Travel
Cerita 3 Wanita Tentang Asyiknya Solo Traveling

5 Oct 2018




Ascorlina Windyastuti, Corporate Secretary, Jakarta 
Menghormati Kultur Setempat

 
Sejak SMA saya sudah suka naik gunung. Hampir seluruh gunung tinggi di Pulau Jawa, Gunung Kerinci di Sumatra, dan Gunung Rinjani di Lombok telah saya daki. Hobi ini masih berlanjut hingga sekarang. Sayangnya, tidak banyak wanita yang berminat, jika diajak naik gunung. Kalaupun ada yang tertarik, jadwalnya suka enggak pas. Mau tidak mau akhirnya saya memang harus jalan sendiri.
 
Perjalanan yang cukup berkesan buat saya ketika menjelajah Pakistan seorang diri. Bisa dibilang, ini perjalanan nekat. Belum banyak orang Indonesia yang memilih Pakistan sebagai destinasi liburan, apalagi pergi sendiri. Masalah Pakistan yang banyak diberitakan media, sering terjadi konflik dan pertikaian senjata, mungkin jadi pertimbangan banyak traveler untuk ke sana.
 
Saya sudah sejak lama terpukau pada alam yang indah di Pakistan. Tapi, jujur saja, awalnya saya takut pergi ke sana. Karenanya, saya banyak mencari kenalan orang lokal lewat Facebook sebelum berangkat. Dari merekalah saya mendapatkan banyak support moral dan bahkan menjamin keamanan saya selama di sana. Negara Pakistan memang mewajibkan invitation letter dari orang lokal yang akan menjamin keamanan turis selama di sana.
 
Setelah mendapat teman penjamin dan siap berangkat, ternyata teman saya itu tidak bisa mendampingi karena harus business trip ke Jerman. Alhasil, saya minta dia untuk mencarikan temannya yang bisa menemani saya selama di sana. Di Pakistan, wanita tidak boleh jalan berduaan dengan pria yang bukan muhrimnya. Jadi, teman pria ini harus selalu mengajak teman wanita lain. Kami bertiga selama 10 hari mengeksplorasi Lahore, Islamabad, dan kota-kota lainnya di 3 provinsi. Seru!
 
Ternyata, Pakistan tidak seseram yang diberitakan. Sebelum berangkat saya sudah cari-cari tahu tentang adat kebiasaan di sana lewat teman-teman Facebook saya yang penduduk lokal. Dari mereka, saya tahu bahwa wanita seharusnya berpakaian tertutup dan tidak keluar malam sendirian.
 
Wanita Pakistan juga tidak suka diambil fotonya diam-diam. Mereka bisa marah. Ini juga saya ketahui dari teman-teman saya. Alhasil, saya selalu meminta izin dulu tiap akan mengambil foto seseorang untuk menghormati budaya mereka. Selama perjalanan, saya selalu diantar/didampingi orang lokal, jadi saya lebih relaks. Tidak perlu khawatir tersesat ataupun terbentur kendala bahasa.
 
Negara lain yang pernah saya jelajahi sendiri yaitu Singapura, Malaysia, Nepal, Jepang, dan Tiongkok. Lucunya, saya bisa kembali lagi ke negara yang pernah saya datangi sendiri justru untuk mengantar teman, setelah mereka tertarik mendengar petualangan saya.
 
Saya punya pengalaman spiritual ketika berada di Everest Base Camp. Berada di ketinggian dan dalam kesunyian, saya merasa jadi dekat dengan Sang Pencipta. Saya sempatkan untuk bermeditasi selama 10 menit dan dilanjutkan dengan berdoa. Ini yang saya sukai, jika jalan sendiri. Tidak ada yang mengganggu dan saya juga tak perlu berkompromi ingin berapa lama di suatu tempat atau pergi ke mana saja.
 


Topic

#travel, #solotraveling