
Foto: Shutterstock
Sebanyak 1.113.600 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca telah mendarat di Indonesia pekan lalu. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa vaksin ini didapat dari hasil kerjasama multilateral. Ini merupakan batch pertama dari total vaksin yang akan diterima Indonesia sebanyak 11.748.000 vaksin jadi.
Meski sudah tiba di Indonesia, vaksin ini belum digunakan dalam program nasional vaksinasi Covid-19 yang kini sedang berlangsung. Menurut juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, vaksin AstraZeneca tersebut masih menunggu sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebelum diberikan kepada masyarakat.
Tak berselang lama setelah kehadirannya di Indonesia, vaksin yang berasal dari Inggris ini diterpa isu dapat memicu pembekuan darah. Bahkan, beberapa negara sudah menangguhkan penggunaannya. Pemerintah Irlandia, Austria, Denmark, Norwegia, dan Islandia di antara negara yang menagguhkan penggunaa vaksin ini terkait kasus pengentalan darah.
Hingga Rabu pekan lalu, sekitar 5 juta orang di Eropa telah menerima vaksin Oxford-AstraZeneca. Dari angka ini, muncul 30 kejadian tromboemboli atau gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah dan menghalangi aliran darah pada penerima, telah dilaporkan.
Mengenai isu ini , Dr. Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuan WHO menyebutkan bahwa masih belum jelas apakah vaksin tersebut benar-benar menyebabkan penggumpalan darah. "Efek samping yang dilaporkan setelah vaksinasi harus dilihat dalam konteks kejadian yang terjadi secara alami dalam populasi," kata Swaminathan. "Hanya karena dilaporkan setelah vaksinasi, bukan berarti itu karena vaksinasi. Itu bisa sama sekali tidak berhubungan. "
Hal serupa juga diuratakan oleh Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) di Inggris. "Laporan pembekuan darah yang diterima sejauh ini tidak lebih besar dari jumlah yang akan terjadi secara alami pada populasi yang divaksinasi," ujar Dr. Phil Bryan, Kepala Keamanan Vaksin di Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan di Inggris itu.
Sebagai produsen vaksin, Astra Zeneca mengatakan bahwa pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh pihaknya dan otoritas kesehatan Eropa. Hingga saat ini tidak ada satu pun dari pengujian ulang yang menimbulkan kekhawatiran.
Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin telah meninjau sinyal keamanan secara sistematis, dan dengan hati-hati menilai laporan terbaru tentang vaksin AstraZeneca.
Di dalam negeri, Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa distribusi vaksin Covid-19 AstraZeneca ditunda. Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil rapat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
“Kami sebenarnya masih menunggu hasil kajian dari BPOM dan ITAGI. Bukan tidak akan digunakan tapi untuk sementara kita menunggu hasil kajian dulu,” terang Maxi.

Baca juga:
Pentingnya Kepemimpinan Perempuan dalam Bisnis di Tengah Krisis COVID-19
Penjelasan Satgas Tentang Mutasi Virus Covid-19 Yang Ditemukan di Indonesia
Batasi Gerak, Turis Hotel Lebih Senang Chill Out di Kamar. Apa Lagi Perubahannya?
Pentingnya Kepemimpinan Perempuan dalam Bisnis di Tengah Krisis COVID-19
Penjelasan Satgas Tentang Mutasi Virus Covid-19 Yang Ditemukan di Indonesia
Batasi Gerak, Turis Hotel Lebih Senang Chill Out di Kamar. Apa Lagi Perubahannya?
Topic
#3M, #ingatpesanibu, #satgascovid-19, #vaksincovid, #astrazeneca