pelecehan masih kerap terjadi di dunia kerja. Bahwa wanita yang menjalani tugas profesionalnya pun harus menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Dan, bila melihat data, pelecehan yang dialami pramugari Garuda itu sebenarnya hanyalah pucuk gunung es.

Data dari Komnas Perempuan (2012) menyebutkan, di antara 216.156 kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, 12 persennya dialami oleh tenaga kerja wanita. Pelecehan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang-orang berpendidikan tinggi yang diasumsikan lebih paham kesetaraan dan tidak berperilaku seksisme.

Seperti yang dialami Istiqomatul Hayati, wartawan media ternama nasional. Isti, demikian panggilan akrabnya, pernah dilecehkan secara verbal oleh seorang direktur perusahaan transportasi BUMN dengan kata-kata cabul saat sedang wawancara. Waktu itu Isti bertanya mengenai kebijakan sang pejabat untuk menekan angka kecelakaan.

Isti merasa pertanyaannya wajar, tapi si pejabat mungkin tidak suka dengan pertanyaan itu, atau mungkin bosan. Tiba-tiba, si pejabat mengatakan, “Sudah, ah. Aku capek. Aku mau begini (ibu jari diselipkan di antara telunjuk dan jari tengah). Enak, lho, begini. Kamu pasti belum tahu rasanya begini,” katanya, seraya beringsut. Pejabat lain yang menyertai, semua tertawa.
           
Dewi Candraningrum, Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan, membenarkan, bahwa tidak ada kaitan perspektif adil gender dengan tingkat pendidikan maupun kelas sosial seseorang. “Walaupun dia seorang profesor misalnya,  bila tidak mendapatkan perspektif adil gender, maka dia bisa tetap melakukan pelecehan seksual. Cukup banyak kan profesor yang melakukan kejahatan seksual,” ujar Dewi.

Contoh lain adalah Donald Trump. Calon Presiden Amerika Serikat ini dikenal sangat seksisme (tindakan yang meremehkan atau menghina berkenaan dengan kelompok, gender atau individual) dan diskriminatif. Padahal, dia berasal dari kelas sosial atas.

Hal ini yang disebut Dewi  bahwa perilaku dan pemahaman seseorang mengenai  kesetaraan tidak datang begitu saja. “Seseorang setidaknya harus tumbuh dalam satu keluarga, komunitas dan masyarakat yang memperkenalkan sikap-sikap yang tidak seksisme, tidak misoginis (kebencian atau tidak suka terhadap wanita dan anak perempuan- red), dan adil gender. Walaupun dia orang kaya dan berpendidikan tinggi, bila tidak diajari adil gender, ya, dia bisa saja melakukan pelecehan seksual,” ujar Dewi. (f)
 
 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง