Travel
Ulang Tahun Jakarta, Wisata Religi ke Masjid-Masjid Tua Jakarta

22 Jun 2016


 
Foto: Fic
 
Masjid-masjid tua legenda Jakarta bisa menjadi tujuan wisata religi sembari ngabuburit, lanjut buka puasa, tarawih, taaruf, itikaf, sembari memahami jejak-jejak sejarah Islam di Ibukota Indonesia.
 

Masjid Al Alam Marunda
Kampung Marunda Pulo, RT 009/RW01, Kelurahan Marunda, Cilincing.  
 
Dikenal juga Masjid Si Pitung, tokoh perlawanan Betawi terhadap kesewenang-wenangan Kompeni Belanda tempo doeloe, diperkirakan berdiri sejak pertengahan abad ke-16. Ada jejak sejarah mengidenitikasikan masjid-masjid tersebut hadir berkait jejak Fatahilah, dan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang merupakan salah seorang dari Walisanga. Di tahun itu, Portugis menduduki Soenda Kalapa, pelabuhan Kerajaan Sunda di teluk yang kini bernama Jakarta. Walisanga (kekerabatan Sembilan Wali di Tanah Jawa) menyerahkan masalah ini kepada Sunan Gunung Jati, yang kemudian melakukan gerakan pembebasan Soenda Kalapa dari cengkeraman Portugis, dengan pasukan gabungan Cirebon dan Demak yang dipimpin menantunya, Fatahillah.
 

Masjid Al-Anshor, Pekojan
Jl. TB Angke Gg. Masjid Tambora, Jakarta Barat
 
Terletak di gang sempit, terimpit di antara rumah-rumah pemukiman penduduk, sehingga bentuk masjidnya sudah tak terlihat lagi Tak ada kubah sebagaimana umumnya masjid. Atapnya justru berbentuk prisma segitiga, tersusun dengan genting-genting tua. Ukuran Masjid Al-Anshor kini menyusut menjadi hanya 12 m x 12 m, nyaris menyatu dengan dinding rumah sekitar. Kondisinya -sebagai bangunan cagar budaya- bisa dibilang, amat memprihatinkan. Sisa bangunan yang masih asli hanya diwakili oleh jendela berkisi, pintu, dan palang kayu di atap. Selebihnya, termasuk empat tiang penyangga, sudah diganti. Sebuah ironi, mengingat masjid Al-Anshor didirikan tahun 1648 oleh dan untuk orang Moor, yakni pedagang islam asal Gujarat dan Bengal, yang merupakan cikal-bakal masyarakat keturunan muslim-India di Indonesia.
 

Masjid Al Anwar  
Kampung Rawa Bebek, Kelurahan Angke. Kecamatan Tambora, Jakarta Barat
 
Didirikan oleh seorang saudagar wanita keturunan Tionghoa Muslim dari Tartar yang bersuamikan orang Banten, pada tahun 1761. Masjid Angke hadir dalam perpaduan gaya arsitektur Belanda, Bali, dan Cina. Gaya atau langgam arsitektur Belanda terlihat pada corak jendela mesjid, sedangkan gaya arsitektur Bali terlihat pada bentuk mihrab yang menyerupai pura, dan ukir-ukiran bunga teratai di pintu masjid. Sementara gaya arsitektur Tiongkok terlihat pada tiang dan atap masjid yang memiliki hiasan lampion. Langgam atau gaya arsitektur Jawa juga dapat ditelusuri dari denah bangunan persegi, bentuk atap tumpang, dan sistem struktur sakaguru.
 
 
Masjid Luar Batang
Jl. Luar Batang V No.12, Penjaringan, Jakarta Utara
 
Masjid ini sangat populer dan selalu ramai kebanjiran para peziarah. Di sinilah terdapat makam ulama Al Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Al 'Aydrus yang meninggal pada  24 Juni 1756. Masjid yang diperkirakan berdiri pada 1736 ini diberikan sesuai  julukan Habib Husein, yang beken sebagai Habib Luar Batang.
 

Masjid Cut Meutia
Jalan Cut Meutia Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat
 
Bangunan masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Salah satu keunikannya, mihrab dari masjid ini diletakkan di samping kiri dari saf salat (tidak di tengah seperti lazimnya). Selain itu posisi saf juga terletak miring terhadap bangunan masjidnya sendiri karena bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat. Sebab, masjid ini dulunya adalah bangunan kantor biro arsitek N.V. (Naamloze vennootschap, atau Perseroan terbatas) Bouwploeg, Pieter Adriaan Jacobus Moojen (1879 - 1955) yang membangun wilayah Gondangdia di Menteng.

 
Masjid Al Makmur Cikini
Jalan Raden Saleh No, 30, Jakarta Pusat,
           
Terletak di tepi Ciliwung, masjid yang didirikan tahun 1840 ini didirikan atas andil almarhum Raden Saleh, pelukis Indonesia yang mendunia. Saat itu, Raden Saleh tengah membangun rumah di daerah Cikini, yang sekarang menjadi Rumah Sakit PGI Cikini.


Masjid Jami Al-Mukarromah Kampung Bandan
Jl Lodan Raya, Kampung Bandan
 
Sekilas bangunannya seperti bangunan rumah lama. Uniknya, di samping masjid, terdapat pohon kurma yang selalu berbuah saat Ramadan. Dikenal juga sebagai Masjid Kramat Kampung Bandan, di sini terdapat makam tiga ulama besar, yakni Habib Mohammad Bin Umar Alqudsi, Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi, dan Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri, yang dimakamkan di sekitar tahun 1700-an. (f)


Topic

#HUTJakarta