
Foto: Shutterstock
Keluarga dan pasangan adalah orang terdekat yang paling Anda percaya. Tapi di lain sisi mereka juga bisa menjadi orang yang paling berpotensi membuat jiwa Anda terguncang. Salah satunya lewat perilaku gaslighting. Lantas apa yang dimaksud dengan gaslighting? Seperti apakah tindakan para pelakunya? Dan, apakah dampaknya bagi para korban?
Dikutip dari Verywell Mind, gaslighting adalah bentuk tindakan manipulatif yang sering muncul dalam abusive relationship. Ini juga merupakan salah satu tipe kekerasan emosional, dimana sang pelaku akan berusaha menyesatkan korbannya dengan cara menciptakan narasi dan kenyataan palsu secara bertahap.
Tindakan ini dilakukan dengan halus sehingga korban bahkan tidak sadar kalau ia sedang dimanipulasi. Hingga suatu saat akan sampai pada tahap korban mulai mempertanyakan penilaian, pemikiran, perasaan, dan realitas yang mereka hadapi.
Dr. Robin Stern, psychoanalyst dari Yale Center for Emotional Intelligence, AS, dalam tulisannya di Vox mengatakan kalau istilah gaslighting mulai dikenal berawal film misteri tahun 1944 berjudul Gas Light yang diperankan oleh Ingrid Bergman dan Charles Boyer. Diceritakan, sang suami, Gregory memanipulasi istrinya, Paula sampai dia tidak percaya lagi sama kewarasannya.
Gregory mengisolasi Paula dari keluarga dan teman-temannya, lalu membuat gangguan di rumah dengan menghidupkan gas light (lampu gas) di loteng. Ketika Paula bertanya soal nyala lampu itu, Gregory pura-pura tidak melihat apapun. Dari situlah kata gaslighting muncul sebagai cara membuat korban tidak yakin apakah kejadian itu nyata atau khayalan saja.
Dalam bukunya yang berjudul The Gaslight Effect, Dr. Stern menyebut gaslighting bisa terjadi dalam hubungan keluarga, pertemanan, pekerjaan, hingga pasangan hidup. Motivasi para pelaku ini melakukan gaslighting ini adalah untuk mendapatkan kekuasaan, mengontrol kehidupan korban, dan membuat korban tergantung sama dia hingga tidak mau berpisah.
Dalam kehidupan sehari-hari gaslighting bisa ditunjukkan dalam kalimat-kalimat yang hanya berakhir menimbulkan rasa keragu-raguan hingga rasa bersalah. Seperti "berhenti bersikap dramatis", "Ini bukan salah aku, ini salah kamu, "kamu terlalu emosional", "berhentilah bersikap insecure" dan banyak lainnya.
Perilaku gaslighting memang tidak mudah dideteksi, tapi coba kenali tanda-tanda pelaku gaslighting yang dilansir dari Verywell Mind berikut ini:
1/ Sering Berbohong
Ini adalah hal yang paling umum dilakukan para pelaku. Setiap ada kejadian atau perilaku tidak wajar yang ditemukan korban, para gaslighter pasti akan mengeluarkan sejuta alasan ketika dikonfrontasi. Mereka akan mengeluarkan kebohongan untuk menutupi kesalahan yang mereka buat. Pelaku gaslighting sangat pandai berbohong dan selalu terlihat meyakinkan sehingga korban bingung dan meragukan kebenaran yang dia percayai.
2/ Menyebarkan Gosip
Ketika korban sedang bingung inilah para gaslighter berkesempatan untuk menyebarkan gosip jelek yang berlebihan tentang korban ke orang lain. Mereka akan bilang korban sering bersikap aneh dan sensitif. Mereka menyarankan pada orang lain untuk berhati-hati jika berdekatan dengan korban karena sedang tidak stabil emosinya. Hubungan korban dengan orang lain pun jadi menjauh.
3/ Menganggap Sepele Perasaan dan Pikiran Anda
Saat korban mulai menyampaikan perasaan nggak suka akan tindakannya, gaslighter akan membalas dengan menyepelekan pendapat korban. Kata-kata “sensitif banget, sih”, “nggak usah baper, deh”, hingga “gitu aja kok, marah” adalah senjata utama pelaku gaslighting untuk menutup argument korban. Akhirnya korban jadi merasa kalau perasaan dia memang berlebihan.
4/ Menyangkal Perbuatannya
Meskipun kesalahan dan sikap manipulatifnya sudah sangat jelas terlihat, para gaslighter akan berusaha untuk menyangkalnya. Salah satunya dengan menyalahkan orang lain dan biasanya korbanlah yang paling sering disalahkan. Para gaslighter sangat pintar berkata-kata sehingga korban jadi yakin kalau memang dirinya lah yang bersalah. Apalagi dengan menambah alasan kalau semua tindakannya itu adalah untuk kebaikan korban. Jadi, kalau korban protes, ia dianggap tidak berterima kasih.
Hal yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Gaslighting
Semua perilaku gaslighting ini akan membuat korban menjadi sering merasa bersalah, bingung sama perasaan dan pemikirannya, sering merasa cemas, kepercayaan diri menurun, serta berubah jadi sangat tergantung sama pelaku.Tentunya semua ini berdampak tidak baik bagi korban. Dr. Stern pun menyarankan beberapa langkah ini untuk bisa terlepas dari seorang gaslighter dalam hubungan:
- Mengidentifikasi adanya masalah. Pertama-tama Anda harus sadar dulu kalau ada yang salah dalam hubungan ini. Dari situ, coba cari cara untuk mengatasinya.
- Menyadari kalau ada pertarungan kekuasaan antara Anda dan pasangan. Pasangan itu seharusnya saling mengisi dan mendukung. Jadi, begitu merasa dalam hubungan Anda sering berdebat siapa yang salah dan benar, sebaiknya diskusikan letak permasalahannya.
- Yakinlah kalau perasaan Anda adalah hal yang terpenting. Jadi, biarkanlah perasaan itu keluar dengan bebas. Baik sedih, marah, ataupun bahagia. Begitu ada orang yang melecehkan perasaan Anda, berarti orang tersebutlah yang harus dipertanyakan ketulusannya dalam berhubungan dengan Anda.
- Diskusi dengan orang lain. Ada baiknya Anda mengobrol dengan orang terdekat selain pasangan apabila mulai merasa ada yang salah. Pendapat dari orang luar akan membuat pandangan Anda tentang suatu masalah. (f)
Baca juga:
Jangan Unggah 3 Hal Ini di Medsos Jika Tak Ingin Rumah Tangga Anda Retak
Cinta Saja Tidak Cukup. Ini Hal yang Perlu Anda Persiapkan Sebelum Menikah
Mempertahankan Komitmen di Tengah Konflik Pernikahan
Topic
#gaslighting, #relationship, #konflik, #kesehatanmental