
Foto: Pixabay
Proses pengeringan dalam pembuatan ikan asin yang mengandalkan sinar matahari, akan terhambat saat musim hujan tiba. Karena proses pengeringan yang kurang sempurna, ikan asin jadi mudah busuk. Di sinilah formalin unjuk gigi dalam mencegah pembusukan.
Menurut beberapa sumber, dalam hal efisiensi waktu, pembuatan ikan asin dengan memakai formalin akan memakan waktu lebih cepat. Jika dengan cara normal (digarami dan dijemur) dibutuhkan waktu sekitar 7 hari, dengan diberi formalin, ikan asin bisa dibuat hanya dalam 1 -2 hari saja.
Selain itu, yang juga jadi pertimbangan dalam penggunaan formalin adalah mengurangi kadar penyusutan yang cukup banyak dalam pembuatan ikan asin. Misalnya, seekor ikan segar seberat 100 gram, setelah dijemur hingga kering beratnya menjadi 40 gram, yang artinya menyusut sekitar 60%. Dengan menggunakan formalin, penyusutan bobot maksimal sekitar 35% saja.
Proses pengiriman yang bisa membuat ikan jadi hancur juga menjadi alasan para pembuat ikan asin memilih menggunakan zat 'dewa' ini. Dengan formalin, ikan asin tidak lekas hancur.
Untuk menghindari ikan asin dengan pengawet, pastikan ikan asin yang Anda beli memiliki 7 ciri berikut ini.
1/ Warna daging mendekati warna asli ikan segar, tidak kemerahan atau menjadi pudar.
2/ Adanya bercak-bercak berwarna kemerahan pada permukaan ikan asin bisa jadi indikasi tercemar bakteri. Begitu juga dengan bercak berwarna biru, putih, atau ungu, yang kemungkinan tercemar oleh jamur.
3/ Khusus untuk teri medan, pilih yang tidak terlalu putih, karena biasanya telah diberi zat pemutih agar lebih menarik.
4/ Tekstur daging yang padat kenyal dan tidak mudah sobek pertanda ikan asin yang bagus. Hindari yang berdaging lunak dan mudah hancur. Cara mengetahuinya adalah tekan dengan jari. Jika bekas jari tidak hilang, tandanya ikan tersebut diproses dengan cara yang tidak baik atau menggunakan formalin atau jenis bahan pengawet lain.
4/ Bagian dinding perut masih utuh, tidak hancur seperti menjadi bubur yang berwarna kecokelatan. Begitu juga dengan bagian tulang belakang yang tidak berwarna kemerahan.
5/ Jika membeli ikan asin utuh, pilih yang selaput kornea matanya jernih dan bola mata yang cenderung menonjol. Sebaliknya, bola mata yang tenggelam, berwarna pudar, dan tampak berselaput kuning adalah ciri ikan asin yang tidak baik.
6/ Berbau segar seperti bau laut dan tidak berbau busuk menusuk atau asam. Ikan yang berbau asam mungkin juga dikarenakan adanya pertumbuhan mikroba akibat penggaraman yang tidak merata. Bau tengik pada ikan asin juga bisa jadi karena ikan terlalu lama disimpan, sehingga terjadi oksidasi lemak.
7/ Rasa ikan tidak pahit. Jika pahit, kemungkinan karena penggunaan garam yang tidak murni. (f)
Konsultan:
DR.IR NURI ANDARWULAN, M.SI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN, IPB, BOGOR.
Popy Fitria
Topic
#TipMasak