
Foto: dok. Pribadi
Kisah cinta BJ. Habibie dengan Ainun Habibie yang romantis menginspirasi lahirnya sebuah opera. Berjudul Opera Ainun, opera klasik ini akan digelar pada tanggal 15-16 September 2018 mendatang, di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Sebenarnya ini bukan kali pertama Opera Ainun dipertunjukkan. Opera Ainun pertama kali diproduksi pada bulan Agustus 2016 dan telah empat kali dipertunjukkan dalam durasi yang pendek.
Pada Opera Ainun kali ini karakter Habibie akan diperankan Farman Purnama. Ia sudah terlibat sejak awal dan telah menjalani proses pengenalan karakter jauh-jauh hari. “Di setiap pertunjukan durasi pendek, ada sesi-sesi pertemuan dengan eyang Habibie yang memungkinkan saya berinteraksi dengan beliau dan mengamati karakternya,” kata Farman senang.
Penyanyi tenor Indonesia ini mengungkapkan bahwa menjelang pertunjukan pada September mendatang, ia telah mempersiapkan diri secara maksimal. Sejak Juli 2017, Farman menjalani latihan sebanyak 32 kali.
“Sepanjang proses sedari awal, saya memberikan kontribusi pengetahuan saya di bidang pertunjukan opera sebab saya memang berlatar belakang pendidikan di bidang musik klasik, jadi keterlibatan dan persiapan yang saya alami cukup signifikan dan panjang,” ujarnya.
Pria yang pernah tampil dalam Opera Il Ritorno d’Ulisse in Patria karya Monteverdi di Amsterdam, Opera Studio Nederland, 2012 ini mengakui bahwa walau telah 2 tahun terlibat dalam proses produksi Opera Ainun, tatapi ada sedikit kekhawatiran bahwa pemirsa kelak akan menuntutnya bergerak dan bertutur persis seperti Rudy Habibie layaknya dalam film.
“Tuntutan penonton itu sulit sekali dicapai sebab format pertunjukan ini berbeda dengan film.Tapi, saya anggap menjadi bagian dari proses belajar,” katanya. (f)
Pada Opera Ainun kali ini karakter Habibie akan diperankan Farman Purnama. Ia sudah terlibat sejak awal dan telah menjalani proses pengenalan karakter jauh-jauh hari. “Di setiap pertunjukan durasi pendek, ada sesi-sesi pertemuan dengan eyang Habibie yang memungkinkan saya berinteraksi dengan beliau dan mengamati karakternya,” kata Farman senang.
Penyanyi tenor Indonesia ini mengungkapkan bahwa menjelang pertunjukan pada September mendatang, ia telah mempersiapkan diri secara maksimal. Sejak Juli 2017, Farman menjalani latihan sebanyak 32 kali.
“Sepanjang proses sedari awal, saya memberikan kontribusi pengetahuan saya di bidang pertunjukan opera sebab saya memang berlatar belakang pendidikan di bidang musik klasik, jadi keterlibatan dan persiapan yang saya alami cukup signifikan dan panjang,” ujarnya.
Pria yang pernah tampil dalam Opera Il Ritorno d’Ulisse in Patria karya Monteverdi di Amsterdam, Opera Studio Nederland, 2012 ini mengakui bahwa walau telah 2 tahun terlibat dalam proses produksi Opera Ainun, tatapi ada sedikit kekhawatiran bahwa pemirsa kelak akan menuntutnya bergerak dan bertutur persis seperti Rudy Habibie layaknya dalam film.
“Tuntutan penonton itu sulit sekali dicapai sebab format pertunjukan ini berbeda dengan film.Tapi, saya anggap menjadi bagian dari proses belajar,” katanya. (f)
Baca Juga:
Yayasan Orbit Meneruskan Semangat Ainun untuk Mencetak Seribu Habibie Muda
Teater Koma Pentaskan Gemintang, Cerita Cinta Alien dan Manusia
Topic
#operaklasik, #operaainun