
Foto: Dok. Pribadi
Sebagian orang merasa bahwa dengan berbagi mereka merasa mendapat kebahagiaan tersendiri. Seperti halnya Erninta Afryani (27), seorang jurnalis asal Jakarta, yang terpanggil untuk berbagi dengan para lansia di panti jompo. Di sanalah Ernita merasa mendapatkan pelajaran hidup dan kebahagiaan sejati. Berikut penuturannya kepada femina.
"Saya suka ikut aktivitas sosial sejak kuliah. Waktu itu, saya diangkat menjadi ketua acara kunjungan ke panti asuhan untuk tugas kuliah. Saat kunjungan, hati saya rasanya campur-aduk melihat anak-anak yang tidak tahu siapa orang tua mereka karena sejak bayi sudah ditinggalkan di panti. Sejak itu, saya aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial, seperti bakti sosial dan pengobatan warga miskin.
"Belum lama ini saya melakukan kunjungan ke Panti Lansia Santa Anna. Saya sempat deg-degan karena ini pertama kalinya saya ke panti jompo, apalagi saya diminta menjadi MC. Saya dan teman-teman berusaha membuat suasana tidak terlalu formal, jadi kami membuat permainan dan sesi karaoke. Langsung, deh, aula panti berubah jadi arena bernostalgia.
"Kami juga membuat sesi sharing dengan mendengarkan cerita dan pengalaman para lansia. Melihat para opa dan oma senang, kami pun turut bahagia. Terus terang, saya merasa tertampar melihat opa dan oma yang sudah lanjut usia masih begitu semangat menjalani hidup dan tetap bersyukur, walau jauh dari anak-anak mereka. Saya seperti diingatkan bahwa kita yang muda ini suka bersikap seenaknya kepada orang tua, apalagi kalau sudah sibuk dengan pekerjaan. Untuk sekadar kirim pesan dan menanyakan kabar, berkata ‘I love you’, atau sekadar membelikan makanan kesukaan orang tua saja tidak sempat, tapi untuk urusan lain kita bisa rela melakukannya.
"Saya juga merasa terinspirasi oleh seorang kakek yang dulunya adalah salah satu petinggi bank ternama. Walau sudah keliling dunia dan sukses berkarier, di masa tua ia menghabiskan waktu di panti. Anak-anaknya semua di luar negeri sehingga jarang mengunjungi dia. Saya merasa betapa pentingnya kehadiran keluarga.
"Agama saya mengajarkan untuk melayani sesama. Tidak harus sesuatu yang besar, tapi bagaimana kita memberi dengan hati, baik materi, waktu, maupun perhatian. Berbagi kasih berarti kita memberikan kelebihan yang kita miliki. Itu sebabnya, bagi saya, mengunjungi para lansia di panti jompo memberikan kebahagiaan luar biasa. Uniknya, tiap kali berkunjung ke panti, rasa stres di kantor lenyap seketika setelah mendengar pengalaman mereka. Dari mereka pula saya belajar mengalahkan ego dan berempati terhadap orang lain.
"Bagi saya, meski untuk kegiatan sosial ini saya harus sebisa mungkin menyisihkan pengeluaran, juga membagi fokus dan waktu, saya akan terus terlibat dalam kegiatan sosial ini. Prinsip saya, komunitas positif akan menjaga hidup kita tetap positif.
"Meski semua aktivitas sosial yang pernah saya lakukan meninggalkan kesan, berbagi kasih dalam suasana Natal membuat makna hari raya tersebut makin dalam. Bagi saya, merayakan Natal bukan sekadar makan enak, pakai baju baru, atau segala sesuatu yang hanya untuk diri sendiri. Natal bagi saya adalah berbagi sukacita dan kasih, termasuk kepada orang yang baru saya kenal.
"Saat kunjungan ke panti lansia, para opa dan oma tampak senang dengan kedatangan kami, karena mereka tidak merasa kesepian di hari yang identik dengan keluarga ini. Saya lihat, yang mereka butuhkan bukan hura-huranya, tapi kesempatan untuk didengarkan. Beruntung, saya bisa hadir bersama mereka, mendengarkan hal-hal menarik dari mereka, dan bisa belajar banyak dari itu." (f)
Baca juga:
Membelanjakan Uang untuk Orang Lain Memberikan Kebahagiaan Berlipat Ganda
6 Fakta Kehidupan Anak Sekarang yang Menjadi Tantangan Guru dan Orang Tua Masa Kini
Berbagi Tanggung Jawab Merawat Orang Tua
Herdiana Hakim
Topic
#berbagi