Reviews
Rayakan International Women's Day dengan 3 Film Dari Wanita untuk Wanita

9 Mar 2021


Dok. Colombus Picture, Jolie Pas Production & Handprint Entertainment




Tahukah Anda, menurut hasil polling BBC Culture terhadap 368 pakar sinema untuk mencari 100 film berbahasa asing terbaik sepanjang masa pada , diketahui hanya empat dari 100 film yang ternyata disutradarai wanita. Begitu juga dengan polling untuk mencari 100 film komedi terbaik yang hanya ada empat sutradara wanita dan dua sutradara wanita untuk polling 100 film Amerika terbaik.

Representasi wanita yang minim dalam industri perfilman terasa sangat nyata. Hal ini memberikan tantangan yang berat bagi para sineas wanita untuk berkarya di tengah lautan sutradara pria yang mendominasi.
Ada banyak asalan mengapa karya sutradara wanita dianggap tidak sama menariknya dengan film-film besutan sutradara pria. Salah satunya karena peran kritikus film, yang tentu saja kebanyakan adalah pria, yang dianggap bias gender.

Polemik ini pernah juga dibahas di ajang penghargaan film bergengsi seperti Golden Globe Awards. Ajang ini pernah dikritik habis-habisan karena ketidakseimbangan representasi juri wanita dan pria saat memilih film-film terbaik untuk masuk dalam nominasi.

Terlepas dari ‘masih’ minimnya representasi wanita di industri perfilman, rasanya penting untuk mengapresiasi para sineas wanita dalam menghasilkan karya-karya berkualitas yang lebih inklusif.

Masih dalam suasana merayakan Hari Perempuan Sedunia, berikut Femina merekomendasikan tiga film yang disutradarai wanita, tentang wanita-wanita kuat, yang diperuntukkan untuk menginspirasi banyak wanita lainnya.  
 


Dok. Colombus Picture


Little Women (2019)
Disutradarai oleh Greta Gerwig, film Little Women terinspirasi dari novel berjudul serupa karya Louisa May Alcott, yang menceritakan tentang keempat kakak beradik perempuan – Meg, Beth, Amy dan Jo - dengan berbagai impian yang berbeda di era perang sipil. Seperti impian Jo (Saoirse Ronan) yang mengejar ambisinya menjadi seorang penulis atau Meg (Florence Pugh) yang ingin menjadi pelukis.
 

 


Dok. Jolie Pas


First They Killed My Father (2017)
Berperan sebagai sutradara, Angelina Jolie membawa kisah yang kelam dari perspektif seorang gadis kecil. Mengambil latar tahun 1975, film ini menggambarkan kejamnya Kamboja yang dihantui dalam terror dan genosida selama empat tahun, yang mana hamper dua juta orang meninggal. Loung Ung, seorang gadis kecil berusia 7 tahun, dipaksa berlatih sebagai tentara anak, sementara enam saudara kandungnya yang lain dikirim ke kamp kerja paksa selama rezim Khmer Merah.



Dok. Handprint Entertainment


Frida (2002)
Tak ada yang bisa menggambarkan kisah seorang pelukis wanita paling terkenal selain sutradara wanita. Yaitu Julie Taymor yang berperan sebagai sutradara untuk film tentang Frida Kahlo (Salma Hayek). Dalam film ini penonton dibawa ke perjalanan hidup paling penting bagi Frida. Mulai dari kecelakaan mobil tragis yang memicu karier melukisnya, kehidupan emosional tentang dunia percintaannya Bersama sang suami yang terus berselingkuh, hingga caranya menemukan ‘cinta’ yang sesungguhnya melalui seni. (f)



BACA JUGA :
Tangguh! 5 Kisah Wanita dalam Drakor Ini Bisa Jadi Inspirasi
The Apprentice Kembali Hadir Memperebutkan Pekerjaan Senilai US$250.000, Salah Satu Kandidatnya Asal Indonesia
6 Karakter Antagonis Wanita Bikin Emosi di Drama Korea Hits, Selain Kang Su Jin di True Beauty



 



Topic

#IWD, #review, #film, #sutradarawanita