Profile
Uma Hapsari, Wanita Di Balik Brand Amazara yang Menyumbang 200 Sepatu untuk Tenaga Medis

19 Jun 2020



Dok. Instagram @umahapsari



Berawal dari usaha orang tua yang menjual sepatu dan berbisnis di rumah, Uma Hapsari terinspirasi untuk memiliki bisnis sepatu sendiri. Demi memenuhi impiannya tersebut, ia pun mencari-cari perajin lokal yang bisa membuat sepatu dengan kualitas yang baik, walau sebenarnya pada saat itu ia tak punya latar belakang ilmu dalam membuat sepatu.

Pada akhirnya, Uma pun membentuk brand sepatu sendiri bernama Amazara di akhir tahun 2015. Brand Amazara yang diambil dari nama sang putri ini memiliki beberapa produk sepatu, mulai dari flat shoes, sneakers hingga high heels

Tanpa ilmu yang cukup tentang dunia sepatu, diakui Uma di awal perjalanan bisnisnya dengan Amazara, desain brandnya saat itu terbilang tidak baik.

"Tapi pada akhirnya kita dapat feedback dari banyak orang, sehingga akhirnya kini kita bisa buat sepatu yang kita inginkan," ceritanya.

Uma memiliki misi melalui Amazara untuk menghadirkan sebuah produk sepatu dengan desain yang menarik dan berkualitas baik, tapi dengan harga yang masih ramah kantong. 

"Saya ingin menunjukkan bahwa produk lokal itu bisa punya taste yang bagus, tetep stylish, tapi harganya juga nggak selangit. Karena kalau kita lihat, kalau sepatu harganya affordable, dia style-nya rada-rada kurang. Jadi akhirnya kita improve di situ," cerita Uma. 

Lama kelamaan Amazara terus berkembang menjadi sebuah brand sepatu lokal yang kian dikenal masyarakat luas. Selama 3,5 tahun berdiri, diakui Uma perkembangannya sangat cepat, melewati apa yang diekspektasikannya. 

"Awalnya bisa jual hanya 5-10 sepatu sebulan, di tahun ketiga bisa sampai 5.000-6.000 sepatu. Jadi growth-nya really-really fast," ujarnya.

Namun, menurut Uma, karena pertumbuhannya yang terlalu cepat, memberikan tantangannya tersendiri, sehingga membuat Amazara harus vakum selama enam bulan. Selama masa vakum tersebut, Uma dan timnya melakukan evaluasi untuk menemukan nilai-nilai yang dimiliki oleh brandnya, Amazara. 

"Akhirnya, setelah evaluasi, Februari 2020 kemarin kita launching produk baru, Avil Sneaker, yang sambutannya luar biasa," papar Uma lagi. 

Kendati merasa senang karena launching produk terbarunya mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari para penggemar Amazara, namun di satu sisi timbul kegelisahan pada Uma. Pasalnya, saat produk tersebut dirilis adalah awal-awal kepanikan pandemi COVID-19 dimulai. 

"Waduh baru mau mulai lagi tapi udah ada corona. But blessing in disguise, karena saat pandemi banyak orang lebih memerhatikan hape mereka, ini juga waktu yang tepat menarik atensi supaya mereka tahu brand kita," ceritanya.

Memanfaatkan momentum yang ada, Uma bersama Amazara pun menyumbangkan 200 sepatu untuk tenaga medis. Kampanye sosial ini pun membuat nama Amazara semakin dikenal publik.

Walau menantang, kondisi pandemi tak lantas mematikan bisnis Amazara begitu saja. Uma memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk melakukan berbagai aktivitas online yang seru, salah satunya menyelenggarakan sample sale.

"Karena kita terus sibuk, membuat kita tetap relevan dalam bisnis. Efeknya bulan Mei ini omsetnya sudah kembali naik bahkan lebih baik dari sebelumnya," jelas Uma dalam acara talkshow virtual dengan pembahasan Potensi Bisnis Setelah COVID-19 yang disiarkan secara Live di Facebook Page Wanita Wirausaha Femina pada Selasa, 16 Juni 2020. (f)



BACA JUGA :
Kiat Lintang Wuriantari, Co-Founder Matchamu, Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19
Amanda Cole, Co-Founder Sayurbox, Berdayakan Petani Lokal dengan Platform Digital
Nike Kurnia Percayakan Pemasaran Nasi Bagoes Lewat Media Sosial






Topic

#UmaHapsari, #Wanwir