
Dok. Instagram @kamalaharris
Setelah kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih Amerika Serikat ke-47, kehidupan keduanya pun langsung jadi sorotan. Seperti Kamala yang mendobrak sejarah sebagai Wakil Presiden AS pertama yang merupakan seorang wanita, berkulit hitam, dan seorang anak imigran.
Wanita kelahiran 20 Oktober 1964 ini dinilai sebagai ikon pendobrak sejarah Amerika Serikat yang punya rapor merah terhadap kesetaraan ras dan gender, terlebih lagi di masa kepemimpinan presiden terdahulu, Donald Trump. Banyak warga yang memilih Kamala berharap bahwa mantan jaksa di San Fransisco, jaksa agung di California dan senator AS ini bisa menghadirkan pemerintahan yang mengedepankan keadilan dan kesetaraan di negara yang didapuk-dapuk sebagai pusatnya keberagaman.
Menjadikan Kamala sebagai panutan pemimpin yang mengindahkan kebijakan yang inklusi, nampaknya tak akan jadi omong kosong belaka. Latar belakang keluarga yang menarik tersemat di dirinya bisa jadi modal awal untuk memercayai Kamala bisa mengubah negeri Paman Sam anti diskriminasi pada semua lapisan masyarakatnya.
Pasalnya, Kamala lahir dari ibu keturunan India, Shyamala Gopalan, dan ayah yang berasal dari Jamaika, Donald Harris. Menjadi anak imigran membuatnya memahami bahwa kesetaraan adalah sebuah privilese yang mahal untuk didapat dan membutuhkan pengorbanan. Bahkan, negara yang ia anggap 'rumah' pun tidak selalu bersahabat bagi warna kulit berwarna.
Bibit untuk menjadi 'penegak keadilan' dan pemimpin yang progresif, rupanya juga sudah tertanam dalam benak Kamala sejak anak-anak. Kedua orang tuanya kerap membawa Kamala kecil ke demo-demo yang menuntut hak-hak sipil. Memang, kedua orang tuanya terkenal sebagai mahasiswa aktivis dari Berkeley.
Menariknya lagi, ternyata sang kakek dan nenek, juga merupakan seorang diplomat dan aktivis hak-hak sipil. Sejalan dengan apa yang kerap diperjuangkan orang tuanya di Berkeley.
Dalam sebuah unggahannya di Instagram, Kamala menyampaikan bahwa ketika ia dulu kecil pernah mengunjungi kakeknya di India. Ia kerap mendengarkan perbincangannya tentang pentingnya memperjuangkan demokrasi dan hak-hak sipil.
Selain itu, ia menceritakan jiwa aktivis yang turun dari kedua kakek-neneknya yang sangat fenomenal. Masih dalam sebuah unggahan di akun Instagramnya, ia mengatakan bahwa kakeknya berjuang untuk membela kebabasan hak di India, sementara sang nenek melakukan perjalanan melintasi India dengan pengeras suara di tangan untuk berbicara tentang hak wanita untuk mengakses alat kontrasepsi.
"Semangat dan komitmen mereka untuk meningkatkan masa depan masyarakat (India) membawa saya ke tempat saya saat ini," tulisnya lagi di akun Instagramnya.
Tak heran jika ketika beranjak dewasa, ia begitu menggebu-gebu dan lantang menyampaikan kritik terhadap hal-hal yang ia anggap diskriminatif. Ini juga memotivasinya untuk bisa menegakkan keadilan dan menghadirkan lingkungan yang inklusif bagi siapapun. (f)
BACA JUGA :
Mengenal Kamala Harris, Wakil Presiden Wanita dan Kulit Hitam Pertama Amerika Serikat
Jacinda Ardern : Perdana Menteri Termuda dari Selandia Baru yang Gamblang Mendukung Minoritas
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, Jadi Orang Paling Berpengaruh di Dunia
Topic
#KamalaHarris, #Keluarga, #Profil