
Foto: Stocksnap.io
Sepintas lalu, sepertinya pria lebih tough saat patah hati. Soalnya, nyaris tak ada air mata, apalagi curhat sana-sini. Mereka tetap saja ketawa-ketiwi bersama teman-temannya, atau paling banter hanya terlihat murung sedikit. Dan, belum lagi sebulan putus, dia sudah menggandeng wanita baru.
Tetapi, apa benar begitu? Menurut psikolog Roslina Verauli, ternyata anggapan itu salah besar! “Yang ada, sih, biasanya kondisi pria justru lebih parah bila patah hati dan jauh lebih lama sembuhnya,” papar Vera.
Penyebabnya, jelas Vera, pria dianggap tak pantas menangis atau curhat untuk melampiaskan kesedihannya. Padahal, aktivitas ini sebetulnya sangat berguna untuk menstabilkan kembali emosi dan akal sehat. Akibatnya, mereka melampiaskan kesedihan dengan cara keluar dengan teman-teman satu geng-nya, berolahraga sampai nyaris semaput, minum-minum sampai mabuk, atau mencari cinta lain sebagai pelarian
Padahal, meski dari luar tindakan-tindakan itu terlihat ‘macho’, masalah yang sesungguhnya tidak terselesaikan. Karena itu, tambah Vera, wanita berisiko lebih besar untuk menjadi korban cinta pelarian pria.
Lantas, bagaimana menguji apakah dia suka betulan atau sekadar pelarian dengan Anda? Menurut Vera, ada beberapa sinyal yang bisa ditangkap bila Anda hanyalah pelarian, antara lain:
1/ Dia punya kecemasan-kecemasan tertentu yang sering kali sulit Anda mengerti alasannya. Mungkin, akibat trauma kegagalannya di masa lalu.
2/ Dia memperlihatkan sikap overprotective atau oversensitive terhadap Anda. Barangkali karena dulu mantan kekasihnya ketahuan berselingkuh.
3/ Dia sering mencetuskan kisah-kisah lamanya dengan sang mantan kekasih tanpa memperhitungkan perasaan Anda.
4/ Dia tidak terlalu berminat memahami Anda lebih dalam, karena baginya, Anda hanya ‘bemper’ luka hatinya. Jadi, kalau Anda merasakan tanda-tanda di atas, dan merasa tidak nyaman karenanya, segera keluar saja dari kehidupannya. (f)
Baca juga:
- 40 Cara Membangun Keintiman dengan Pasangan: Emotional Intimacy (Bagian 1)
- 40 Cara Membangun Keintiman dengan Pasangan: Spiritual Intimacy (Bagian 2)
Topic
#MasalahHubungan