Perjalanan panjang ajang Good Design Indonesia 2021 sudah berakhir. Beberapa waktu lalu telah diumumkan para pemenangnya dan satu peraih gelar GDI of The year 2021. Rekajalin buatan BYO Living (PT Berkat Kriya Tritunggal) adalah peraih penghargaan utama ini. Produk yang dipampang selama penjurian berupa satu lembar panel anyaman rotan. Melihat anyaman ini, mungkin banyak orang awam yang melihatnya hanya sebagai anyaman. Namun, Rekajalin lebih dari ‘hanya’ sebuah anyaman.
Saat dijumpai femina, Lim Masulin, founder BYO Living menjelaskan bahwa Rekajalin bukanlah sebuah barang atau produk anyaman. Ini adalah sebuah sistem komputasi anyaman yang ia kembangkan dalam membuat panel ayaman untuk keperluan arsitektur dan dipakai oleh seluruh teamnya untuk membuat berbagai render anyaman yang salah satunya ditampilkan pada ajang Good Design Indonesia ini. Ide awalnya dimulai dari keinginan BYO Living untuk mengingatkan masyarakat tentang budaya Indonesia dan membagikannya kepada dunia. Mimpi ini kemudian dipertemukan dengan salah satunya teknik anyaman Suku Dayak. “Kami mengekporasi dan mempelajari desain dan teknik di balik pola anyaman mereka yang indah. Kemudian pola dan teknik tradisional mereka kami kembangkan sehingga tidak hanya memiliki estetika, tapi juga fungsi,” ujar Lim.
Tenun holografik, atau pola optis efek ilusi tiga dimensi ini yang sedang diusung oleh BYO Living. “Dengan Rekajalin—bantuan komputerisasi digital—kami dapat menghitung ulang algoritma dan membuat proses anyaman yang kompleks ini lebih mudah dibuat,” terang Lim. Dengan kata lain, Rekajalin dapat membuat simulasi pola anyam yang akan diterapkan pada panel arsitektur skala besar dengan bentuk dan solusi yang rumit sekaligus. Panel-panel anyaman ini nantinya akan menjadi bagian dari sebuah bangunan, baik untuk interior maupun eksterior. Ia juga memberikan simulasi bagaimana panel tenunan ini dapat membantu bangunan mecapai kenyamanan thermal.
Setelah pola tenun yang diinginkan sudah dibuat oleh Rekajalin, proses selanjutnya adalah memberikan pola ini pada penganyam. Lim mengatakan bahwa mereka tetap terus mengangkat dan mendukung craftsmanship para penganyam lokal dengan bakat yang luar biasa. Menurut Lim penggunaan komputasi (Rekajalin) dapat membantu manusia dalam meningkatkan kemampuannya. Lim tidak ingin menghilangkan sentuhan manusia dari produk anyaman yang dihasilkan BYO Living dan tetap ingin menonjolkan sisi artisan para penganyam lokal.
Saat mengikuti ajang Good Design Indonesia 2021, BYO Living mempersembahkan sebuah panel anyaman yang menggunakan material rotan dari hutan Kalimantan. Namun, bahan baku anyaman buatan BYO Living, tidak terbatas pada rotan atau bahan baku yang memang lazimnya digunakan untuk anyaman. “Kami juga pernah mengerjakan projek anyaman yang menggunakan daur ulang botol PET untuk mengurangi limbah,” kata Lim.
Mungkin Anda masih bingung bagaimana penggunaan panel anyaman ini dalam sebuah bangunan. Coba tengok beberapa spot di Jakarta. Mulai dari perkantoran besar, toko, café, hingga restoran menggunakan anyaman ini sebagai bagian dari desain bangunan. Tak hanya memberikan sentuhan estetika, namun ada makna dan filosofi yang menambahkan cerita bangunan tersebut. Salah satunya adalah anyaman istalasi berbentuk bunga melati di restoran Hutan Kota Plataran yang memang ingin mengangkat kerifan Nusantara.
Tidak hanya hotel-hotel lokal di berbagai daerah di Indonesia yang sudah menggunakan pola anyaman yang dibuat oleh Rekajalin. Saat ini, BYO Living dengan Rekajalin milik mereka sedang mengerjakan projek Four Season Hotel bintang lima terbaru di Jepang, dan juga mengerjakan projek hotel development dengan salah satu grup bisnis fashion terbesar Jepang di Tokyo.
Baca juga:
6 Pemenang Good Design Indonesia Berhasil Raih Penghargaan G-Mark Award di Jepang
Tak Hanya Promosi ke Pasar Ekspor, Pemenang GDI Siap Digandeng KADIN
Kemendag Muhammad Lutfi: Ajang Good Design Indonesia Dorong Sistem Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan
Topic
#GoodDesignIndonesia, #GoodDesignAward, #design, #arsitektur, #interior, #rumah
