Menaklukkan tantangan dan menghasilkan produk yang relevan dengan perkembangan zaman yang bergerak cepat adalah prinsip utama setiap industri di masa kini, tak terkecuali untuk industri fashion Tanah Air.

Apa saja tantangannya dan bagaimana mencari relevansi itu jadi bagian dari diskusi JF3 Talk 2025 Vol.1 bertema Recrafted: A New Vision, yang digelar di Teras Lakon, Summarecon Serpong. Diskusi yang mempertemukan para pemangku kepentingan industri fashion Indonesia itu, dari desainer, pabrik tekstil hingga media, jadi bagian dari rangkaian JF3 Fashion Festival 2025 yang bakal digelar dari Juli hingga Agustus nanti.

Menurut Thresia Mareta, Advisor JF3, dalam tiga tahun terakhir JF3 telah melakukan transformasi untuk mencapai relevansi yang diinginkan. Hal ini terlihat dari bentuk acara, pemilihan lokasi, konsep presentasi, hingga desain venue.


Para peserta setuju kalau isu-isu aktual yang jadi tantangan industri fashion adalah prinsip berkelanjutan (sustainability), digitalisasi fashion, serta pentingnya narasi lokal untuk membangun jenama fashion yang autentik. 

"Produk lokal berkualitas tinggi harus dapat disesuaikan dengan konteks modern agar tetap relevan," ujar Thresia.

Hal ini sejalan dengan peserta JF3 Talk 2025 Vol.1 yang sepakat bahwa tantangan industri mode saat ini tak lagi cukup dijawab dengan kreativitas semata, melainkan juga dengan ketangguhan sistem, jejaring, serta visi jangka panjang.

Peran pemerintah juga penting di tengah gerakan akar rumput atau dari pelaku industri fashion sendiri. Pemerintah bisa membentuk ekosistem industri sehat berdasarkan kebijakan serta dukungan dari asosiasi dan lembaga resmi. (f)

Baca juga:
Thresia Mareta Menerima Penghargaan Knight of the Ordre des Arts et des Lettres
Narasi Eksistensi Budaya Semesta di JF3 Fashion Festival 2024
Malam Pembukaan JF3 Merayakan 20 Tahun Eksplorasi Fashion Tanah Air

---

Topic

#jf3

---