Foto: Dok. Pribadi
Sesungguhnya orang Indonesia sudah memiliki tradisi ngeteh yang kuat sejak zaman dahulu, tapi pertumbuhan bisnis teh dalam negeri masih jauh di bawah perkembangan tren kedai kopi kekinian yang sangat pesat. Meski begitu, Lintang Wuriantari (32) Co-Founder & Chief Tea Executive Officer Matchamu menaruh keyakinan bahwa perlahan tapi pasti gaya hidup ngeteh akan mengejar tren kopi kekinian. Bersama sang suami, Dhiksta Olya yang akrab disapa Diaz, ia membangun bisnis penyedia sekaligus menjadi kurator matcha, bubuk teh hijau asal Jepang, pertama di Indonesia.
Setelah empat tahun bekerja di Singapura sebagai konsultan desain, pada tahun 2011 Lintang harus pulang ke Indonesia untuk mengurus kedua orang tuanya. Momen yang membuat ia mulai memikirkan rencana baru sekembalinya ke Yogyakarta, kota kelahirannya. Pikirannya saat itu adalah membuat sebuah perusahaan design consultancy.
“Selain set-up business design consultancy, waktu itu saya dan suami juga mencari bisnis lain di real sektor (bukan jasa). Cari-cari ide dari popsicle, kentang, kopi, sampai yogurt. Uniknya waktu kami bahas ide bisnis itu, kami selalu singgah di salah satu matcha cafe di Singapura. Alhasil idenya mengerucut, kenapa kita nggak bawa matcha cafe ke Indonesia. Kalau kami saja jatuh cinta sama matcha ini, pasti yang lain akan juga,” cerita Lintang.
Maka ketika kembali ke Indonesia, berbekal penelitian mendalam tentang produk matcha dari berbagai negara seperti Taiwan, Cina, Vietnam, Korea, Thailand, bahkan Indonesia juga, mereka mulai set up bisnis matcha cafe di Yogyakarta pada tahun 2013.
Di awal Matchamu - nama yang ia pilih untuk cafe matcha-nya - itu berdiri, wanita lulusan jurusan Arsitektur, Universitas Gadjah Mada ini mengaku memperlakukan bisnis cafe tersebut sebagai hobi, karena ia dan suami, lebih serius membangun bisnis konsultan desain sesuai background mereka.
“Jadi the plan is no plan. Buat kami, yang penting mulai aja dulu. Kita nggak bikin forecast, marketing plan seperti promo ada kalau lagi pengen, nggak nge-cek kompetitor. Asal cafe buka, ada team-nya, bikin menu yang enak, dan jualan. Nggak ada pemikiran ekspansi juga,” ungkap wanita yang memulai bisnisnya dari dapur sang nenek.
Meski begitu, selama membangun bisnis matcha cafe ini, Lintang tak berhenti mengeksplorasi produk-produk matcha terbaik dan belajar langsung matcha dari asalnya di Jepang. “Saya pergi ke beberapa perkebunan teh, berburu tren matcha untuk kita adapt buat dibawa pulang ke Indonesia,” katanya.
Karena lokasi yang strategis, sebetulnya bisnis Matcha Cafe baik-baik saja. Mahasiswa yang menjadi segmen pasarnya menerima dengan baik produk Matchamu Cafe. Tantangan bisnis datang ketika lokasi cafe harus pindah. Dampaknya, bisnis Matchamu Cafe melambat. Di tengah kondisi tersebut, ia melihat ada peluang matcha sebagai consumer good, melihat ada banyak pelanggan setia Matchamu yang dulu suka datang ke cafe tag instagram Matchamu Cafe dengan foto-foto saat mereka di cafe tersebut.
“Saat itulah kita switching jualan produknya ke B2B, dan ternyata lebih cepat product movement-nya dibanding menjalankan cafe. Lalu kita bikin juga summary penjualannya dan mendapatkan Matcha Latte dan Hojicha Latte sebagai best seller Matchamu. Dari sini kita mulai inisiasi project sachet Matchamu Matcha dan Matchamu Hojicha Latte. Tujuannya, agar bisa dinikmati orang Indonesia secara lebih luas dengan cara masuk ke supermarket dan convenience store,” ungkap Lintang.
Baru tiga bulan memulai jualan retail, tahun 2017 Matchamu ikut dalam kompetisi Food Startup Indonesia yang diinisiasi oleh Bekraf (sekarang Parekraf) dan tak disangka keluar sebagai pemenang. Dari sini, Lintang mengaku mendapatkan banyak bantuan dan ilmu untuk Matchamu siap melangkah ke step selanjutnya.
“Dengan punya ekosistem yang mendukung bisnis UMKM seperti kami ini sangat terbantu, mulai dari akses permodalan, bantuan insentif, pameran nasional sampai internasional, sampai publikasi hingga kita bisa ‘lulus’ untuk menuju ekosistem selanjutnya,” katanya.
Baca Selanjutnya: Bisnis Scale Up
Faunda Liswijayanti
Topic
#bisnis, #wanwir, #profilbisnis, #profil