
Foto: PM
Pada 15-18 Juni lalu, femina berkesempatan menghadiri pameran kesehatan Medicare dan SenCARE 2017 di Taipei, Taiwan, atas undangan Taiwan External Trade Development Council (Taitra). Turut mendukung program pemerintah Taiwan untuk menciptakan sistem perawatan kesehatan terintegrasi berbasis komunitas, khususnya bagi kalangan lanjut usia (lansia), pameran ini menghadirkan berbagai inovasi.
Pertumbuhan populasi lansia di seluruh dunia menghadirkan berbagai peluang sekaligus tantangan. Di Taiwan, Kementerian Dalam Negeri mencatat angka harapan hidup meningkat hingga 7,2 tahun dalam dua dekade, menjadi 79,8 tahun pada tahun 2014. Menurut Direktorat Jenderal Anggaran, Pembukuan, dan Statistik, dari peningkatan populasi Taiwan dalam dekade terakhir sebesar 722 ribu jiwa, 713 ribu merupakan penduduk berusia di atas 65 tahun. Pada tahun 2015, kelompok usia ini mencakup 12,5% dari total penduduk.
“Dalam kurang dari sepuluh tahun ke depan, populasi lansia di Taiwan akan mencapai 20%. Hal ini akan menciptakan peluang bagi para penyedia layanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan mereka,” ungkap Da-wei Hsu, Wakil Direktur Jenderal Biro Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perekonomian Taiwan, ketika membuka acara, Kamis (15/6) lalu.
Peluang yang dijajal oleh lebih dari 400 eksibitor, sebagian besar asal Taiwan, ini tak hanya berasal dari dalam negeri. Menurut Hsu, Taiwan juga siap berekspansi di kawasan Asia Tenggara. Inisiatif ini turut terlihat dari kehadiran Singapore Pavilion, yaitu stan khusus untuk para praktisi industri medis asal negeri singa, di area pameran.
Baca juga:
5 Produk Kecantikan asal Taiwan
Perpaduan Teknologi dan Gaya Hidup Modern di Taiwan Expo 2017
Tak hanya peluang, tantangan pun telah menanti. Menurut David Yu, Marketing Manager Sun-Shine Land International Ltd., salah satu tantangan terbesarnya dalam menghadapi pasar dalam negeri adalah mengubah kebiasaan. Hal ini terlihat dari reaksi pasar terhadap produk-produknya, yaitu alat-alat bantu aktivitas sehari-hari untuk lansia dan penyandang disabilitas berlabel Our Obligation.
“Masyarakat di Taiwan, maupun Asia pada umumnya, masih belum terbiasa dengan situasi di mana lansia hidup mandiri. Saat ini, masih banyak lansia yang hidup dengan pendampingan dari caregiver,” jelas David, saat femina mengunjungi stan pamerannya pada Sabtu (17/6) lalu. Tenaga pendampingan ini datang dari anggota keluarga, asisten domestik yang umumnya merupakan buruh migran, maupun tenaga perawat profesional.
Pemerintah Taiwan pun tak berpangku tangan menghadapi tantangan lonjakan populasi lansia. Diresmikan November lalu, Long-term Care 2.0 menjadi versi terbaru Undang-Undang Perawatan Jangka Panjang Tahun 2008, yang memperluas jenis layanan kesehatan dari pemerintah untuk lansia. Program ini merupakan perpanjangan dari program sebelumnya, yang berfokus pada penyandang disabilitas.
“Pemerintah menyadari bahwa lansia memiliki kebutuhan layanan kesehatan yang berbeda dengan pasien biasa. Hal ini pun ikut berpengaruh pada industri kesehatan,” papar Irene Liu dari Exhibition Department Taitra, Kamis (15/6) lalu. (f)
Baca juga:
Dunia Terancam Pikun
Ledakan Penduduk dan Bonus Demografi
Topic
#taiwan