
Co-Founder, Hany Gunawan dan Ricky B. Salim. (dok.TN)
Di dalam ASANA Artseum yang luas, terdapat 4 Mains Studio, 11 Mini Studio, dan 5 instalasi. Studio dilengkapi continuos lighting (LED) agar hasil foto maksimal. Artificial lighting ini konsisten, menghasilkan foto yang sama baiknya, malam atau siang.
“Walau cuma berbekal pocket camera atau smartphone, hasilnya bagus banget,” ujar Ricky.

Mini Studio 02 - Ruang Tenun dan Mini Studio 01 - Paon. (dok.TN)
Main Studio 01 - Angkul-Angkul bercerita tentang pintu angkul-angkul khas Bali. Lapisan dinding tipis di belakangnya dipercaya menghalau roh jahat di tengah kepercayaan Hindu. Femina memegang semua benda pajang yang dibuat sebagaimana bahan aslinya, bukan gabus.
Ada pula penampilan paon rakyat Bali di MIni Studio 01. Paon atau pawaregan (dapur) biasanya berdiri terpisah dari rumah karena terdapat banyak kayu bakar. Hangatnya api dipercaya bisa menetralisir aura negatif bagi yang pulang dari perjalanan jauh. Di sini, Anda bisa berpose sambil mengulek cabai atau menumbuk padi.
Ada pula penampilan paon rakyat Bali di MIni Studio 01. Paon atau pawaregan (dapur) biasanya berdiri terpisah dari rumah karena terdapat banyak kayu bakar. Hangatnya api dipercaya bisa menetralisir aura negatif bagi yang pulang dari perjalanan jauh. Di sini, Anda bisa berpose sambil mengulek cabai atau menumbuk padi.

Main Studio 04 - Puri Saren Agung. (dok.TN)
Di Mini Studio 06 – Ruang Ukir Bali, tamu bisa berpose bak seniman kayu Bali. Pahatannya didominasi bunga melati, lotus, manusia, dan binatang hutan. Mas Ubud, Peken Belayu, Marga Tabanan, Guwang, dan Sukawati adalah beberapa wilayah di Bali yang kuat dengan kriya wood carving.
"Interaksi yang bisa dilakukan pengunjung saat berpose menjadikan ASANA Artseum berbeda," ujar perwakilan komunikasi, Kyoko.

Pengunjung dapat berpose seakan tengah melukis. Lukisan dibeli di beberapa tempat di Ubud.
Ricky juga membeli gamelan dan 126 wayang kulit dari pensiunan dalang di Solo. Ia menempatkan benda-benda ini di Main Studio 03 - Wayang Kulit.
Ia sempat berkunjung ke Klungkung demi mendapatkan alat tenun yang otentik. "Saya rencananya akan mendatangkan perajin tenun agar pengunjung bisa merlihat proses pembuatan ndek lebih dekat," ujar Ricky. 'Ndek' adalah kain Bali. Alat tenun juga menghasilkan songket dan grinsing. Grinsing tidak murah karena pengerjaannya memakan waktu 2-5 tahun.

Mini Studio 06 - Ruang Ukir Bali. (dok.TN)
“Kami memang ingin memudahkan sebuah proses foto. Warisan budaya dalam satu tempat, dalam real setup. Tamu bisa meminjam baju Bali dan Jawa agar lebih menjiwai sesi pemotretan dan memaksimalkan storytelling,” ujar Kyoko, perwakilan komunikasi ASANA yang mengenakan busana Jawa di tengah konferensi pers.

Installation 03 - Jendela Bali. (dok.TN)
Rencanya, sebuah app akan didesain sebagai platform informasi kultural tiap studio. App ini juga akan punya beragam filter untuk mood foto yang disuka.
Dengat studio setting yang ditata serius, ASANA Artseum memperkuat kekuatan yang dimiliki GWK sebagai tourist hub berkualitas.(f)
Baca juga:
Udara Jakarta Terburuk Kedua Di Dunia, Ini Cara Memilih Masker yang Tepat
Seni Wayang Kulit, Kuliner, dan Mode, Rayakan 57 Tahun Hotel Indonesia
Trifitria Nuragustina
Topic
#gwkbali, #asanaartseum, #rickyandcophotography