
Pencinta film Maze Runner akhirnya bisa kembali menyaksikan kelanjutan kisah Thomas dan kawan-kawan setelah lebih dari dua tahun. Di film pertama, the Maze Runner (2014) mengisahkan anak-anak muda yang dikurung di labirin mematikan yang dikelilingi tembok beton raksasa, atau dikenal sebagai the glade. Ternyata, mereka adalah subjek eksperimen dari institusi pemerintahan, WCKD, yang sedang meramu obat untuk menghentikan wabah ‘flare’, yang mengubah manusia menjadi makhluk seperti zombie. Sekelompok anak muda ini, yang disebut sebagai gladers, berusaha melarikan diri dari labirin tersebut.
Sedangkan film kedua, Maze Runner: The Scorch Trials (2015) menceritakan tentang para gladers yang melarikan diri setelah ditangkap WCKD. Mereka pun mengetahui kalau diri mereka kebal terhadap virus flare sehingga dijadikan uji coba kejam oleh WCKD. Sayangnya, karena penghianatan salah satu anggota, tidak semua gladers bisa melarikan diri. Ini membuat Thomas (Dylan O’Brien) bertekad untuk menghancurkan WCKD dan membebaskan gladers yang tertangkap.
Rasa penasaran penonton untuk melihat kelanjutan kisah Thomas dan kawan-kawan akhirnya terpenuhi. Mulai hari ini (24 Januari), Maze Runner: the Death Cure, tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Dibanding dua film pendahulunya, Maze Runner: the Death Cure berdurasi lebih panjang, yaitu 142 menit. Meski begitu, Anda tidak akan merasa bosan karena akan merasa menyatu dengan perjuangan gladers di sepanjang film.

Film dibuka dengan adegan Brenda (Rosa Salazar) dan Jorge (Giancarlo Esposito) saat mengejar rangkaian kereta yang mengangkut para gladers menuju WCKD. Tujuannya: adalah membebaskan para gladers, terutama Minho (Ki Hong Lee) yang merupakan teman mereka. Tentunya, sang pemimpin yaitu Thomas juga turut serta dalam misi ini, dibantu oleh Newt (Thomas Brodie-Sangster), Frypen (Dexter Barden), dan juga Vince (Barry Pepper), pemimpin the Right Arm yang menaungi para gladers yang bertahan.
Meski sukses mengangkut satu gerbong kereta yang berisi para gladers, Minho ternyata tidak ada di dalamnya. Oleh karena itulah, Thomas memutuskan untuk pergi ke Last City, kota tempat WCKD menahan Minho untuk menjalankan eksperimen dalam menciptakan formula pemusnah virus flare. Meski ini merupakan misi yang tidak mungkin, karena WCKD mendirikan pertahanan dengan sistem keamanan yang sangat kuat, Thomas beserta Newt, Frypan, Brenda, dan Jorge tidak menyerah. Apalagi, mereka juga dibantu oleh kawan lama, Gally (Will Poulter) yang awalnya mereka kira sudah meninggal dunia. Gally yang dulu dianggap jahat, kini menjadi orang yang paling berambisi menghancurkan WCKD. Mereka pun menjalankan strategi untuk membebaskan Minho dan 28 tahanan lainnya, termasuk dengan memanfaatkan Teresa (Kaya Scodelario), glader yang mengkhianati mereka dan kini bertugas sebagai peneliti di WCKD—meski nyawa menjadi taruhannya.
Maze Runner: the Death Cure menampilkan Last City yang megah, yang ternyata mengambil setting di Cape Town, Afrika Selatan. Di salah satu adegan, yaitu ketika ketika Ava Paige (Patricia Clarkson), peneliti sekaligus konsultan di WCKD, sedang merenungkan eksperimen mereka, Anda akan melihat kecantikan pemandangan kota di malam dari ketinggian. Sedangkan adegan pembuka—proses pengejaran kereta, diambil di Gurun Kalahari yang tidak jauh dari Cape Town. Seperti yang diungkapkan Dylan O’Brien, ini merupakan adegan terkeren baginya karena menandakan dimulainya misi penting para gladers di film pamungkas ini. Sedangkan lab WCKD, dibuat di gudang di bagian luar kota Cape Town—desain dibuat di bulan Desember 2016, namun baru siap untuk dipakai syuting di bulan Maret 2017.

Berbeda dengan film pertama dan kedua, di film terakhir Maze Runner ini memperlihatkan lebih banyak adegan aksi—khususnya tembakan. Maklum, Thomas dan kelompoknya harus melawan sejumlah tentara bersenjata WCKD sehingga mereka pun harus mempersiapkan diri dengan senjata. Ditambah lagi, ada adegan kejar-kejaran antara mobil dan kereta, serta adegan pengangkutan bus di udara hingga bus terbang, yang mungkin akan mengingatkan kita kepada film Speed.
Meski lebih ‘keras’, film ini tetap menunjukkan kisah persahabatan di antara para gladers yang menyentuh hati penonton. Jadi meski hati lelah melihat adegan-adegan menegangkan yang dialami Thomas dan geng, Anda akan tetap terhibur dan puas dengan akhir dari film tersebut. Ajak sahabat—untuk meresapi persahabatan yang diperlihatkan di film, atau pasangan—yang suka film aksi—untuk menontonnya dan bersiaplah mengucapkan selamat tinggal kepada Thomas, Newt, dan Minho yang selama empat tahun ini sudah menemani penggemar film fantasi, khususnya rangkaian film Maze Runner. (f)
Foto: 20th Century FOX
Baca juga:
Terbaru dari Kang Dong-woon, Kim Tae-ri, dan Yeo Jin-goo, Film 1987: When The Day Comes, Tentang Awal Demokrasi di Korea Selatan
Film Wonder, Bullying dan Perjuangan Keluarga dengan Buah Hati yang Terlahir Berbeda
Ferdinand, Film Animasi yang Menggambarkan Persahabatan Indah Antara Banteng dan Manusia
Topic
#filmhollywood, #filmfantasi, #resensifilm