Travel
Nest, Museum dengan Lintasan Sejarah Nestle

23 Nov 2016


Foto: Dok. Museum Nest

Makan dan makanan adalah kebutuhan  paling dasar dari kehidupan manusia. Industri makanan menjadi salah satu tonggak ekonomi paling penting di dunia. Tidak banyak perusahaan raksasa di industri makanan yang memiliki sejarah  lebih dari satu abad. Nestle adalah salah satunya. Pada Agustus lalu, Nestle Indonesia mengundang femina  mengunjungi kampung Henri Nestle, pendiri perusahaan raksasa makanan ini (urutan ke-66  Fortune Global 500 tahun 2016), di Vevey, Swiss. Acara ini merupakan rangkaian perayaan 150 tahun Nestle di dunia pada tahun ini.

Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Nest yang baru dibuka Juni lalu. Tempat ini merupakan  discovery centre berisi lintasan sejarah Nestle dari awal  didirikan Henri Nestle dan dua bersaudara Charles & George Page  hingga saat ini dan proyeksi di masa depan.  Berdiri di atas lahan sekitar 3 hektare di daerah yang disebut Les Bosquets, atau tepat pada areal  pabrik pertama yang didirikan Henri Nestle pada tahun 1866. Nama Nest terinspirasi dari gambar sarang burung yang ada pada  logo Nestle lama.

Jangan bayangkan museum akan membosankan karena hanya berisi benda-benda mati  penuh debu dari abad lalu. Sama dengan Alimentarium, di museum ini  pengunjung anak-anak maupun dewasa akan dimanjakan dengan perangkat multimedia canggih, alat peraga robotik, dan berbagai instalasi yang menggabungkan  science, teknologi dan seni, bahkan ilusi seperti yang digunakan para pesulap.  

Pembangunan museum  sudah dimulai sejak tahun 2010 dengan menunjuk arsitek  David Lindford dan ahli sejarah Albert Pfiffner. Ini memang proyek jangka panjang yang sulit. “Tantangan terbesar pekerjaan saya adalah  mengelola ego arsitek dan ahli sejarah yang harus berkolaborasi untuk hasil terbaik. Ahli sejarah maunya detail untuk menciptakan  autentisitas, sedangkan  arsitek bekerja dengan ide besar-besar,” ujar Catherine Saurais, Direktur Nest, kepada femina. Sambil berseloroh, wanita yang terlihat sangat energik itu menyebut mereka sebagai diva.

Hasil kerja kedua tim diva itu memang sepadan. Ada empat bagian museum yang akan dilewati pengunjung untuk durasi sekitar 2 jam tanpa jeda.  Areal pertama, Foundation,  berdiri persis di bekas bangunan pabrik Nestle yang pertama. Bangunan  berbentuk kotak ini berwarna terakota, ciri khas  interior  di masa itu. Di sini sejarah Nestle  di awal berdiri dipresentasikan  melalui  permainan ilusi  menggunakan diorama,  video,  fotografi, shadow play, dongeng  dan sebagainya yang sangat realistis dan detail.

Pengunjung digiring dari satu  ruangan ke ruangan lainnya dengan panduan suara yang dramatis  dan melibatkan emosi pengunjung saat menceritakan kehidupan  Swiss di  abad ke-19. Bagaimana Henri Nestle, apoteker imigran dari Jerman itu bekerja di laboratoriumnya dan  akhirnya menemukan  susu formula  Farine Lactee untuk bayi yang tidak bisa menerima ASI dari ibunya karena berbagai sebab (kematian, sakit, ibu kekurangan gizi, dan sebagainya).
Dalam sejarahnya, hingga kini  produk ini  menimbulkan pro dan kontra  karena sebagian masyarakat  menganggap susu formula ini tidak sehat untuk bayi, bisa menyebabkan malnutrisi, dan kematian. Bahkan, pada awal tahun ’70-an, pernah ada  boikot terhadap produk ini. Bagian dari sejarah kurang menyenangkan itu dijelaskan secara gamblang pada bagian kedua museum yang disebut Zeitgeist. Pada intinya,  bagian ini semacam perpustakaan hidup (the living library) yang merekam seluruh perjalanan produk Nestle dalam bentuk  dokumen, audio story,  dan pameran dokumentasi  autentik, seperti kemasan, poster iklan, bintang iklan, dan sebagainya.

Bagian  ini  terasa ikonis karena  begitu banyaknya brand mendunia dan  dikenal dari generasi ke generasi. Kopi instan Nescafe misalnya, ternyata sudah  dipasarkan pada  tahun 1938. Produk perasa masakan Maggi mulai dijual pada   tahun 1947, dan susu kental manis  Milkmaid (Susu Cap Nona) mulai  diproduksi   tahun 1905. Varian  produk yang dimulai ‘hanya’ dari  susu kental manis, susu formula, dan kopi instan kini sudah menjadi ratusan jenis, meliputi   makanan, minuman, air kemasan, confectionery, produk perawatan kulit, produk nutrisi, kesehatan, dan wellness hingga petcare
 Dalam sejarahnya, produk-produk itu diciptakan karena membaca  gaya hidup pasar yang berubah. Sebagai contoh, bermacam produk instan tercipta pada tahun ’50-an, ketika  generasi baby boomer yang relatif punya uang dan modern  membutuhkan segala sesuatu yang  praktis, termasuk untuk urusan dapur.

Topik ‘kering’ seperti rantai produksi, lingkungan, dan nutrisi dipresentasikan dalam bentuk permainan animasi pada bagian ketiga museum yang  disebut Forum. Ini memang jadi semacam ‘forum’ di mana para pengunjung dapat duduk berkeliling di sebuah meja besar dan memainkan pion-pion warna-warni di atasnya untuk mencari tahu informasi  mengenai topik-topik penting tadi melalui audio.  Banyak orang tua mendampingi anak-anaknya di meja ini untuk belajar bersama.

Perusahaan yang bisa melintasi zaman begitu lama pastilah sangat menjunjung tinggi inovasi dan memiliki visi yang jauh ke depan. Di museum ini inovasi dan visi digambarkan dengan bentuk interior modern di sektor Vision, semacam bangunan  mengambang di udara  menyerupai ‘terowongan’ terbuka yang berliku-liku.  Semua bagian hanya berwarna putih. Di dalam bangunan ultramodern ini ada banyak permainan yang unik. Salah satunya permainan ‘nutrisi’  untuk melihat efek  makanan pada tubuh secara langsung. Setelah kita ‘pura-pura’ men-scan tubuh, maka  layar akan menawarkan bermacam jenis untuk dipilih. Animasi akan mendemonstrasikan pengaruh langsung dari  makanan yang kita pilih terhadap tiap organ tubuh kita secara detail.

Bangunan Vision  mengambang di atas  piazza yang menjadi pintu masuk dan keluar dari museum. Di lobi, selain ada kafe Henri (persis dibangun di bekas ruang kerja Henri Nestle), ada toko suvenir yang sungguh ‘membahayakan’, terutama bagi para pencinta barang-barang vintage. (f)

Baca juga:
Rencana Patung Lilin Presiden Joko Widodo di Museum Lilin Madame Tussauds & Kekuatan Nation Branding
Museum Eksentrik Dari Seluruh Dunia
6 Museum Keren Bersejarah di Indonesia

Petty S. Fatimah


Topic

#museum