
Foto: Freepik
Setiap tahun tumbuhan laut memproduksi lebih dari setengah persediaan oksigen di atmosfer bumi, sementara pohon-pohon besar berperan membersihkan udara dengan menyerap 22 kg karbondioksida, sekaligus melepaskan oksigen. Sebesar itulah alam memberi kehidupan bagi manusia, namun banyak manusia nakal yang tak peduli dan memperlakukan alam dengan tidak semestinya. Setiap 3 detik dunia kehilangan banyak hutan. Selama 100 tahun belakangan kita telah merusak setengah dari lahan basah yang ada di bumi.
Inilah mengapa pada 1972 PBB kemudian menetapkan 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Mereka menilai, awareness seluruh warga dunia tentang pentingnya berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian alam perlu ditingkatkan.
Pada 1987 PBB memiliki gagasan baru. Secara bergiliran setiap tahun akan ada negara yang menjadi host untuk menyelenggarakan hari tersebut. Tahun ini untuk pertama kalinya Pakistan mendapat kehormatan untuk menjadi host. Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, akan membuka Konferensi Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 secara virtual di Islamabad pada malam 4 Juni, yang dihadiri oleh lebih dari 140 negara. Dalam konferensi nanti Pakistan akan mengumumkan sederet inisiatif penting yang telah diambil untuk mengatasi berbagai dampak perubahan lingkungan, seperti 10 Billion Trees Tsunami Programmed, Clean Green Pakistan, Electric Vehicle Policy, National Parks, and Green Jobs.
Kali ini Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengusung tema Restore Ecosystem. Misinya adalah merestorasi kembali miliaran hektar lahan hutan, lahan pertanian, dan gunung, serta kehidupan di dalam samudera. Dengan tema ini, seluruh negara diharapkan aktif berpartisipasi dalam memulihkan ekosistem yang mengalami degradasi. Jika ekosistem bisa dipulihkan dan dijaga, akan banyak manfaat yang bisa kita petik, seperti tanah yang lebih subur dan sumber makanan yang lebih sehat. Namun, merestorasi ekosistem tak bisa instan. Karena itu, pada saat yang sama akan diluncurkan pula UN Decade on Ecosystem Restoration, yang akan berlangsung hingga 2030.
Jakarta menerjemahkan tema ini dengan fokus pada penanganan sampah dan mengangkat tema Jakarta Sadar Sampah. Rencananya, pada hari Sabtu, 5 Juni 2021 akan diadakan talkshow secara virtual, menghadirkan sejumlah aktivis lingkungan hidup, seperti Angela Richardson (Founder & Chairwoman Indonesia Indah Foundation) dan Tiza Mafira (Direktur Eksekutif Gerakan Diet Kantong Plastik dan pemeran utama film dokumenter Pulau Plastik).
Memang masalah sampah di Indonesia cukup menantang. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 2020 jumlah sampah secara nasional mencapai angka 67,8 juta ton. Mengutip Indonesia.go.id, artinya setiap hari dihasilkan sampah baru sebanyak 185.753 ton oleh 270 juta orang. Atau, setiap penduduk Indonesia menghasilkan 0,68 kg sampah setiap hari.
Bagi kita orang awam, merestorasi ekosistem bisa dilakukan dengan banyak hal. Misalnya, menanam lebih banyak pohon, lebih sering menggunakan kendaraan umum demi menekan polusi, membeli perlengkapan rumah hemat energi, serta menghemat penggunaan sumber daya, seperti air dan listrik. Tak perlu muluk-muluk. Yang penting nyata dan dilakukan secara konsisten. Yuk! (f)
Baca Juga:
Libur Sekolah, Ajak Anak Belajar Kelola Sampah Sendiri Yuk!
Sedotan Kertas Dapat Menyelamatkan Lingkungan dari Ancaman Buruk Limbah Plastik
2 Brand Ini Ganti Sedotan Plastik dengan Sedotan Kertas Demi Selamatkan Lingkungan
Topic
#ramahlingkungan, #harilingkunganhidup, #greenlifestyle